Kopassus: Pasukan Khusus Kebanggaan Indonesia

Mendedikasikan diri untuk kedaulatan, keamanan, dan kehormatan bangsa.

Di tengah riuhnya dinamika geopolitik global dan tantangan keamanan domestik yang tak berkesudahan, keberadaan pasukan khusus menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap negara berdaulat. Di Indonesia, entitas yang tak hanya menjadi tulang punggung pertahanan negara tetapi juga simbol keberanian dan profesionalisme militer adalah Komando Pasukan Khusus atau yang lebih dikenal dengan singkatan Kopassus. Kopassus bukan sekadar unit militer biasa; ia adalah manifestasi dari disiplin baja, semangat pantang menyerah, dan dedikasi total terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak kelahirannya dari kancah perjuangan kemerdekaan, Kopassus telah menorehkan tinta emas dalam sejarah bangsa, terlibat dalam berbagai operasi krusial yang mengukuhkan kedaulatan dan menjaga stabilitas keamanan.

Nama Kopassus sendiri telah menjadi sinonim dengan elit, terpilih, dan sanggup menuntaskan misi-misi paling berbahaya. Dari hutan belantara yang pekat, medan pegunungan yang terjal, hingga perairan laut yang bergelora, bahkan di tengah hiruk pikuk perkotaan, prajurit Kopassus dilatih untuk beradaptasi, berinovasi, dan mengungguli setiap tantangan. Mereka adalah para individu pilihan yang menjalani proses seleksi super ketat dan pelatihan yang brutal, membentuk mental dan fisik yang tak tertandingi. Keberadaan mereka bukan hanya untuk menghadapi musuh yang nyata, tetapi juga untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan ideologi negara dari segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.

Artikel ini akan mengupas tuntas seluk beluk Kopassus, dari akar sejarahnya yang panjang dan berliku, evolusi struktur organisasinya, detail proses seleksi dan pelatihan yang melegenda, spektrum misi dan peran yang diemban, hingga peralatan canggih yang mendukung setiap operasi. Kita juga akan menilik beberapa operasi penting yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi Kopassus, serta nilai-nilai luhur yang menjadi landasan setiap prajurit baret merah. Lebih jauh lagi, kita akan melihat bagaimana Kopassus dipandang oleh masyarakat dan dunia internasional, serta tantangan dan prospek di masa depan. Dengan memahami Kopassus secara komprehensif, kita tidak hanya mengapresiasi kehebatan militer, tetapi juga menjiwai semangat pengabdian tanpa batas untuk ibu pertiwi.

Logo Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Representasi logo Kopassus dengan siluet komando dan motto Tribuana Chandraca Satya Dharma. Tribuana Chandraca Satya Dharma
Logo Kopassus, melambangkan keunggulan dan kesetiaan terhadap tiga mandala.

Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Kopassus

Sejarah Kopassus adalah cerminan dari dinamika perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Akar-akarnya dapat ditelusuri kembali ke masa-masa sulit pasca proklamasi kemerdekaan, ketika Indonesia dihadapkan pada berbagai ancaman baik dari luar maupun dalam negeri. Kebutuhan akan pasukan yang memiliki kemampuan khusus untuk mengatasi situasi genting menjadi sangat mendesak, terutama setelah pengalaman pahit dalam menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat yang menunjukkan bahwa pasukan reguler mengalami kesulitan di medan operasi yang kompleks.

Cikal Bakal: RPKAD dan PGT

Cikal bakal Kopassus bermula dari pembentukan Kesatuan Komando Tentara Territorium III (TT III) Siliwangi pada pertengahan abad ke-20. Kesatuan ini, di bawah kepemimpinan Letkol Slamet Riyadi, bertugas mengatasi aksi-aksi gerilya dan pemberontakan. Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi, unit ini terus berbenah dan berevolusi. Kemudian, pada awal dekade 1950-an, tepatnya setelah agresi militer Belanda berakhir, dibentuklah Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tanggal 16 April 1952. Tanggal ini kemudian diabadikan sebagai hari lahir Kopassus. Pendirian KKAD diprakarsai oleh Kolonel AE Kawilarang, seorang perwira yang visioner, dengan ide pembentukan pasukan khusus yang memiliki mobilitas tinggi dan kemampuan tempur di atas rata-rata.

