Labiaplasti adalah prosedur bedah kosmetik yang bertujuan untuk mengubah ukuran dan bentuk labia minora (bibir vagina bagian dalam) dan/atau labia mayora (bibir vagina bagian luar). Prosedur ini telah menjadi salah satu operasi kosmetik genital yang paling sering dicari, didorong oleh kombinasi faktor fungsional (medis) dan estetika (penampilan). Keputusan untuk menjalani labiaplasti adalah keputusan yang sangat pribadi dan memerlukan pemahaman mendalam tentang anatomi, indikasi, berbagai teknik bedah yang tersedia, serta ekspektasi realistis terkait proses pemulihan.
Secara harfiah, labiaplasti berarti 'pembentukan labia'. Prosedur ini tidak hanya terbatas pada pengurangan ukuran, tetapi juga dapat melibatkan penambahan volume atau perbaikan asimetri. Meskipun topik ini sering dianggap tabu, diskusi terbuka mengenai kesehatan dan kenyamanan genital sangat penting. Penting untuk membedakan antara variasi alami anatomi genital wanita dengan kondisi yang memerlukan intervensi bedah.
Tujuan utama dari labiaplasti bervariasi. Bagi sebagian besar pasien, ini adalah upaya untuk mengurangi ketidaknyamanan fisik yang disebabkan oleh labia minora yang terlalu besar atau menonjol (hipertrofi labia), yang dapat menyebabkan iritasi, rasa sakit saat berolahraga, atau kesulitan dalam kebersihan. Bagi yang lain, motivasinya murni estetika, ingin mencapai penampilan yang lebih simetris atau 'tersembunyi', sesuai dengan norma yang mereka anggap ideal.
Indikasi fungsional mencakup masalah kesehatan yang nyata, seperti: nyeri kronis saat bersepeda, gesekan saat mengenakan pakaian ketat, infeksi jamur berulang akibat kelembaban yang terperangkap, atau rasa sakit selama hubungan seksual (dispareunia). Indikasi estetika seringkali didorong oleh citra diri, rasa malu (shame), atau persepsi bahwa penampilan mereka 'tidak normal'. Seorang dokter bedah yang etis akan selalu mempertimbangkan kedua aspek ini, namun prioritas utama harus selalu pada keselamatan dan peningkatan kualitas hidup fungsional pasien.
Pemahaman yang kuat tentang anatomi vulva sangat krusial. Labia minora adalah lipatan kulit yang halus dan tanpa lemak yang membingkai lubang vagina dan uretra. Labia mayora adalah lipatan kulit yang lebih tebal dan berlemak, sering ditutupi rambut pubis, yang berfungsi sebagai bantal pelindung luar. Hipertrofi labia minora adalah kondisi ketika bibir dalam memanjang melebihi bibir luar. Hal ini umum terjadi dan seringkali merupakan variasi normal. Namun, jika perpanjangan ini menyebabkan gejala, labiaplasti dipertimbangkan.
Setiap prosedur labiaplasti harus mempertimbangkan hubungan erat antara labia minora dan tudung klitoris (clitoral hood). Pengurangan labia yang terlalu agresif tanpa penyesuaian pada tudung klitoris dapat menyebabkan ketidakseimbangan visual dan, yang lebih penting, mengganggu sensasi atau menyebabkan ketidaknyamanan. Prosedur yang menggabungkan pengurangan labia dan penyesuaian tudung klitoris sering disebut sebagai Hood Reduction atau Clitoral Hoodoplasty, dan sering dilakukan bersamaan dengan labiaplasti.
Meskipun labiaplasti sering dikategorikan sebagai bedah kosmetik, terdapat banyak kasus di mana intervensi bedah memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, terutama dalam mengatasi rasa sakit kronis dan peningkatan kualitas hidup psikologis.
Faktor fisik adalah alasan utama yang paling sah secara medis untuk menjalani labiaplasti. Ketika ukuran atau bentuk labia menyebabkan hambatan nyata dalam aktivitas sehari-hari, operasi menjadi solusi yang efektif. Kasus-kasus ini membutuhkan dokumentasi gejala yang konsisten dan kegagalan upaya konservatif (seperti perubahan pakaian atau pelumas) sebelum operasi disarankan.
Aspek psikologis dari labiaplasti tidak boleh diabaikan. Bagi banyak wanita, merasa tidak nyaman atau malu dengan penampilan genital mereka dapat memiliki dampak luas pada kesehatan mental, hubungan intim, dan citra diri secara keseluruhan. Meskipun standar kecantikan vulva seringkali tidak realistis dan dipengaruhi oleh media (terutama pornografi), perasaan malu yang dialami pasien adalah nyata dan valid.
