Keju Cheddar adalah salah satu jenis keju yang paling dikenal, dikonsumsi, dan dicintai di seluruh dunia. Dikenal karena rasanya yang tajam dan teksturnya yang bervariasi, keju ini telah menjadi bahan pokok di dapur rumah tangga dan restoran di setiap benua. Dari irisan tipis pada sandwich hingga bahan utama dalam makaroni keju kental yang menghangatkan, kehadiran Cheddar dalam budaya kuliner global tidak dapat disangkal. Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan mendalam untuk memahami keju Cheddar, mulai dari asal-usulnya yang sederhana di pedesaan Inggris hingga statusnya sebagai ikon kuliner global.
1. Asal-usul dan Sejarah Keju Cheddar
Keju Cheddar memiliki sejarah yang kaya dan menarik, berakar kuat di pedesaan Inggris. Nama "Cheddar" berasal dari desa kecil Cheddar di Somerset, Inggris, tempat keju ini pertama kali diproduksi. Sejarah keju ini dapat ditelusuri hingga abad ke-12, meskipun referensi tertulis yang lebih definitif muncul pada abad ke-15. Pada masa itu, keju Cheddar sudah menjadi komoditas penting yang dihargai karena kualitas dan daya simpannya.
1.1. Lahirnya di Somerset, Inggris
Desa Cheddar terletak dekat dengan Gua Cheddar Gorge, sebuah sistem gua alam yang menyediakan lingkungan lembap dan stabil secara alami dengan suhu yang konsisten, ideal untuk pematangan keju. Kondisi alami ini kemungkinan besar berperan penting dalam pengembangan dan karakteristik unik Cheddar di masa-masa awal. Para peternak sapi lokal mulai membuat keju dari susu sapi yang melimpah, dan seiring waktu, mereka menyempurnakan proses yang menghasilkan keju dengan rasa yang khas dan kemampuan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Pada abad pertengahan, keju tidak hanya berfungsi sebagai sumber nutrisi tetapi juga sebagai bentuk penyimpanan susu yang mudah diangkut dan tahan lama. Keju Cheddar memenuhi kriteria ini dengan sempurna, membuatnya populer di kalangan penduduk setempat dan para pedagang yang melewati wilayah tersebut. Raja Henry II dilaporkan membeli sejumlah besar keju Cheddar dari Somerset pada tahun 1170, menegaskan statusnya sebagai keju berkualitas tinggi yang diminati bahkan oleh bangsawan.
1.2. Industrialisasi dan Penyebaran Global
Transformasi paling signifikan dalam sejarah keju Cheddar terjadi pada abad ke-19, berkat seorang pria bernama Joseph Harding. Sering disebut sebagai "Bapak Keju Cheddar", Harding adalah seorang peternak dan pembuat keju dari Somerset yang berinovasi dalam metode pembuatan keju. Pada tahun 1860-an, ia mengembangkan dan mempublikasikan standar proses pembuatan keju Cheddar yang konsisten dan higienis. Ini termasuk penggunaan alat-alat baru dan sistem yang memungkinkan produksi keju dalam skala yang lebih besar dan dengan kualitas yang seragam.
Metode Harding memungkinkan pembuatan keju Cheddar yang lebih efisien dan dapat direplikasi, memungkinkannya diproduksi tidak hanya di Somerset tetapi juga di seluruh Inggris dan, yang lebih penting, di seluruh dunia. Para pembuat keju dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru datang ke Somerset untuk belajar dari Harding dan membawa pulang pengetahuannya. Akibatnya, keju Cheddar menjadi salah satu keju pertama yang diproduksi secara massal dan didistribusikan secara global, jauh sebelum banyak keju Eropa lainnya mencapai popularitas serupa.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keju Cheddar menjadi identik dengan "keju" itu sendiri di banyak negara berbahasa Inggris. Produksi besar-besaran di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada, khususnya di negara bagian Wisconsin dan Vermont, serta provinsi Ontario dan Quebec, menyebabkan munculnya varian regional dengan karakteristik rasa dan tekstur yang sedikit berbeda, namun tetap mempertahankan esensi dari keju Cheddar asli.
Kini, keju Cheddar tidak hanya diproduksi di Inggris dan negara-negara Persemakmuran, tetapi juga di banyak negara lain, menjadikannya keju yang benar-benar kosmopolitan. Meskipun keju Cheddar "asli" dari Somerset memiliki perlindungan indikasi geografis, variasi yang dibuat di tempat lain masih diakui secara luas sebagai keju Cheddar, yang menunjukkan pengaruh globalnya yang luas.
2. Proses Pembuatan Keju Cheddar: Seni dan Sains
Pembuatan keju Cheddar adalah proses yang memerlukan ketelitian, kesabaran, dan pemahaman mendalam tentang biologi susu. Meskipun ada variasi regional, langkah-langkah dasar pembuatan keju Cheddar telah dipertahankan selama berabad-abad, dengan inovasi modern yang membantu dalam konsistensi dan efisiensi produksi.
2.1. Bahan Baku Utama: Susu
Kualitas keju Cheddar sangat bergantung pada kualitas susu yang digunakan. Secara tradisional, Cheddar dibuat dari susu sapi, meskipun ada varian yang menggunakan susu domba atau kambing. Susu segar dan berkualitas tinggi adalah kunci. Peternakan yang baik, pakan ternak yang sehat, dan penanganan susu yang higienis sangat penting. Susu biasanya dipasteurisasi untuk membunuh bakteri berbahaya, meskipun beberapa produsen keju artisanal atau "farmhouse" memilih untuk menggunakan susu mentah (unpasteurized) untuk rasa yang lebih kompleks, meskipun ini memerlukan standar kebersihan yang lebih ketat dan waktu pematangan yang lebih lama.
2.2. Kultur Starter dan Koagulasi
- Penambahan Kultur Starter: Setelah susu dipanaskan hingga suhu tertentu (sekitar 30-32°C), bakteri asam laktat (kultur starter) ditambahkan. Bakteri ini adalah kunci dalam proses pembuatan keju. Mereka mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat, yang menurunkan pH susu. Penurunan pH ini penting untuk koagulasi dan perkembangan rasa keju.