KKAD kemudian berganti nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada pertengahan dekade 1950-an. Di bawah RPKAD inilah tradisi pendidikan dan pelatihan pasukan khusus Indonesia mulai dibentuk secara sistematis. RPKAD dikenal dengan disiplin yang keras, latihan yang brutal, dan kemampuan para prajuritnya dalam operasi lintas udara (para komando) yang menjadi ciri khas mereka. Pada periode ini, RPKAD banyak terlibat dalam berbagai operasi militer penting, termasuk penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta dan Dwikora.

Selain RPKAD, sejarah pasukan khusus Indonesia juga diwarnai oleh peran Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dari TNI Angkatan Udara. Meskipun bukan bagian langsung dari garis komando Angkatan Darat, PGT adalah unit para komando yang sangat terlatih dan sering berkolaborasi dalam berbagai operasi, terutama yang melibatkan infiltrasi udara. Keberadaan dua entitas pasukan khusus ini menunjukkan bahwa sejak awal, Indonesia sudah menyadari pentingnya kemampuan tempur yang spesifik dan terintegrasi untuk menghadapi ancaman multidimensional.

Perubahan Nama dan Struktur

Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan organisasi, RPKAD mengalami beberapa kali perubahan nama dan penyesuaian struktur. Pada dekade 1960-an, RPKAD diubah menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha). Perubahan ini mencerminkan perluasan spektrum tugas yang tidak hanya terbatas pada operasi para komando, tetapi juga mencakup operasi intelijen dan sandi yudha yang membutuhkan kemampuan infiltrasi dan eksfiltrasi rahasia, pengintaian, serta sabotase di balik garis musuh.

Puncak perubahan signifikan terjadi pada dekade 1980-an, ketika Kopassandha bertransformasi menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Nama "Kopassus" ini lah yang kemudian melekat hingga hari ini. Perubahan ini juga disertai dengan restrukturisasi organisasi yang lebih modern dan adaptif, membagi Kopassus ke dalam beberapa grup dengan spesialisasi tugas yang lebih terfokus. Restrukturisasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas Kopassus dalam menghadapi spektrum ancaman yang semakin kompleks, dari perang konvensional hingga ancaman non-konvensional seperti terorisme.

Siluet Prajurit Kopassus Terjun Payung Siluet seorang prajurit dengan baret merah sedang melakukan terjun payung, melambangkan kemampuan lintas udara Kopassus.
Prajurit Kopassus saat melakukan terjun payung, salah satu keahlian dasar yang wajib dikuasai.

Struktur Organisasi Kopassus

Struktur organisasi Kopassus dirancang untuk memastikan efisiensi, spesialisasi, dan kemampuan respons yang cepat terhadap berbagai jenis ancaman. Berbeda dengan unit infanteri reguler, Kopassus memiliki struktur yang lebih ramping namun sangat padat dengan personel berkualifikasi tinggi. Organisasi ini dipimpin oleh seorang Komandan Jenderal (Danjen) dengan pangkat Mayor Jenderal, yang membawahi beberapa grup operasional dan pendukung.

Grup-Grup Kopassus dan Spesialisasi Tugas

Secara umum, Kopassus terbagi menjadi beberapa Grup yang masing-masing memiliki spesialisasi tugas yang unik dan kritikal:

Selain grup-grup operasional ini, Kopassus juga didukung oleh unit-unit markas besar dan satuan pendidikan yang memastikan operasional dan regenerasi prajurit berjalan optimal. Struktur ini memungkinkan Kopassus untuk menjadi kekuatan yang adaptif dan multidimensional, siap menghadapi berbagai spektrum ancaman yang mungkin timbul.