Disforia genital, dalam konteks ini, merujuk pada ketidakpuasan mendalam terhadap penampilan genital. Perasaan ini dapat menyebabkan penghindaran keintiman, kecemasan di ruang ganti atau gym, dan penurunan harga diri. Labiaplasti dapat menjadi intervensi yang mengubah hidup bagi mereka yang menderita akibat penderitaan psikologis yang parah terkait penampilan labia mereka. Kepuasan pasien seringkali tinggi dalam kasus di mana masalah psikologis ini berhasil diatasi melalui prosedur yang aman dan hasil yang sesuai harapan.
Langkah paling penting dalam perjalanan labiaplasti adalah konsultasi awal. Ini adalah saat dokter bedah mengevaluasi kelayakan pasien, memahami motivasi mereka, dan menetapkan ekspektasi yang realistis. Proses ini harus komprehensif, etis, dan memakan waktu yang cukup.
Dokter bedah harus melakukan pemeriksaan fisik yang cermat untuk mengukur labia, menilai tingkat hipertrofi, dan memastikan tidak ada kontraindikasi medis. Lebih dari itu, dokter perlu menyelami motivasi pasien. Apakah keinginan mereka didorong oleh tekanan eksternal, ataukah itu adalah keputusan yang mandiri dan dipikirkan matang?
Pasien sering datang dengan gambar atau ide tertentu tentang bentuk ideal. Dokter bedah harus menjelaskan bahwa tujuan utama adalah fungsionalitas dan penampilan alami, bukan kesempurnaan atau penampilan yang identik dengan gambar yang dilihat di internet. Diskusi harus mencakup potensi asimetri pasca-operasi yang mungkin tetap ada atau komplikasi ringan yang wajar, seperti pembengkakan yang berkepanjangan.
Ada dua teknik utama yang digunakan dalam labiaplasti, masing-masing dengan kelebihan, kekurangan, dan indikasi spesifik. Pilihan teknik sangat tergantung pada anatomi pasien, tingkat hipertrofi, dan preferensi dokter bedah.
Teknik Trim adalah metode yang paling sederhana dan paling umum. Ini melibatkan pemotongan langsung pada tepi luar labia minora yang berlebihan, menghilangkan kulit dan jaringan berpigmen yang menonjol. Sisa jaringan kemudian dijahit kembali, menghasilkan garis jahitan linier sepanjang tepi labia.
Teknik Wedge melibatkan pengangkatan potongan jaringan berbentuk "V" atau baji dari bagian tengah labia minora. Tepi-tepi luka kemudian disatukan, mempertahankan tepi labia minora alami. Tepi labia yang berpigmen dan mengandung banyak ujung saraf dipertahankan, dan bekas luka disembunyikan di lipatan labia.
Teknik Wedge dianggap lebih kompleks dan memerlukan presisi yang lebih tinggi, namun sering menghasilkan tampilan yang lebih alami dan mempertahankan fungsi sensorik yang lebih baik. Namun, ada risiko komplikasi penyembuhan luka di persimpangan "V" tersebut.
Dalam banyak kasus, kombinasi teknik digunakan (misalnya, modifikasi Trim atau Wedge). Selain itu, seringkali dibutuhkan Hoodoplasty (pengurangan tudung klitoris) secara simultan. Jika tudung klitoris terlalu besar atau longgar, prosedur pengurangan dilakukan untuk memastikan bahwa keseluruhan vulva terlihat proporsional dan harmonis setelah labiaplasti. Kegagalan untuk mengatasi tudung klitoris dapat mengakibatkan penampilan yang 'tidak seimbang' meskipun labia minora telah berhasil dikecilkan.
Persiapan yang cermat sangat penting untuk meminimalkan risiko dan memastikan pemulihan yang optimal. Pasien harus mengikuti semua instruksi pra-operasi dengan ketat.
Pasien biasanya diminta untuk berhenti merokok minimal empat hingga enam minggu sebelum operasi, karena merokok secara drastis meningkatkan risiko infeksi, nekrosis, dan keterlambatan penyembuhan. Obat pengencer darah, seperti aspirin, ibuprofen, dan suplemen herbal tertentu (terutama yang mengandung Vitamin E dan minyak ikan), harus dihentikan setidaknya dua minggu sebelumnya.