- Penambahan Rennet: Setelah kultur starter bekerja selama beberapa waktu dan pH susu telah turun sedikit, rennet ditambahkan. Rennet adalah enzim yang secara tradisional berasal dari lambung anak sapi, meskipun kini banyak digunakan rennet mikrobial atau nabati. Rennet menyebabkan protein kasein dalam susu menggumpal, memisahkan padatan (dadih/curd) dari cairan (whey). Proses ini bisa memakan waktu 30-60 menit.
2.3. Pemotongan dan Pemanasan Dadih
- Pemotongan Dadih: Setelah dadih terbentuk dengan konsistensi gel yang kokoh, ia dipotong menjadi kubus-kubus kecil menggunakan pisau panjang khusus atau alat pemotong dadih. Ukuran potongan dadih akan memengaruhi kadar air dan tekstur akhir keju. Potongan yang lebih kecil menghasilkan keju yang lebih keras dan kering.
- Pemanasan (Cooking): Dadih yang telah dipotong kemudian dipanaskan secara perlahan sambil terus diaduk. Suhu dinaikkan menjadi sekitar 38-40°C. Proses pemanasan ini menyebabkan dadih menyusut, mengeluarkan lebih banyak whey, dan menguatkan teksturnya. Pengadukan mencegah dadih saling menempel dan memastikan pemanasan yang merata.
2.4. Tahap Kritis: Cheddaring
Ini adalah langkah unik yang membedakan keju Cheddar dari keju lainnya, dan merupakan asal muasal nama prosesnya. Setelah dadih dipanaskan dan whey dikeluarkan, dadih-dadih tersebut dikumpulkan menjadi balok-balok besar di dasar tangki.
- Penumpukan dan Pembalikan: Balok-balok dadih ini kemudian ditumpuk satu sama lain dan dibalik secara berkala. Proses penumpukan dan pembalikan ini, yang bisa berlangsung beberapa jam, bertujuan untuk mengeluarkan sisa whey secara bertahap dan memungkinkan dadih menjadi lebih asam. Berat dari tumpukan dadih itu sendiri membantu memadatkan struktur keju, sementara penumpukan ini juga mempercepat perkembangan keasaman melalui aktivitas bakteri asam laktat. Cheddaring menghasilkan tekstur yang lebih padat, berserat, dan remah, serta membantu dalam pembentukan rasa "nutty" dan "sharp" yang khas seiring waktu.
2.5. Penggaraman, Pengepresan, dan Pematangan
- Penggilingan dan Penggaraman: Setelah proses cheddaring selesai, balok-balok dadih digiling menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Garam kemudian ditambahkan dan dicampur secara merata. Garam tidak hanya memberikan rasa, tetapi juga berperan sebagai pengawet alami, menghambat pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan, dan membantu dalam pengeluaran sisa whey.
- Pengepresan: Dadih yang sudah digarami kemudian dimasukkan ke dalam cetakan keju dan dipres di bawah tekanan tinggi. Proses pengepresan ini, yang dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari, bertujuan untuk menghilangkan sisa whey, membentuk keju menjadi bentuk yang diinginkan (biasanya roda atau balok), dan memadatkan teksturnya.
- Pematangan (Aging/Maturation): Setelah pengepresan, keju dikeluarkan dari cetakan dan dibungkus (tradisionalnya dengan kain, kini sering dengan lapisan plastik atau lilin) untuk mencegah kekeringan dan pertumbuhan jamur yang tidak diinginkan. Keju kemudian dipindahkan ke ruang pematangan yang suhunya terkontrol dan lembap. Proses pematangan ini adalah kunci untuk mengembangkan rasa dan tekstur khas Cheddar. Waktu pematangan bisa bervariasi dari beberapa bulan (untuk Cheddar muda atau "mild") hingga beberapa tahun (untuk Cheddar tua atau "extra sharp"). Selama pematangan, enzim dalam keju memecah protein dan lemak, menciptakan senyawa rasa yang kompleks dan mengubah tekstur keju dari lembut menjadi lebih keras dan renyah.
3. Variasi dan Jenis Keju Cheddar
Meskipun nama "Cheddar" menyiratkan satu jenis keju, kenyataannya ada berbagai variasi dan jenis yang membedakan satu sama lain berdasarkan usia, warna, dan lokasi produksi.
3.1. Berdasarkan Tingkat Kematangan (Aging)
Salah satu perbedaan paling signifikan dalam keju Cheddar adalah tingkat kematangannya, yang secara langsung memengaruhi rasa dan teksturnya:
- Mild Cheddar (Muda): Biasanya dimatangkan selama 2 hingga 3 bulan. Rasanya lembut, sedikit manis, dan teksturnya relatif lunak dan krimi. Ini adalah jenis Cheddar yang paling ringan dan sering digunakan dalam masakan di mana rasa keju tidak perlu terlalu dominan.
- Medium Cheddar: Dimatangkan selama 5 hingga 9 bulan. Rasanya lebih kompleks daripada mild Cheddar, dengan sedikit ketajaman yang mulai muncul. Teksturnya sedikit lebih keras.
- Sharp Cheddar (Tua/Tajam): Dimatangkan selama 9 bulan hingga 1,5 tahun. Rasanya lebih kuat, tajam, dan sering memiliki sedikit "gigitan" asam. Teksturnya lebih keras dan mulai menunjukkan kristal kalsium laktat yang memberikan sensasi renyah yang menyenangkan.
- Extra Sharp Cheddar (Sangat Tua/Sangat Tajam): Dimatangkan selama 1,5 hingga 5 tahun atau lebih. Ini adalah puncak dari perkembangan rasa Cheddar. Rasanya sangat kuat, kompleks, gurih, dengan kedalaman rasa umami yang menonjol. Kristal tirosin dan kalsium laktat lebih banyak dan lebih terlihat, memberikan tekstur yang sangat renyah dan rapuh. Ini sering dinikmati sebagai keju meja.