Proses Seleksi dan Pelatihan Prajurit Kopassus

Menjadi prajurit Kopassus bukanlah perjalanan yang mudah, melainkan sebuah ujian berat yang hanya bisa dilalui oleh individu-individu pilihan. Proses seleksi dan pelatihan Kopassus dikenal sebagai salah satu yang paling ketat dan brutal di dunia, dirancang untuk menyaring hanya mereka yang memiliki fisik, mental, dan intelektual di atas rata-rata. Filosofi di balik pelatihan ini adalah untuk membentuk "manusia-manusia baja" yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrem, mengambil keputusan cepat di bawah tekanan, dan memiliki loyalitas tak tergoyahkan.

Tahapan Seleksi Awal

Calon prajurit Kopassus umumnya berasal dari prajurit TNI Angkatan Darat yang telah mengabdi beberapa waktu dan menunjukkan performa yang cemerlang. Mereka harus memenuhi serangkaian kriteria awal yang ketat, meliputi:

Tahapan seleksi awal ini sudah menyingkirkan sebagian besar pendaftar, karena hanya sedikit yang mampu memenuhi standar yang ditetapkan.

Pendidikan Komando (Baret Merah)

Bagi mereka yang lolos seleksi awal, gerbang Pendidikan Komando menanti. Ini adalah tahap paling fundamental dan brutal, yang akan menentukan apakah seseorang layak menyandang baret merah Kopassus. Pendidikan Komando berlangsung selama kurang lebih tujuh bulan, terbagi dalam tiga tahap utama:

  1. Tahap Basis (Hutan dan Gunung)

    Tahap ini berlokasi di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Batujajar, Jawa Barat. Prajurit dididik dasar-dasar keahlian tempur individu, mulai dari menembak dengan berbagai jenis senjata, bela diri militer, navigasi darat, teknik bertahan hidup (survival) di hutan tropis, hingga taktik pertempuran regu dan peleton. Mereka dilatih untuk hidup mandiri di alam liar, mencari makan dari sumber daya alam, dan mengatasi segala rintangan fisik maupun mental. Ini adalah fase adaptasi paling keras, di mana prajurit diuji batas fisik dan psikologis mereka melalui latihan tanpa henti, kurang tidur, dan minimnya asupan makanan.

  2. Tahap Hutan dan Gunung (HGR)

    Setelah tahap basis, prajurit dipindahkan ke medan hutan dan pegunungan sebenarnya, seperti di daerah Situ Lembang. Di sini, pelatihan difokuskan pada aplikasi taktik gerilya, pengintaian, penyergapan, dan pertempuran di medan yang sulit. Mereka dilatih untuk bergerak senyap, membangun bivak, menghadapi cuaca ekstrem, dan menggunakan topografi sebagai keuntungan taktis. Kemampuan membaca peta, menggunakan kompas, dan orientasi di medan yang asing menjadi sangat krusial. Tahap ini juga mencakup latihan mountaineering dan rappelling.

  3. Tahap Rawa, Laut, dan Pantai (RLP)

    Fase terakhir dari Pendidikan Komando membawa prajurit ke medan perairan, seperti rawa-rawa di Cilacap atau pantai selatan Jawa. Mereka dilatih untuk operasi amfibi, infiltrasi melalui jalur laut, selam tempur, serta pertempuran di lingkungan pesisir dan maritim. Latihan berenang jarak jauh dengan perlengkapan lengkap, dayung perahu karet dalam kondisi ekstrem, dan teknik penyerangan dari laut adalah bagian dari kurikulum. Fase ini menuntut stamina yang luar biasa dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan air yang menantang.

Selama Pendidikan Komando, prajurit juga menghadapi "Minggu Neraka" yang legendaris, di mana mereka didorong hingga batas kemampuan manusiawi, baik fisik maupun mental, dalam simulasi operasi tempur yang sangat realistis. Hanya mereka yang mampu bertahan dan menunjukkan semangat juang tinggi yang akan dilantik menjadi prajurit Komando dan berhak menyandang baret merah.

Pendidikan Lanjutan dan Spesialisasi

Setelah lulus Pendidikan Komando, prajurit baret merah tidak berhenti belajar. Mereka akan melanjutkan ke berbagai pendidikan spesialisasi sesuai dengan penugasan di grup masing-masing:

Melalui proses seleksi dan pelatihan yang panjang serta berjenjang ini, Kopassus memastikan bahwa setiap prajuritnya adalah profesional sejati yang siap menghadapi setiap tantangan dan menunaikan tugas negara dengan sempurna.