Kebersihan area bedah sangat ditekankan. Pasien mungkin diminta menggunakan sabun antiseptik khusus selama beberapa hari sebelum prosedur. Di hari operasi, area tersebut harus dicukur atau dipangkas rapi sesuai instruksi dokter, meskipun beberapa dokter bedah lebih memilih untuk mencukur sendiri di ruang operasi untuk meminimalkan risiko luka kecil.
Labiaplasti umumnya merupakan prosedur rawat jalan. Pilihan anestesi tergantung pada kompleksitas kasus dan preferensi pasien dan dokter.
Pemulihan dari labiaplasti membutuhkan kesabaran dan kepatuhan ketat terhadap protokol perawatan. Area genital sangat vaskular (banyak pembuluh darah) dan rentan terhadap pembengkakan. Manajemen pembengkakan dan rasa sakit adalah kunci menuju hasil yang sukses.
Ini adalah fase paling kritis, ditandai dengan pembengkakan maksimum dan potensi perdarahan ringan. Pasien harus benar-benar beristirahat dan membatasi pergerakan.
Penggunaan kompres dingin adalah yang paling vital. Kompres dingin (es yang dibungkus kain tipis) harus diterapkan secara intermiten (20 menit menyala, 20 menit mati) selama 48 jam pertama. Hal ini membantu menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi edema (penumpukan cairan). Obat pereda nyeri yang diresepkan harus diminum sesuai jadwal, biasanya kombinasi obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) dan pereda nyeri narkotika ringan.
Setelah prosedur, jahitan yang digunakan biasanya adalah jahitan yang dapat diserap, sehingga tidak perlu dilepas. Pasien harus menjaga area tetap kering dan bersih. Mandi di bak mandi harus dihindari, tetapi membersihkan dengan air hangat (misalnya menggunakan botol perinea atau shower) setelah buang air kecil sangat disarankan untuk mencegah infeksi dan iritasi dari urin. Penggunaan celana dalam yang longgar atau gaun longgar sangat dianjurkan untuk menghindari gesekan.
Pembengkakan mulai berkurang, tetapi masih signifikan. Rasa sakit berkurang drastis, tetapi pasien masih merasakan ketidaknyamanan. Pasien mulai dapat kembali ke pekerjaan ringan yang tidak membutuhkan aktivitas fisik berat.
Selama minggu pertama dan kedua, semua aktivitas yang meningkatkan tekanan di panggul, seperti mengangkat beban berat, jongkok, atau berdiri dalam waktu lama, harus dihindari. Berjalan kaki ringan dapat dilakukan, tetapi tidak ada olahraga berat. Aktivitas seksual (termasuk masturbasi) dilarang keras untuk menghindari robekan jahitan dan pembengkakan ulang.
Pasien mungkin melihat jahitan mulai larut atau 'jatuh' sekitar hari ke-7 hingga ke-14. Ini adalah bagian normal dari proses penyembuhan. Sedikit pendarahan ringan, rasa gatal, dan benjolan kecil di sepanjang garis jahitan adalah hal yang umum dan biasanya membaik seiring waktu. Jika terjadi peningkatan kemerahan, demam, atau keluarnya cairan berbau, pasien harus segera menghubungi dokter—ini bisa menjadi tanda infeksi yang memerlukan penanganan antibiotik segera.
Pada fase ini, mayoritas pembengkakan telah mereda (sekitar 70-80%). Pasien dapat kembali ke sebagian besar aktivitas normal mereka.
Meskipun labiaplasti sering dianggap "cepat sembuh," hasil akhir (maturasi bekas luka dan pengurangan pembengkakan yang tersisa) membutuhkan waktu berbulan-bulan. Bekas luka yang awalnya berwarna merah muda atau sedikit keras akan melembut dan memudar. Pasien tidak boleh menilai hasil akhir kurang dari tiga hingga enam bulan pasca-operasi.
Seperti halnya prosedur bedah lainnya, labiaplasti memiliki serangkaian risiko dan potensi komplikasi. Komunikasi terbuka mengenai risiko ini adalah bagian dari persetujuan yang diinformasikan (informed consent).
Infeksi dapat terjadi jika kebersihan pasca-operasi tidak dijaga. Dehiscence (terbukanya jahitan) dapat terjadi karena ketegangan atau trauma dini. Jika jahitan terbuka, dokter bedah mungkin perlu melakukan penjahitan sekunder atau membiarkan luka sembuh secara alami (penyembuhan sekunder), yang dapat memakan waktu lebih lama dan mempengaruhi hasil estetika.