Semakin lama keju dimatangkan, semakin kompleks dan tajam rasanya, dan teksturnya cenderung menjadi lebih keras, kering, dan renyah karena pembentukan kristal asam amino dan kalsium laktat.
3.2. Warna: Putih vs. Oranye
Salah satu pertanyaan umum tentang Cheddar adalah mengapa ada yang berwarna putih dan ada yang oranye terang. Jawabannya sederhana:
- White/Natural Cheddar: Ini adalah warna alami keju Cheddar. Susu sapi secara alami mengandung pigmen beta-karoten, yang memberikan sedikit warna kekuningan pada susu dan produk olahannya. Namun, tanpa penambahan pewarna, keju Cheddar memiliki warna krem pucat hingga putih gading.
- Orange Cheddar: Warna oranye yang ikonik pada beberapa jenis Cheddar berasal dari penambahan pewarna alami yang disebut annatto (Bixa orellana). Annatto adalah ekstrak dari biji pohon achiote yang berasal dari Amerika Selatan. Penambahan annatto pada keju Cheddar dimulai pada abad ke-17 di Inggris, awalnya untuk mengindikasikan bahwa keju dibuat dari susu sapi yang diberi pakan rumput kaya beta-karoten, yang secara alami menghasilkan keju yang lebih kuning. Namun, seiring waktu, annatto ditambahkan secara konsisten untuk memberikan warna yang seragam dan cerah, yang menjadi preferensi konsumen, terutama di Amerika Utara. Penting untuk diingat bahwa penambahan annatto tidak memengaruhi rasa atau tekstur keju, hanya warnanya.
3.3. Variasi Regional dan Klasifikasi
Meskipun Joseph Harding mempopulerkan metode standar, praktik pembuatan keju Cheddar bervariasi di seluruh dunia, menghasilkan varian regional dengan ciri khasnya sendiri:
- West Country Farmhouse Cheddar (Inggris): Ini adalah "Cheddar asli" yang dilindungi oleh PDO (Protected Designation of Origin) di Uni Eropa. Ini berarti bahwa hanya keju Cheddar yang diproduksi di empat kabupaten Inggris (Somerset, Dorset, Devon, dan Cornwall) menggunakan metode tradisional, dari susu lokal, dan dimatangkan di sana, yang dapat disebut "West Country Farmhouse Cheddar". Keju ini cenderung memiliki rasa yang sangat kompleks, seringkali dengan nada tanah dan "grassy".
- Vermont Cheddar (AS): Dikenal karena profil rasanya yang bersih, tajam, dan kadang-kadang memiliki sentuhan manis. Banyak produsen di Vermont bangga dengan penggunaan susu berkualitas tinggi dari sapi yang diberi pakan rumput.
- Wisconsin Cheddar (AS): Wisconsin adalah negara bagian penghasil keju terbesar di AS, dan Cheddar adalah salah satu keju andalannya. Varian Wisconsin seringkali sangat krimi, dengan rasa yang bervariasi dari mild hingga extra sharp. Mereka juga dikenal karena inovasi dalam tekstur dan rasa.
- Canadian Cheddar: Kanada juga memiliki sejarah panjang dalam produksi Cheddar, terutama di Quebec dan Ontario. Canadian Cheddar sering dihargai karena konsistensi dan kualitasnya, seringkali menampilkan profil rasa yang kuat dan bersih.
- New Zealand & Australian Cheddar: Dikenal karena diproduksi dalam skala besar dengan kualitas tinggi, sering diekspor ke seluruh dunia. Mereka cenderung memiliki rasa yang bersih dan konsisten, tersedia dalam berbagai tingkat kematangan.
- Artisanal vs. Industrial Cheddar: Ini adalah perbedaan penting lainnya. Artisanal atau farmhouse Cheddar dibuat dalam jumlah kecil, seringkali dengan tangan, menggunakan metode tradisional dan susu dari satu peternakan. Mereka cenderung memiliki variasi rasa yang lebih besar dan karakter unik. Industrial Cheddar diproduksi dalam skala besar di pabrik, dengan kontrol kualitas yang ketat untuk memastikan konsistensi produk.
Keragaman ini menunjukkan bagaimana keju Cheddar telah beradaptasi dan berevolusi sambil tetap mempertahankan identitas intinya sebagai keju yang kaya rasa dan serbaguna.
4. Profil Rasa dan Tekstur Keju Cheddar
Keju Cheddar adalah keju yang sangat kompleks dalam hal profil rasa dan tekstur, yang sebagian besar dipengaruhi oleh lamanya waktu pematangan. Memahami nuansa ini adalah kunci untuk mengapresiasi sepenuhnya keju yang luar biasa ini.
4.1. Spektrum Rasa
- Mild Cheddar: Rasa yang lembut, manis susu, dengan sedikit asam. Tidak ada ketajaman yang menonjol. Ini adalah keju yang "mudah" dinikmati dan sering disukai oleh anak-anak atau mereka yang tidak menyukai keju dengan rasa kuat. Aroma susunya masih sangat dominan.
- Medium Cheddar: Sedikit lebih kompleks. Rasa susu masih ada, tetapi mulai muncul ketajaman ringan dengan sentuhan "nutty" atau seperti kacang. Asamnya lebih terasa, tetapi tidak dominan.
- Sharp Cheddar: Rasanya jelas tajam dan kompleks. Asamnya lebih menonjol, tetapi seimbang dengan rasa gurih (umami) dan terkadang sedikit rasa pedas atau 'gigitan' yang menyenangkan di akhir. Nada-nada karamel, bawang bombay, atau bahkan buah dapat terdeteksi pada beberapa varietas.
- Extra Sharp Cheddar: Puncak dari ketajaman. Rasa yang sangat kuat, gurih, dan kompleks dengan intensitas asam yang tinggi. Seringkali memiliki profil umami yang dalam, dengan sentuhan karamel yang matang, kacang panggang, dan terkadang sedikit rasa asin atau pedas yang memanas. Setelahnya sering terasa panjang di lidah.