Peran dan Misi Kopassus

Kopassus mengemban spektrum tugas dan misi yang sangat luas, melampaui kemampuan unit militer reguler. Peran mereka esensial dalam menjaga kedaulatan, integritas wilayah, dan keamanan nasional Indonesia, baik dalam konteks operasi militer untuk perang (OMUP) maupun operasi militer selain perang (OMSP).

Operasi Militer Untuk Perang (OMUP)

Dalam skenario perang konvensional atau konflik bersenjata, Kopassus memiliki peran kunci sebagai unit penyerang depan dan pengendali pertempuran di wilayah musuh:

Operasi Militer Selain Perang (OMSP)

Dalam masa damai atau situasi krisis yang tidak melibatkan perang skala penuh, peran Kopassus menjadi sangat vital dalam menjaga stabilitas dan keamanan:

Kopassus secara terus-menerus beradaptasi dengan perubahan lanskap ancaman, mengembangkan doktrin dan teknik baru untuk tetap relevan dan efektif dalam menjaga keutuhan NKRI.

Peralatan dan Teknologi Kopassus

Untuk mendukung misi-misi yang kompleks dan berisiko tinggi, prajurit Kopassus dilengkapi dengan peralatan dan teknologi mutakhir. Peralatan ini tidak hanya dipilih berdasarkan kualitas dan keandalan, tetapi juga disesuaikan dengan kebutuhan operasional yang spesifik, baik itu untuk pertempuran di darat, laut, udara, maupun operasi rahasia.

Senjata Ringan dan Khusus

Prajurit Kopassus dilatih untuk menguasai berbagai jenis senjata api, mulai dari pistol, senapan serbu, senapan mesin ringan, hingga senapan penembak jitu. Pilihan senjata seringkali disesuaikan dengan misi dan preferensi individu, namun beberapa jenis senjata yang umum digunakan antara lain:

Setiap senjata dilengkapi dengan aksesori modern seperti optik pembidik (red dot, holographic sight, magnifier), laser, lampu taktis, dan peredam suara, yang meningkatkan efektivitas tempur prajurit.

Alat Komunikasi dan Intelijen

Komunikasi yang aman dan efektif adalah kunci keberhasilan operasi Kopassus. Mereka menggunakan sistem komunikasi yang canggih untuk menjaga koordinasi dan pengiriman informasi:

Peralatan Individu dan Perlindungan

Prajurit Kopassus juga dilengkapi dengan perlengkapan individu yang menunjang kemampuan bertahan hidup dan efektivitas tempur:

Transportasi

Mobilitas adalah elemen krusial bagi Kopassus. Mereka menggunakan berbagai moda transportasi yang disesuaikan dengan misi:

Integrasi antara prajurit yang terlatih optimal dengan peralatan canggih ini memastikan Kopassus mampu melaksanakan misi-misi paling menantang dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

Operasi-operasi Penting Kopassus

Sepanjang sejarahnya, Kopassus telah terlibat dalam serangkaian operasi militer yang tidak hanya menguji batas kemampuan prajuritnya tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap keamanan dan stabilitas nasional. Dari penumpasan pemberontakan hingga pembebasan sandera, setiap operasi membentuk reputasi Kopassus sebagai pasukan elite yang andal.

Operasi Penumpasan Pemberontakan

Pada masa-masa awal pembentukannya sebagai RPKAD, unit ini banyak terlibat dalam berbagai operasi penumpasan pemberontakan yang mengancam keutuhan NKRI:

Operasi Pembebasan Sandera Woyla

Salah satu operasi paling terkenal dan paling mengukuhkan reputasi Kopassus di mata dunia adalah Operasi Pembebasan Sandera Pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 (Woyla) di Bangkok, Thailand. Ini adalah operasi pembebasan sandera pertama yang melibatkan elemen pasukan khusus Indonesia di luar negeri. Dalam waktu singkat, tim Kopassus yang dipimpin oleh Letkol Sintong Panjaitan berhasil merencanakan dan melaksanakan misi pembebasan sandera dengan sempurna, menewaskan para pembajak tanpa korban sandera yang berarti. Keberhasilan operasi ini menjadi bukti nyata profesionalisme dan kecepatan respons Kopassus.

Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma

Pada pertengahan dekade 1990-an, Kopassus kembali dihadapkan pada misi pembebasan sandera di wilayah Papua. Operasi ini dikenal sebagai Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma. Sandera, sebagian besar peneliti dan aktivis lingkungan, ditahan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) di hutan belantara Papua yang sulit dijangkau. Medan yang ekstrem, cuaca yang tidak menentu, dan kemampuan gerilya musuh membuat operasi ini sangat menantang. Tim Kopassus berhasil membebaskan sebagian besar sandera, meskipun harus menghadapi perlawanan sengit dan medan yang luar biasa. Operasi ini menunjukkan adaptasi Kopassus dalam pertempuran di lingkungan tropis yang sangat berat.

Operasi Anti-Terorisme Lainnya

Sejak pembentukan Sat-81 Gultor, Kopassus secara rutin terlibat dalam berbagai operasi anti-terorisme di dalam negeri, termasuk:

Setiap operasi yang dijalankan Kopassus selalu dilandasi oleh perencanaan matang, eksekusi presisi, dan keberanian luar biasa dari setiap prajurit yang terlibat. Mereka adalah penjaga kedaulatan yang tak kenal lelah.

Nilai-nilai dan Kode Etik Prajurit Kopassus

Di balik seragam loreng dan baret merah yang gagah, prajurit Kopassus memegang teguh seperangkat nilai-nilai dan kode etik yang membentuk identitas, mentalitas, dan perilaku mereka. Nilai-nilai ini bukan sekadar semboyan, melainkan pondasi fundamental yang diinternalisasi sejak proses pendidikan awal hingga akhir pengabdian. Mereka adalah pilar yang menopang keberanian, profesionalisme, dan kesetiaan Kopassus kepada bangsa dan negara.

Tribuana Chandraca Satya Dharma

Motto Kopassus, "Tribuana Chandraca Satya Dharma," adalah intisari dari filosofi korps ini. Motto ini memiliki makna mendalam:

Motto ini menjadi pegangan setiap prajurit, memotivasi mereka untuk selalu siap berkorban demi kehormatan dan kedaulatan bangsa.

Sumpah Prajurit dan Sapta Marga

Sebagai bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), prajurit Kopassus juga menjunjung tinggi Sumpah Prajurit dan Sapta Marga. Sumpah Prajurit adalah ikrar kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945, serta kesanggupan untuk membela negara hingga titik darah penghabisan. Sapta Marga adalah tujuh kaul atau janji suci prajurit TNI yang berisi pedoman moral dan etika dalam menjalankan tugas, seperti:

Nilai-nilai ini membentuk karakter prajurit Kopassus menjadi sosok yang tangguh secara fisik dan mental, memiliki integritas tinggi, serta berjiwa patriotik.

Disiplin, Loyalitas, dan Keberanian

Tiga pilar utama yang tak terpisahkan dari setiap prajurit Kopassus adalah disiplin, loyalitas, dan keberanian:

Dengan memegang teguh nilai-nilai ini, Kopassus tidak hanya menjadi unit tempur yang mematikan tetapi juga sebuah institusi yang sarat akan kehormatan dan pengabdian.

Kopassus di Mata Masyarakat dan Dunia

Citra Kopassus di mata masyarakat Indonesia dan dunia internasional adalah kompleks, bervariasi, dan seringkali diselimuti oleh aura misteri serta decak kagum. Sebagai pasukan khusus, keberadaan mereka cenderung dirahasiakan, namun keberhasilan operasi-operasi penting yang terekspos ke publik telah membentuk reputasi mereka.