Potensi risiko terpenting, terutama pada Teknik Trim, adalah perubahan sensasi. Beberapa pasien melaporkan mati rasa (hiposensitivitas) yang bersifat sementara, meskipun ini jarang permanen. Sebaliknya, beberapa mengalami peningkatan sensitivitas atau nyeri saraf (neuroma) di area bekas luka, yang dapat menjadi tantangan untuk diobati.
Hiperkoreksi: Pengurangan labia yang terlalu banyak, meninggalkan penampilan yang 'tertarik' atau terlalu kencang. Ini adalah komplikasi yang paling sulit diperbaiki dan memerlukan bedah revisi yang rumit, terkadang dengan penggunaan cangkok kulit. Hipokoreksi: Pengurangan yang tidak cukup, di mana labia masih menonjol dan tidak mencapai tujuan pasien, memerlukan operasi revisi lebih lanjut.
Keselamatan dan keberhasilan hasil labiaplasti sangat bergantung pada kualifikasi dan pengalaman dokter bedah yang melakukan prosedur.
Pasien harus mencari dokter bedah plastik bersertifikat atau ginekolog yang memiliki pelatihan dan pengalaman khusus dalam bedah kosmetik genital. Labiaplasti bukan prosedur standar yang diajarkan dalam semua program pelatihan bedah; oleh karena itu, pengalaman spesifik dalam teknik Wedge dan Trim sangat penting.
Selama konsultasi, pasien harus mengajukan pertanyaan terperinci untuk mengukur keahlian dokter bedah:
Labiaplasti adalah prosedur yang sering menjadi subjek perdebatan etika, terutama karena meningkatnya permintaan yang didorong oleh standar estetika yang tidak realistis.
Penting bagi profesional medis untuk mendidik pasien bahwa vulva hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Variasi adalah norma. Bedah harus disarankan ketika variasi anatomi menyebabkan rasa sakit fungsional yang signifikan, bukan hanya karena ketidakpuasan estetika berdasarkan perbandingan yang tidak adil. Batasan etika terletak pada penolakan untuk mengoperasi pasien yang hanya mencari bentuk 'desainer' yang tidak alami atau mereka yang menunjukkan tanda-tanda dismorfia tubuh.
Peningkatan permintaan untuk labiaplasti sering dikaitkan dengan paparan media visual yang mendistorsi gambaran vulva normal. Mayoritas gambar yang dilihat di media cenderung menampilkan labia minora yang hampir tidak terlihat, yang secara statistik bukanlah gambaran anatomi umum. Dokter bedah memiliki tanggung jawab untuk mengklarifikasi perbedaan antara representasi media dan anatomi sehat yang nyata.
Biaya labiaplasti sangat bervariasi tergantung lokasi geografis, reputasi dokter bedah, dan jenis anestesi yang digunakan. Faktor asuransi adalah isu yang kompleks.
Jika labiaplasti dilakukan murni untuk alasan estetika, hampir selalu dianggap prosedur kosmetik elektif dan tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan. Biaya mencakup honor dokter bedah, biaya fasilitas, dan biaya anestesi.
Jika prosedur didokumentasikan secara ketat sebagai perbaikan fungsional (misalnya, untuk mengatasi nyeri kronis saat berolahraga atau iritasi berulang yang diverifikasi), beberapa perusahaan asuransi mungkin memberikan liputan. Untuk mendapatkan persetujuan asuransi, biasanya diperlukan dokumentasi yang ekstensif, termasuk foto medis, surat dari dokter yang menjelaskan kegagalan pengobatan konservatif, dan pengukuran aktual labia minora (seringkali lebih dari 4-5 cm ketika ditarik sedikit).
Meskipun prosedur awal sering berhasil, kebutuhan akan bedah revisi dapat muncul karena komplikasi atau hasil yang tidak memuaskan. Bedah revisi Labiaplasti adalah prosedur yang sangat kompleks.
Salah satu komplikasi yang paling menantang untuk diperbaiki adalah hiperkoreksi, di mana terlalu banyak jaringan labia yang dihilangkan. Perbaikan dapat melibatkan:
Asimetri yang signifikan biasanya diperbaiki dengan menghilangkan sedikit jaringan tambahan dari sisi yang lebih besar, atau dengan penambahan volume pada sisi yang lebih kecil (misalnya, dengan transfer lemak autologus - transfer lemak pasien sendiri). Deformitas tepi atau 'dog ears' (penumpukan kecil jaringan di ujung jahitan) seringkali dapat diperbaiki melalui prosedur minor di bawah anestesi lokal.