Selain tingkat ketajaman, faktor-faktor lain seperti pakan ternak, jenis starter culture, dan lingkungan pematangan dapat menambahkan nuansa rasa seperti "grassy," "earthy," "fruity," atau "brothy" pada Cheddar.
4.2. Spektrum Tekstur
Tekstur keju Cheddar juga berubah secara signifikan seiring waktu pematangan:
- Mild Cheddar: Teksturnya lembut, lentur, dan krimi. Mudah diiris atau diparut, dan meleleh dengan sangat baik.
- Medium Cheddar: Sedikit lebih padat dan kurang lentur dibandingkan mild. Masih cukup lembut untuk diparut dan meleleh dengan baik, tetapi memiliki sedikit lebih banyak "firmness".
- Sharp Cheddar: Teksturnya padat, lebih kering, dan mulai rapuh. Mungkin terasa sedikit kasar atau "kering" di mulut. Pada tahap ini, kristal kalsium laktat (kristal putih kecil yang renyah) mungkin mulai terlihat, memberikan sensasi "crunchy" yang menyenangkan.
- Extra Sharp Cheddar: Tekstur yang sangat padat, kering, dan rapuh. Sangat mungkin memiliki banyak kristal kalsium laktat dan tirosin (asam amino yang juga membentuk kristal), yang memberikan sensasi "gritty" atau sangat renyah saat dikunyah. Keju ini cenderung tidak meleleh sehalus Cheddar muda karena kadar airnya yang rendah dan struktur proteinnya yang lebih terurai.
Tekstur yang renyah dan kristal adalah tanda kematangan dan kualitas tinggi pada Cheddar tua, menunjukkan bahwa proses pematangan telah berlangsung dengan baik dan enzim telah bekerja secara efektif untuk memecah komponen keju.
4.3. Aroma
Aroma Cheddar bervariasi sejalan dengan rasanya:
- Mild Cheddar: Aroma susu segar yang lembut.
- Sharp/Extra Sharp Cheddar: Aroma yang lebih kompleks, seringkali dengan bau "nutty," "earthy," atau bahkan sedikit tajam dan asam yang menyenangkan. Beberapa Cheddar tua dapat memiliki aroma yang mengingatkan pada bawang bombay karamel atau rumput kering.
Secara keseluruhan, keju Cheddar menawarkan spektrum sensorik yang luas, menjadikannya keju yang serbaguna dan dapat dinikmati dalam berbagai cara, baik sebagai bahan masakan maupun sebagai keju meja yang dinikmati begitu saja.
5. Nilai Gizi dan Manfaat Kesehatan Keju Cheddar
Keju Cheddar bukan hanya lezat tetapi juga merupakan sumber nutrisi penting yang dapat berkontribusi pada diet yang seimbang. Namun, seperti semua makanan, moderasi adalah kuncinya.
5.1. Komposisi Gizi Umum
Per 100 gram keju Cheddar (rata-rata, dapat bervariasi):
- Kalori: Sekitar 400-420 kcal
- Protein: Sekitar 25-28 gram. Keju adalah sumber protein lengkap yang sangat baik, penting untuk pembangunan dan perbaikan jaringan tubuh.
- Lemak: Sekitar 33-35 gram (sekitar 20-22 gram di antaranya adalah lemak jenuh). Meskipun tinggi lemak, lemak dalam keju juga memberikan energi dan membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak.
- Karbohidrat: Sangat rendah, biasanya kurang dari 1 gram. Ini menjadikan keju Cheddar sangat cocok untuk diet rendah karbohidrat atau ketogenik.
- Kalsium: Sekitar 700-800 mg, atau sekitar 70-80% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian. Ini adalah salah satu manfaat terbesar Cheddar.
- Fosfor: Sekitar 500-600 mg.
- Natrium: Sekitar 600-700 mg (perlu diperhatikan bagi yang membatasi asupan garam).
- Vitamin: Sumber vitamin A, B12, K2, serta seng (zinc) dan selenium.
5.2. Manfaat Kesehatan
Dengan kandungan gizinya, keju Cheddar menawarkan beberapa manfaat kesehatan:
- Kesehatan Tulang: Kandungan kalsium dan fosfor yang tinggi sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang serta gigi. Kalsium adalah mineral utama dalam struktur tulang, dan fosfor bekerja sama dengan kalsium untuk membentuk kristal hidroksiapatit yang merupakan komponen utama tulang.
- Sumber Protein: Sebagai sumber protein hewani berkualitas tinggi, Cheddar mendukung pertumbuhan otot, perbaikan sel, dan berbagai fungsi tubuh lainnya. Protein juga membantu menjaga rasa kenyang, yang dapat membantu dalam manajemen berat badan.
- Baik untuk Gigi: Keju dapat membantu melindungi gigi dari kerusakan. Mengunyah keju meningkatkan produksi air liur, yang membantu menetralkan asam di mulut dan mencuci partikel makanan. Kalsium dan fosfat dalam keju juga dapat membantu remineralisasi enamel gigi.
- Rendah Laktosa: Selama proses pembuatan keju, sebagian besar laktosa diubah menjadi asam laktat oleh bakteri. Keju yang dimatangkan lebih lama, seperti Cheddar, biasanya memiliki kadar laktosa yang sangat rendah, seringkali di bawah 0,5 gram per porsi. Ini membuat Cheddar menjadi pilihan yang baik bagi banyak orang dengan intoleransi laktosa.
- Kandungan Vitamin K2: Keju, terutama keju yang difermentasi, adalah sumber vitamin K2 yang baik. Vitamin K2 memainkan peran penting dalam kesehatan tulang dan jantung dengan membantu mengarahkan kalsium ke tempat yang seharusnya (tulang) dan menjauhkannya dari tempat yang tidak diinginkan (arteri).