Citra dan Persepsi di Indonesia

Di Indonesia, Kopassus sering dipandang sebagai "pasukan elit", "pasukan baret merah", atau "pasukan setan" (konotasi positif akan kehebatan). Mereka adalah simbol kebanggaan nasional, representasi kekuatan militer yang siap menjaga kedaulatan negara dari setiap ancaman. Keberhasilan mereka dalam operasi pembebasan sandera, penumpasan pemberontakan, dan penanggulangan terorisme seringkali menjadi berita utama yang membangkitkan rasa aman dan bangga di kalangan masyarakat.

Namun, seperti halnya pasukan khusus di banyak negara, Kopassus juga pernah menghadapi tantangan dalam hal citra, terutama terkait dengan isu-isu hak asasi manusia di masa lalu. Meskipun demikian, dalam beberapa dekade terakhir, Kopassus telah melakukan banyak upaya untuk meningkatkan profesionalisme, transparansi, dan akuntabilitas mereka, serta lebih banyak terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Hal ini secara bertahap memulihkan dan memperkuat kembali kepercayaan publik terhadap institusi baret merah ini.

Pengakuan Internasional

Di kancah internasional, Kopassus diakui sebagai salah satu pasukan khusus terbaik dan paling mematikan di dunia. Pengakuan ini tidak datang begitu saja, melainkan melalui serangkaian keberhasilan operasional dan partisipasi aktif dalam latihan bersama dengan pasukan khusus negara-negara maju.

Meskipun operasi mereka seringkali dirahasiakan, reputasi Kopassus sebagai pasukan elite yang profesional dan mematikan telah terukir dalam sejarah militer global. Mereka adalah aset strategis Indonesia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional maupun internasional.

Kesimpulan

Komando Pasukan Khusus, atau Kopassus, adalah entitas militer yang tak terpisahkan dari sejarah perjuangan dan perjalanan bangsa Indonesia. Dari cikal bakalnya sebagai unit kecil yang berjuang menumpas pemberontakan, hingga bertransformasi menjadi pasukan khusus modern yang disegani dunia, Kopassus selalu berada di garis depan dalam setiap tantangan yang dihadapi negara.

Dengan proses seleksi dan pelatihan yang super ketat, Kopassus menghasilkan prajurit-prajurit pilihan yang memiliki kombinasi unik antara kekuatan fisik, ketahanan mental, kecerdasan strategis, dan keahlian tempur yang tak tertandingi. Setiap baret merah adalah seorang ahli dalam bidangnya, siap untuk diterjunkan di darat, laut, maupun udara, menjalankan misi-misi paling berbahaya dari operasi konvensional hingga anti-terorisme, dari pengintaian rahasia hingga pembebasan sandera.

Nilai-nilai luhur seperti "Tribuana Chandraca Satya Dharma," Sumpah Prajurit, dan Sapta Marga, bukan hanya sekadar semboyan, melainkan spirit yang menjiwai setiap gerak langkah prajurit Kopassus. Disiplin yang tinggi, loyalitas tak tergoyahkan, dan keberanian yang membara adalah ciri khas mereka. Mereka adalah penjaga kedaulatan, integritas, dan kehormatan bangsa, siap berkorban demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di mata masyarakat, Kopassus adalah simbol kebanggaan dan kekuatan. Di mata dunia, mereka adalah pasukan elite yang diakui profesionalisme dan kemampuannya. Keberadaan Kopassus adalah jaminan bahwa Indonesia memiliki kekuatan responsif yang mampu menghadapi segala bentuk ancaman, menjaga stabilitas, dan melindungi kepentingan nasional. Kopassus adalah perisai bangsa, sebuah legiun tanpa tanding yang terus berdiri kokoh di garda terdepan, mendedikasikan hidupnya untuk Ibu Pertiwi.

Dengan segala kompleksitas tugas dan tanggung jawabnya, Kopassus akan terus beradaptasi dan mengembangkan diri, memastikan bahwa Indonesia senantiasa memiliki pasukan khusus yang relevan dan mampu menjawab tantangan zaman. Dedikasi mereka adalah inspirasi, pengorbanan mereka adalah pengingat akan harga sebuah kemerdekaan, dan kehebatan mereka adalah kebanggaan seluruh rakyat Indonesia.