Meskipun labiaplasti minora adalah yang paling umum, banyak prosedur estetika genital modern melibatkan modifikasi labia mayora dan mons pubis. Transfer lemak adalah teknik utama yang digunakan untuk menambah volume.
Seiring bertambahnya usia, labia mayora (bibir luar) dapat kehilangan lemak dan terlihat cekung atau keriput. Ini dapat menyebabkan rasa sakit karena hilangnya bantalan pelindung. Transfer lemak, di mana lemak diekstraksi dari perut atau paha pasien dan disuntikkan ke labia mayora, dapat mengembalikan volume dan kekenyalan, memberikan tampilan yang lebih muda dan mengurangi iritasi.
Mons pubis (gundukan di atas vulva) kadang-kadang menonjol secara berlebihan, terutama setelah penurunan berat badan yang signifikan. Jika gundukan ini terlalu menonjol, terutama saat mengenakan pakaian ketat, prosedur yang disebut Monsplasty dapat dilakukan. Ini biasanya melibatkan liposuction (sedot lemak) di area mons untuk mengurangi volume, dan dalam kasus yang parah, eksisi kulit untuk mengencangkan area tersebut.
Untuk membantu pasien dan profesional membuat keputusan yang tepat, penting untuk memahami perbandingan detail antara dua teknik utama labiaplasti. Setiap teknik menawarkan profil risiko dan manfaat yang berbeda.
| Fitur | Teknik Trim (Reseksi Linear) | Teknik Wedge (Reseksi Baji) |
|---|---|---|
| Tampilan Pasca-Operasi | Lebih ramping, tetapi kehilangan pigmen alami di tepi; bekas luka linier terlihat. | Lebih alami, mempertahankan pigmen tepi dan lipatan alami; bekas luka tersembunyi. |
| Pelestarian Sensasi | Sensasi tepi dapat berkurang karena pengangkatan ujung saraf terminal. | Sensasi biasanya lebih terjaga karena tepi saraf utama dipertahankan. |
| Kompleksitas Bedah | Rendah hingga Sedang. Lebih cepat. | Sedang hingga Tinggi. Membutuhkan perencanaan yang presisi. |
| Indikasi Terbaik | Labia panjang dan tipis, serta kasus di mana pigmen tepi ingin dihilangkan. | Labia yang tebal di bagian tengah, dan pasien yang memprioritaskan penampilan alami. |
| Risiko Necrosis | Rendah. | Sedikit lebih tinggi di ujung baji jika terdapat ketegangan jaringan. |
Pengurangan labia pada pasien yang belum dewasa secara seksual atau psikologis adalah subjek yang membutuhkan kehati-hatian etika dan klinis yang ekstrem.
Mayoritas dokter bedah merekomendasikan penundaan labiaplasti sampai pasien mencapai usia 18 tahun, atau setidaknya hingga mereka menyelesaikan pubertas. Labia terus berkembang dan berubah selama masa remaja, dan intervensi yang terlalu dini dapat mengakibatkan hasil yang berubah seiring pertumbuhan atau memerlukan revisi di kemudian hari.
Motivasi pada remaja seringkali didorong oleh tekanan kelompok sebaya atau ketidakpahaman tentang variasi anatomi normal. Konsultasi pada remaja harus melibatkan orang tua atau wali, dan evaluasi psikologis independen sangat disarankan untuk memastikan bahwa keputusan tersebut dibuat atas dasar otonomi dan pemahaman, bukan paksaan atau dismorfia yang belum terdiagnosis.
Tingkat keberhasilan labiaplasti sangat bergantung pada pencegahan dan penanganan dini komplikasi. Pasien harus dididik secara intensif tentang bagaimana mengenali dan merespons tanda-tanda masalah.
Meskipun pembengkakan akut mereda cepat, beberapa pasien mengalami edema yang menetap hingga beberapa bulan. Manajemen meliputi:
Bekas luka yang tebal atau nyeri (hipertrofik) dapat mengganggu. Perawatan bekas luka harus dimulai segera setelah luka benar-benar tertutup (sekitar minggu ke-3 atau ke-4):
Salah satu kekhawatiran terbesar pasien adalah bagaimana labiaplasti akan memengaruhi fungsi dan kepuasan seksual mereka. Penelitian menunjukkan bahwa hasil yang sukses sering kali meningkatkan fungsi seksual dan kepercayaan diri.