5.3. Pertimbangan Konsumsi
Meskipun memiliki banyak manfaat, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Kandungan Lemak Jenuh: Keju Cheddar relatif tinggi lemak jenuh. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (jahat) pada beberapa individu. Moderasi adalah penting, terutama bagi mereka yang memiliki risiko penyakit jantung.
- Kandungan Natrium: Keju Cheddar mengandung natrium (garam) yang signifikan. Bagi penderita tekanan darah tinggi atau mereka yang dianjurkan untuk membatasi asupan garam, penting untuk memperhatikan ukuran porsi.
- Kalori: Karena padat nutrisi dan lemak, Cheddar juga padat kalori. Jika Anda sedang mengelola berat badan, pertimbangkan ukuran porsi.
Secara keseluruhan, keju Cheddar dapat menjadi bagian dari diet sehat dan seimbang, asalkan dikonsumsi dalam porsi yang wajar. Ini adalah cara yang lezat untuk mendapatkan protein, kalsium, dan vitamin penting lainnya.
6. Penggunaan Keju Cheddar dalam Kuliner
Fleksibilitas keju Cheddar dalam kuliner adalah salah satu alasan utama popularitasnya. Dari sarapan hingga makan malam, keju ini dapat ditemukan dalam berbagai hidangan, baik sebagai bintang utama maupun sebagai penambah rasa.
6.1. Hidangan Klasik
- Macaroni and Cheese: Mungkin ini adalah penggunaan Cheddar yang paling ikonik. Keju Cheddar meleleh dengan sempurna menjadi saus krimi yang melapisi makaroni, menciptakan hidangan yang nyaman dan disukai banyak orang. Varian sharp atau extra sharp Cheddar sering digunakan untuk memberikan kedalaman rasa yang lebih.
- Grilled Cheese Sandwich: Sebuah klasik sederhana namun memuaskan. Keju Cheddar, yang meleleh di antara dua potong roti panggang yang renyah, adalah kombinasi sempurna antara rasa, tekstur, dan kenyamanan.
- Cheeseburger: Selembar keju Cheddar di atas patty burger yang panas meleleh sempurna, menambahkan lapisan gurih dan krimi yang tak tertandingi.
- Keju dan Kerupuk (Cheese and Crackers): Untuk keju Cheddar tua, ini adalah cara yang sangat baik untuk menikmati rasanya yang kompleks. Irisan Cheddar disajikan dengan kerupuk, buah-buahan, atau chutney.
6.2. Dalam Sarapan dan Makanan Pembuka
- Omelet dan Scrambled Eggs: Taburkan keju Cheddar parut ke dalam telur orak-arik atau omelet untuk sarapan yang lezat dan bergizi.
- Nachos: Cheddar yang meleleh adalah inti dari hidangan nacho yang kaya dan memuaskan. Ini berfungsi sebagai dasar untuk saus keju yang melapisi keripik tortilla dan topping lainnya.
- Quesadillas: Keju Cheddar meleleh di antara tortilla gandum, seringkali dengan tambahan ayam atau sayuran, menciptakan hidangan yang cepat dan mudah.
- Keju di atas Roti Panggang (Cheese on Toast): Hidangan Inggris klasik ini melibatkan Cheddar parut yang dipanggang di atas roti hingga meleleh dan sedikit gosong.
6.3. Dalam Hidangan Utama dan Sampingan
- Saus Keju: Cheddar adalah dasar yang sangat baik untuk saus keju yang digunakan untuk sayuran, pasta, atau hidangan panggang. Saus keju Cheddar juga menjadi komponen penting dalam Welsh Rarebit.
- Kentang Panggang (Baked Potatoes): Keju Cheddar parut adalah topping populer untuk kentang panggang, bersama dengan mentega, krim asam, dan daun bawang.
- Sup Keju: Cheddar dapat ditambahkan ke sup untuk kekentalan dan rasa gurih, seperti dalam sup brokoli-cheddar.
- Gratin dan Casseroles: Lapisan keju Cheddar di atas gratin kentang atau casserole sayuran tidak hanya memberikan rasa tetapi juga lapisan renyah yang indah.
- Salad: Keju Cheddar yang diparut atau dipotong dadu dapat ditambahkan ke salad untuk protein dan rasa.
- Roti Keju: Ditambahkan ke adonan roti atau taburan di atas roti sebelum dipanggang untuk rasa keju yang gurih.
6.4. Pasangan dan Minuman
- Anggur: Cheddar muda cocok dengan anggur putih yang renyah seperti Sauvignon Blanc atau Pinot Grigio. Cheddar tua yang tajam dapat dipasangkan dengan anggur merah yang lebih kuat seperti Cabernet Sauvignon, Merlot, atau Zinfandel.
- Bir: Bir ale Inggris, stout, atau porter yang kaya adalah pasangan yang sangat baik untuk Cheddar, terutama varian yang lebih tua.
- Buah-buahan: Apel, pir, dan anggur sangat cocok dengan keju Cheddar, memberikan kontras manis yang menyegarkan.
- Chutney dan Selai: Chutney manis atau pedas dapat melengkapi rasa tajam dari Cheddar tua.
Penting untuk memilih tingkat kematangan Cheddar yang tepat untuk hidangan Anda. Cheddar mild hingga medium lebih baik untuk meleleh dan saus karena teksturnya yang lebih lembut. Sedangkan Cheddar sharp atau extra sharp lebih baik untuk dinikmati sendiri sebagai keju meja, dalam sandwich di mana rasanya ingin menonjol, atau dalam hidangan di mana Anda ingin sentuhan rasa yang kuat.
7. Cara Menyimpan Keju Cheddar Agar Tetap Segar
Penyimpanan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas, rasa, dan tekstur keju Cheddar. Dengan perawatan yang benar, Anda dapat memperpanjang masa simpan dan memastikan keju Anda tetap lezat.
7.1. Suhu Ideal
Keju Cheddar paling baik disimpan di lemari es, idealnya di bagian laci sayuran yang lebih dingin dan lembap. Suhu idealnya adalah antara 2-7°C (35-45°F). Jangan membekukan keju Cheddar, karena ini dapat mengubah teksturnya menjadi lebih rapuh dan renyah, meskipun masih aman untuk dimakan. Jika Anda berencana menggunakannya untuk memasak dan tidak keberatan dengan perubahan tekstur, pembekuan bisa menjadi pilihan terakhir.
