Jereng (Strabismus): Panduan Lengkap untuk Memahami dan Mengatasinya

Memahami kondisi mata yang sering disebut "jereng" atau strabismus adalah langkah pertama menuju penanganan yang tepat dan peningkatan kualitas hidup.

Ilustrasi Mata Jereng (Strabismus) Sebuah ilustrasi sederhana yang menunjukkan dua mata. Mata kiri tampak lurus ke depan, sementara mata kanan menyimpang ke dalam (esotropia), menggambarkan kondisi jereng. Mata Jereng (Strabismus)

Kondisi medis yang dikenal sebagai strabismus, atau lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan jereng, merupakan masalah penglihatan yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Jereng adalah kondisi di mana kedua mata tidak dapat melihat ke arah yang sama secara bersamaan, atau dengan kata lain, kedua mata tidak sejajar. Satu mata mungkin melihat lurus ke depan, sementara mata lainnya menyimpang ke dalam (esotropia), ke luar (exotropia), ke atas (hypertropia), atau ke bawah (hypotropia). Meskipun seringkali dianggap sebagai masalah kosmetik semata, jereng sebenarnya merupakan indikasi adanya gangguan pada sistem penglihatan yang lebih kompleks dan dapat memiliki dampak serius pada perkembangan penglihatan, terutama pada anak-anak.

Memahami jereng secara mendalam, mulai dari jenis-jenisnya, penyebab, gejala, hingga pilihan pengobatan yang tersedia, adalah kunci untuk penanganan yang efektif. Artikel ini akan membahas tuntas segala aspek terkait jereng, menepis mitos yang beredar, dan memberikan informasi yang akurat berdasarkan ilmu medis terkini. Tujuan kami adalah memberikan panduan komprehensif agar Anda dan orang-orang terdekat dapat mengambil langkah terbaik dalam menghadapi kondisi ini.

Apa Itu Jereng (Strabismus)?

Secara medis, jereng dikenal sebagai strabismus. Ini adalah suatu kondisi okular (mata) di mana mata tidak sejajar dengan benar dan tidak dapat fokus pada objek yang sama pada saat yang bersamaan. Normalnya, kedua mata bekerja sama untuk mengirimkan sinyal visual ke otak. Otak kemudian menggabungkan kedua sinyal ini menjadi satu gambar tiga dimensi (stereopsis), yang memungkinkan kita memiliki persepsi kedalaman yang baik. Pada individu dengan jereng, mata tidak sejajar, sehingga otak menerima dua gambar yang berbeda. Untuk menghindari penglihatan ganda (diplopia), otak anak-anak seringkali akan menekan atau mengabaikan gambar yang datang dari mata yang menyimpang. Jika hal ini terjadi dalam jangka panjang selama periode perkembangan kritis penglihatan, dapat menyebabkan kondisi yang disebut amblyopia atau mata malas, di mana mata yang menyimpang tidak pernah mengembangkan ketajaman penglihatan yang normal.

Jereng bisa bersifat konstan (selalu ada) atau intermiten (kadang muncul, kadang tidak). Kondisi ini dapat muncul sejak lahir (jereng kongenital atau infantil) atau berkembang di kemudian hari selama masa kanak-kanak, bahkan pada orang dewasa. Penting untuk dicatat bahwa jereng bukan hanya masalah estetika; ini adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian dan penanganan dari profesional kesehatan mata.

Bagaimana Mata Bekerja Secara Normal?

Untuk memahami jereng, mari kita pahami dulu bagaimana mata bekerja secara normal. Setiap mata memiliki enam otot eksternal (otot ekstraokular) yang bekerja secara harmonis untuk mengontrol gerakan bola mata. Otot-otot ini menerima sinyal dari otak yang memastikan kedua mata bergerak bersamaan dan tetap sejajar, sehingga gambar yang diterima dari kedua mata dapat diproses menjadi satu persepsi visual yang koheren. Ketika salah satu atau beberapa dari otot-otot ini tidak berfungsi dengan baik, atau ada gangguan pada saraf yang mengontrolnya, atau pada pusat penglihatan di otak yang mengoordinasikan gerakan mata, maka jereng dapat terjadi.

Jenis-Jenis Jereng

Jereng dapat diklasifikasikan berdasarkan arah penyimpangan mata, konsistensi kemunculannya, penyebabnya, dan apakah penyimpangan tersebut bersifat paralitik (akibat kelumpuhan otot) atau non-paralitik.

1. Berdasarkan Arah Penyimpangan:

2. Berdasarkan Konsistensi:

3. Berdasarkan Keterlibatan Otot:

Penyebab Jereng

Jereng dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi koordinasi mata. Memahami penyebabnya penting untuk menentukan pendekatan pengobatan yang paling tepat.

1. Masalah Kontrol Otot Mata:

Mata dikendalikan oleh enam otot ekstraokular. Jika otot-otot ini terlalu lemah, terlalu kuat, atau tidak berfungsi secara sinkron, maka mata tidak dapat bergerak dengan benar secara bersamaan. Gangguan ini bisa bersifat genetik, perkembangan, atau akibat cedera.