Bagi pasien yang mengalami dispareunia (nyeri saat berhubungan) atau gesekan labia yang mengganggu saat aktivitas seksual, labiaplasti dapat secara dramatis menghilangkan hambatan fisik ini. Dengan berkurangnya rasa sakit dan iritasi, pengalaman seksual sering menjadi lebih menyenangkan.
Peningkatan kepercayaan diri adalah manfaat yang signifikan. Wanita yang sebelumnya merasa malu atau terhambat oleh penampilan labia mereka sering melaporkan rasa nyaman yang lebih besar dalam keintiman. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada sensasi dan koneksi, daripada pada kekhawatiran tentang penampilan. Penelitian umumnya menunjukkan peningkatan pada skor kepuasan seksual setelah labiaplasti yang berhasil.
Meskipun labiaplasti bedah adalah standar emas untuk pengurangan ukuran yang signifikan, ada prosedur non-bedah yang bertujuan untuk peremajaan vulvovaginal, meskipun hasilnya tidak sebanding dalam hal pengurangan jaringan.
Teknologi laser (CO2) dan frekuensi radio (RF) non-invasif telah digunakan untuk mengencangkan labia mayora dan mengencangkan jaringan internal vagina (vaginoplasty non-bedah). Prosedur ini bekerja dengan memanaskan jaringan untuk merangsang produksi kolagen.
Filler dermal, seperti asam hialuronat, dapat disuntikkan ke labia mayora untuk menambah volume, memberikan tampilan yang lebih penuh. Ini adalah alternatif cepat bagi pasien yang ingin mengatasi deflasi labia mayora tanpa transfer lemak, meskipun hasilnya bersifat sementara dan memerlukan pemeliharaan.
Dokumentasi pra- dan pasca-operasi adalah bagian penting dari proses labiaplasti, baik untuk perencanaan bedah maupun untuk evaluasi hasil.
Foto diambil dari berbagai sudut, termasuk dalam posisi litotomi (berbaring telentang dengan kaki terangkat) dan posisi berdiri. Foto-foto ini tidak hanya membantu dokter bedah merencanakan secara tepat berapa banyak jaringan yang harus dihilangkan untuk mencapai simetri, tetapi juga menjadi catatan penting untuk perbandingan pasca-operasi. Semua foto medis harus ditangani dengan kerahasiaan tertinggi.
Selain foto, pengukuran labia minora (panjang, tebal) dan tudung klitoris harus dicatat. Pengukuran objektif ini sangat penting jika pasien berupaya mendapatkan persetujuan asuransi, karena asuransi seringkali memerlukan bukti klinis yang jelas tentang hipertrofi yang signifikan melebihi ambang batas tertentu (misalnya, labia yang menonjol lebih dari 3 cm di bawah labia mayora saat istirahat).
Meskipun permintaan labiaplasti modern sering dikaitkan dengan tren estetika abad ke-21, prosedur ini memiliki akar yang lebih tua dalam bedah rekonstruksi dan ginekologi.
Intervensi bedah pada labia dan vulva awalnya dilakukan untuk mengatasi cedera, trauma persalinan, atau kelainan bawaan. Namun, konsep operasi kosmetik genital mulai berkembang secara sporadis di pertengahan abad ke-20, seringkali dilakukan oleh ginekolog.
Baru pada tahun 1990-an dan 2000-an, dengan peningkatan popularitas bedah kosmetik secara umum dan penyebaran informasi (dan misinformasi) melalui internet, labiaplasti menjadi prosedur yang diakui dan dicari. Perkembangan teknik bedah, terutama popularitas teknik Wedge di kalangan dokter bedah plastik, membantu meningkatkan hasil estetika dan meminimalkan komplikasi dibandingkan dengan teknik awal yang mungkin terlalu agresif.
Labiaplasti adalah prosedur yang aman dan efektif bila dilakukan oleh dokter bedah yang berkualitas dan berpengalaman. Prosedur ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup, baik secara fungsional (menghilangkan rasa sakit) maupun psikologis (meningkatkan citra diri).
Dengan perencanaan yang cermat, komunikasi yang terbuka dengan tim medis, dan kepatuhan yang ketat terhadap instruksi pasca-operasi, labiaplasti dapat menjadi solusi transformatif bagi wanita yang mengalami penderitaan akibat hipertrofi labia.