7.2. Pembungkusan yang Tepat
Cara membungkus keju adalah kunci untuk mencegah kekeringan dan pertumbuhan jamur yang tidak diinginkan, sekaligus membiarkannya "bernapas" sedikit:
- Hindari Plastik Pembungkus (Cling Wrap) Langsung: Meskipun sering digunakan, plastik pembungkus yang rapat dapat menjebak kelembapan berlebih, yang mendorong pertumbuhan jamur, dan juga dapat membuat keju berbau plastik jika disimpan terlalu lama. Jika terpaksa menggunakan plastik, pastikan itu tidak terlalu ketat.
- Kertas Keju Khusus: Ini adalah pilihan terbaik. Kertas keju dirancang untuk memungkinkan keju bernapas sedikit sambil mencegahnya mengering. Jika tidak ada, kertas perkamen atau kertas lilin adalah alternatif yang baik.
- Kombinasi: Bungkus keju terlebih dahulu dengan kertas keju (atau perkamen), lalu tambahkan lapisan plastik longgar atau masukkan ke dalam kantong penyimpanan yang dapat disegel. Ini memberikan lapisan perlindungan ganda terhadap kekeringan dan bau lemari es.
- Wadah Kedap Udara: Setelah dibungkus, simpan keju di dalam wadah kedap udara. Ini membantu menjaga kelembapan dan mencegah keju menyerap bau dari makanan lain di lemari es.
7.3. Tips Tambahan untuk Penyimpanan
- Jangan Buang Kemasan Asli: Jika Anda membeli keju Cheddar yang sudah dipotong, kemasan aslinya seringkali dirancang untuk penyimpanan awal. Setelah dibuka, gunakan metode pembungkusan yang disebutkan di atas.
- Hindari Kontak dengan Udara: Udara adalah musuh keju karena menyebabkan kekeringan dan oksidasi, yang dapat mengubah rasa dan tekstur. Selalu bungkus keju dengan rapat.
- Potong Hanya yang Dibutuhkan: Semakin banyak permukaan keju yang terpapar udara, semakin cepat keju akan rusak. Cobalah untuk memotong hanya jumlah yang Anda butuhkan saat itu.
- Amati Jamur: Jika muncul sedikit jamur pada keju keras seperti Cheddar, Anda biasanya dapat memotong bagian yang berjamur (sekitar 1-2 cm di sekitar area yang terlihat) dan membuangnya. Sisa keju masih aman untuk dikonsumsi. Namun, jika jamur telah menyebar luas atau keju menjadi sangat berbau atau berlendir, buang seluruhnya.
- Biarkan Suhu Ruang Sebelum Disajikan: Untuk menikmati rasa dan tekstur terbaik dari keju Cheddar, terutama varian tua, keluarkan dari lemari es sekitar 30-60 menit sebelum disajikan. Ini memungkinkan keju mencapai suhu kamar, di mana rasa dan aromanya akan lebih menonjol.
Dengan mengikuti tips penyimpanan ini, Anda dapat memastikan bahwa keju Cheddar Anda tetap lezat dan siap dinikmati kapan pun Anda menginginkannya.
8. Mitos dan Fakta Seputar Keju Cheddar
Sebagai keju yang sangat populer, Cheddar sering menjadi subjek berbagai mitos dan kesalahpahaman. Mari kita bedah beberapa di antaranya.
8.1. Mitos: Semua Cheddar Berwarna Oranye
Fakta: Ini adalah salah satu mitos paling umum. Warna oranye pada banyak keju Cheddar berasal dari penambahan pewarna alami annatto. Secara alami, keju Cheddar memiliki warna krem pucat hingga putih gading. Cheddar putih atau "natural" sangat populer di Inggris dan beberapa bagian Amerika Serikat. Warna oranye adalah preferensi konsumen yang berkembang seiring waktu, bukan indikator kualitas atau rasa yang melekat.
8.2. Mitos: Keju Cheddar Harus Berasal dari Inggris
Fakta: Sementara keju Cheddar memang berasal dari desa Cheddar di Somerset, Inggris, istilah "Cheddar" itu sendiri bukanlah nama yang dilindungi secara global. Ini berarti keju Cheddar dapat diproduksi di mana saja di dunia dan tetap disebut "Cheddar". Namun, ada pengecualian penting: "West Country Farmhouse Cheddar" adalah nama yang dilindungi oleh PDO (Protected Designation of Origin) di Eropa, yang mengharuskan keju tersebut diproduksi di empat kabupaten tertentu di Inggris (Somerset, Dorset, Devon, dan Cornwall) menggunakan metode tradisional. Jadi, meskipun ada Cheddar asli Inggris, ada juga Cheddar berkualitas tinggi dari AS, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan negara lain.
8.3. Mitos: Keju Berlubang Besar Seperti Swiss Adalah Ciri Khas Cheddar
Fakta: Keju Cheddar secara tradisional tidak memiliki lubang besar (disebut "mata") seperti keju Swiss (Emmental atau Gruyère). Lubang pada keju Swiss disebabkan oleh gas yang dilepaskan oleh bakteri tertentu selama pematangan. Keju Cheddar biasanya memiliki tekstur yang padat dan, jika ada, hanya celah-celah kecil dan tidak teratur yang terbentuk selama proses pematangan, terutama pada varian yang lebih tua.
8.4. Mitos: Semakin Tua Cheddar, Semakin Baik
Fakta: Pernyataan ini sebagian benar, tetapi "baik" adalah hal yang subjektif. Cheddar yang lebih tua (sharp atau extra sharp) memang mengembangkan profil rasa yang lebih kompleks dan intens, dengan tekstur yang lebih keras dan kristal yang renyah. Banyak pecinta keju menganggap ini sebagai puncak Cheddar. Namun, Cheddar muda (mild atau medium) memiliki karakteristiknya sendiri yang menarik – rasa susu yang lembut dan tekstur krimi yang meleleh dengan indah, membuatnya lebih cocok untuk aplikasi kuliner tertentu. Jadi, tidak ada yang "lebih baik" secara universal; ini semua tergantung pada preferensi pribadi dan tujuan penggunaan.
8.5. Mitos: Keju Cheddar Selalu Pedas atau Tajam
Fakta: Ini hanya berlaku untuk varian Cheddar yang lebih tua (sharp atau extra sharp). Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Cheddar mild memiliki rasa yang sangat lembut dan manis, sama sekali tidak tajam atau pedas. Ketajaman atau "gigitan" adalah hasil dari proses pematangan yang lebih lama, di mana enzim dan bakteri memecah lemak dan protein keju, menciptakan senyawa rasa yang lebih kuat.
8.6. Mitos: Keju Cheddar Tidak Cocok untuk Penderita Intoleransi Laktosa
Fakta: Ini adalah mitos yang keliru. Selama proses pembuatan keju, bakteri starter mengonsumsi sebagian besar laktosa dalam susu dan mengubahnya menjadi asam laktat. Semakin lama keju dimatangkan, semakin sedikit laktosa yang tersisa. Keju Cheddar, terutama varian yang lebih tua, seringkali mengandung sangat sedikit laktosa (kurang dari 0,5 gram per porsi) dan dianggap aman bagi banyak orang dengan intoleransi laktosa ringan hingga sedang. Selalu periksa label produk jika Anda sangat sensitif.
Membedakan antara mitos dan fakta membantu kita untuk lebih menghargai keju Cheddar yang luar biasa ini dan menggunakannya dengan lebih bijaksana dalam diet dan masakan kita.
9. Perbandingan Keju Cheddar dengan Keju Populer Lain
Meskipun Keju Cheddar memiliki karakteristik unik, seringkali menarik untuk membandingkannya dengan keju populer lainnya untuk menyoroti perbedaan dan persamaannya, serta membantu dalam pemilihan keju yang tepat.
9.1. Cheddar vs. Swiss (Emmental/Gruyère)
- Asal: Cheddar (Inggris), Swiss (Swiss).
- Tekstur: Cheddar padat, dari lembut hingga renyah/rapuh dengan kristal. Swiss memiliki tekstur yang lebih elastis, dengan lubang ("mata") khas.
- Rasa: Cheddar bervariasi dari susu lembut hingga tajam, gurih, dan kompleks. Swiss memiliki rasa yang lebih manis, nutty, dan kadang-kadang sedikit buah.
- Kegunaan: Cheddar sangat baik untuk meleleh, sandwich, burger, makaroni keju. Swiss juga meleleh dengan baik dan populer untuk fondue, sandwich, dan sebagai keju meja.
9.2. Cheddar vs. Mozzarella
- Asal: Cheddar (Inggris), Mozzarella (Italia).
- Tekstur: Cheddar padat, dari lembut hingga renyah. Mozzarella sangat lembut, elastis, dan berserat, terutama saat masih segar (fresh mozzarella) atau meleleh.
- Rasa: Cheddar memiliki spektrum rasa yang luas dan kuat. Mozzarella memiliki rasa yang sangat lembut, susu, dan asin, dengan sedikit keasaman.
- Kegunaan: Cheddar serbaguna, meleleh dan memberikan rasa kuat. Mozzarella adalah keju leleh terbaik untuk pizza, lasagna, dan hidangan Italia lainnya, memberikan tekstur "stringy" yang khas.
9.3. Cheddar vs. Gouda
- Asal: Cheddar (Inggris), Gouda (Belanda).
- Tekstur: Cheddar padat dan remah/rapuh. Gouda lebih elastis dan lembut saat muda, menjadi lebih keras dan renyah dengan kristal saat tua.
- Rasa: Cheddar tajam, asam, gurih. Gouda muda manis, lembut, nutty. Gouda tua lebih tajam, karamel, dan butterscotch, dengan kristal yang menonjol.
- Kegunaan: Keduanya meleleh dengan baik. Cheddar sering di masakan Amerika/Inggris. Gouda populer di sandwich, sebagai keju meja, dan dalam saus keju.
9.4. Cheddar vs. Provolone
- Asal: Cheddar (Inggris), Provolone (Italia).
- Tekstur: Cheddar bervariasi dalam kekerasan. Provolone memiliki tekstur semi-keras, elastis, dan halus, cocok untuk diiris tipis.
- Rasa: Cheddar tajam dan kompleks. Provolone memiliki dua jenis utama: *Provolone Dolce* (manis) yang muda dan lembut, dan *Provolone Piccante* (tajam) yang tua dan lebih pedas. Keduanya memiliki rasa susu yang lebih dominan daripada Cheddar.
- Kegunaan: Cheddar untuk masakan yang membutuhkan rasa kuat dan leleh yang baik. Provolone sangat baik untuk sandwich, subs, dan hidangan panggang Italia.
9.5. Cheddar vs. Monterey Jack
- Asal: Cheddar (Inggris), Monterey Jack (AS).
- Tekstur: Keduanya memiliki tekstur yang mirip saat muda, yaitu lembut dan semi-keras. Monterey Jack cenderung lebih creamy dan lembap daripada Cheddar muda.
- Rasa: Cheddar memiliki rasa yang lebih bervariasi dan bisa sangat tajam. Monterey Jack memiliki rasa yang sangat lembut, susu, dan sedikit manis, tidak setajam Cheddar.
- Kegunaan: Keduanya meleleh dengan sangat baik. Monterey Jack sering digunakan dalam masakan Tex-Mex, quesadillas, atau hidangan di mana keju leleh yang lembut dan rasa ringan diinginkan.
Setiap keju memiliki karakteristik dan keunggulan uniknya sendiri. Pilihan terbaik seringkali bergantung pada preferensi pribadi dan aplikasi kuliner yang diinginkan.
10. Inovasi dan Masa Depan Keju Cheddar
Meskipun keju Cheddar adalah produk dengan sejarah panjang dan tradisi yang kaya, industri keju terus berinovasi, dan Cheddar tidak terkecuali. Perkembangan dalam ilmu pangan, keberlanjutan, dan preferensi konsumen membentuk masa depan keju ikonik ini.
10.1. Inovasi dalam Proses Produksi
- Teknologi Automasi: Pabrik keju modern menggunakan tingkat automasi yang tinggi, dari pencampuran kultur starter hingga pengepresan dan pembungkusan. Ini meningkatkan efisiensi, konsistensi produk, dan standar higienis.
- Kultur Starter Baru: Penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan kultur starter bakteri baru yang dapat menghasilkan profil rasa yang lebih unik, mempercepat pematangan, atau meningkatkan stabilitas produk.
- Rennet Alternatif: Selain rennet tradisional hewan dan mikrobial, ada peningkatan minat pada rennet berbasis tanaman atau yang dihasilkan melalui bioteknologi untuk memenuhi permintaan pasar vegetarian dan vegan.
- Peningkatan Kualitas Susu: Peningkatan praktik pertanian dan genetik sapi yang lebih baik berkontribusi pada produksi susu dengan kualitas lebih tinggi, yang pada gilirannya menghasilkan keju yang lebih baik.
10.2. Tren Konsumen dan Pasar
- Cheddar Artisan dan Spesialisasi: Ada peningkatan permintaan untuk Cheddar artisan atau "farmhouse" yang dibuat dengan metode tradisional, seringkali dari susu mentah, dan memiliki karakter rasa yang unik. Konsumen mencari cerita di balik produk dan kualitas premium.
- Cheddar Berperisa (Flavored Cheddar): Produsen bereksperimen dengan menambahkan berbagai bahan ke dalam Cheddar, seperti jalapeno, bawang putih, lada hitam, atau bahkan bir, untuk menciptakan varian rasa yang menarik.
- Cheddar Berbasis Tumbuhan (Plant-Based Cheddar): Dengan meningkatnya tren veganisme dan fleksitarianisme, banyak perusahaan berinvestasi dalam pengembangan alternatif keju Cheddar nabati yang meniru rasa, tekstur, dan sifat leleh Cheddar asli. Bahan-bahannya bervariasi, termasuk kacang mete, kelapa, pati, dan protein nabati lainnya.
- Kenyamanan dan Porsi Kecil: Pasar terus melihat peningkatan permintaan untuk produk Cheddar dalam format yang nyaman, seperti irisan siap saji, kubus, atau stik keju, yang cocok untuk camilan atau bekal.
10.3. Keberlanjutan dan Etika
- Pertanian Berkelanjutan: Semakin banyak produsen keju yang berfokus pada sumber susu dari peternakan yang menerapkan praktik berkelanjutan, seperti mengurangi jejak karbon, manajemen air yang efisien, dan kesejahteraan hewan.
- Pengurangan Limbah: Inovasi dalam pemanfaatan whey (produk sampingan dari pembuatan keju) untuk produk lain seperti suplemen protein atau bahan makanan lainnya mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi sumber daya.
- Transparansi: Konsumen semakin peduli tentang dari mana makanan mereka berasal dan bagaimana itu diproduksi. Produsen yang transparan tentang praktik mereka akan lebih menarik bagi pasar ini.
10.4. Tantangan dan Peluang
Masa depan Cheddar juga diwarnai oleh tantangan dan peluang:
- Perubahan Iklim: Dapat memengaruhi ketersediaan dan kualitas pakan ternak, yang pada gilirannya memengaruhi produksi susu.
- Persaingan Pasar: Persaingan dari keju lain dan alternatif nabati terus meningkat, mendorong inovasi dan diferensiasi produk.
- Edukasi Konsumen: Mendidik konsumen tentang nuansa rasa, asal-usul, dan proses pembuatan Cheddar akan membantu mempertahankan apresiasi terhadap keju tradisional dan artisan.
Secara keseluruhan, keju Cheddar kemungkinan akan terus menjadi kekuatan dominan di dunia keju. Dengan adaptasi terhadap perubahan selera konsumen, inovasi teknologi, dan komitmen terhadap praktik berkelanjutan, keju Cheddar akan terus berevolusi sambil tetap mempertahankan tempatnya yang istimewa di hati para pecinta keju di seluruh dunia.
Kesimpulan
Keju Cheddar adalah lebih dari sekadar makanan; ia adalah warisan budaya dan keajaiban kuliner yang telah bertahan melintasi zaman. Dari gua-gua lembap di Somerset hingga meja makan di seluruh dunia, perjalanannya adalah bukti kecerdikan manusia dalam mengubah bahan baku sederhana menjadi sesuatu yang luar biasa.
Kita telah menyelami sejarahnya yang panjang, memahami kompleksitas proses "cheddaring" yang unik, dan mengapresiasi spektrum rasa dan tekstur yang ditawarkan oleh berbagai tingkat kematangan. Kita juga melihat bagaimana Cheddar bukan hanya lezat tetapi juga kaya nutrisi, serta perannya yang tak tergantikan dalam berbagai hidangan, dari makaroni keju rumahan hingga kreasi gourmet.
Mitos-mitos seputar warnanya, asalnya, dan rasanya telah kita luruskan, memperlihatkan bahwa di balik kesederhanaannya, terdapat keragaman yang mendalam. Perbandingan dengan keju lain menyoroti kekhasan Cheddar, sementara pandangan ke masa depan menunjukkan bahwa keju ini akan terus berinovasi dan beradaptasi untuk memenuhi selera generasi mendatang, sambil tetap menghormati akarnya yang klasik.
Jadi, kali berikutnya Anda menikmati sepotong keju Cheddar, baik itu mild yang lembut atau extra sharp yang tajam, ingatlah perjalanan panjang dan warisan kaya yang terkandung di dalamnya. Ini bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang tradisi, inovasi, dan kenikmatan universal yang dibawa oleh keju yang luar biasa ini ke meja kita.