2. Kesalahan Refraksi yang Tidak Terkoreksi:

Kelainan refraksi seperti hiperopia (rabun jauh) yang tidak terkoreksi adalah penyebab umum jereng, terutama esotropia akomodatif. Ketika mata rabun jauh mencoba fokus pada objek dekat, ia harus mengakomodasi (bekerja lebih keras untuk fokus). Akomodasi ini secara alami terkait dengan konvergensi (mata bergerak ke dalam). Pada beberapa anak, upaya akomodasi yang berlebihan ini dapat memicu konvergensi berlebihan yang menyebabkan salah satu mata menyimpang ke dalam.

3. Masalah Neurologis:

Otak bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal ke otot-otot mata. Gangguan pada saraf kranial yang mengontrol gerakan mata (saraf kranial III, IV, VI) atau pada pusat-pusat otak yang mengoordinasikan gerakan mata dapat menyebabkan jereng. Ini bisa terjadi akibat:

4. Genetik:

Jereng seringkali memiliki komponen genetik. Jika ada riwayat keluarga jereng atau amblyopia, risiko seorang anak mengalaminya akan lebih tinggi. Ini menunjukkan adanya predisposisi genetik terhadap masalah perkembangan otot mata atau kontrol saraf.

5. Penurunan Penglihatan pada Satu Mata:

Jika penglihatan pada satu mata sangat buruk (misalnya karena katarak kongenital, trauma, atau penyakit mata lainnya yang tidak diobati), otak mungkin akan mengabaikan sinyal dari mata tersebut, dan mata yang penglihatannya buruk tersebut dapat menyimpang. Ini dikenal sebagai jereng sensorik.

6. Penyakit Sistemik:

Beberapa penyakit sistemik atau kondisi medis lainnya dapat berkontribusi pada jereng, seperti penyakit Graves (hipertiroidisme) yang dapat memengaruhi otot-otot mata, atau diabetes yang dapat menyebabkan neuropati kranial.

7. Cedera Fisik:

Cedera langsung pada mata atau rongga mata dapat merusak otot-otot mata atau saraf yang mengontrolnya, menyebabkan jereng.

Penting untuk diingat: Jereng pada bayi yang baru lahir seringkali bersifat normal dan biasanya hilang pada usia 4-6 bulan karena sistem penglihatan mereka masih berkembang. Namun, jika jereng tetap ada setelah usia tersebut atau muncul pada usia yang lebih tua, pemeriksaan dokter mata adalah keharusan.

Gejala dan Tanda Jereng

Gejala jereng dapat bervariasi tergantung pada usia pasien, jenis jereng, dan tingkat keparahannya. Mengenali gejala ini sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang cepat.

Pada Anak-anak:

Pada Orang Dewasa:

Jereng yang muncul pada usia dewasa biasanya memiliki gejala yang berbeda dan seringkali lebih mengganggu karena otak dewasa sudah terbiasa dengan penglihatan binokular yang normal.

Dampak Jereng

Jereng bukan hanya kondisi visual; ia memiliki dampak yang luas, baik secara fisik maupun psikologis, yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, terutama jika tidak diobati sejak dini.

1. Dampak Fisik dan Visual:

2. Dampak Psikologis dan Sosial:

Deteksi Dini adalah Kunci: Mengingat dampak yang luas ini, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan mata rutin pada anak-anak dan mencari bantuan medis segera jika ada kecurigaan jereng. Semakin cepat jereng didiagnosis dan diobati, semakin baik prognosisnya, terutama dalam mencegah amblyopia dan mempertahankan penglihatan binokular.

Diagnosis Jereng

Diagnosis jereng memerlukan pemeriksaan mata yang komprehensif oleh dokter mata (oftalmologis) atau optometri. Proses ini dirancang untuk mengidentifikasi jenis jereng, penyebabnya, dan dampaknya pada penglihatan.

1. Riwayat Medis dan Visual:

Dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan pasien dan keluarga, termasuk apakah ada riwayat jereng atau masalah penglihatan lainnya. Pertanyaan tentang kapan gejala mulai muncul, seberapa sering, dan apa yang memperburuknya akan sangat membantu.

2. Tes Ketajaman Penglihatan:

Mengukur seberapa baik pasien dapat melihat pada berbagai jarak menggunakan grafik mata. Pada anak-anak yang belum bisa membaca, digunakan metode khusus seperti grafik gambar atau tes respons visual.

3. Refraksi:

Menggunakan alat khusus (retinoskop atau autorefraktor) untuk menentukan apakah ada kesalahan refraksi seperti rabun jauh (miopia), rabun dekat (hiperopia), atau astigmatisme, dan seberapa besar koreksi lensa yang dibutuhkan. Seringkali, tetes mata digunakan untuk melebarkan pupil dan melumpuhkan otot akomodasi, sehingga hasil refraksi menjadi lebih akurat, terutama pada anak-anak.

4. Pemeriksaan Segmen Anterior dan Posterior:

Dokter akan memeriksa bagian depan mata (kornea, iris, lensa) dan bagian belakang mata (retina, saraf optik) untuk mencari tanda-tanda penyakit mata lain yang mungkin menjadi penyebab jereng atau memengaruhi penglihatan.

5. Tes Penyelarasan Mata dan Gerakan Mata:

6. Pemeriksaan Pupil dan Respons Cahaya:

Mengevaluasi bagaimana pupil bereaksi terhadap cahaya, yang dapat memberikan petunjuk tentang fungsi saraf optik dan jalur saraf.

7. Tes Tambahan:

Dalam kasus tertentu, terutama jika dicurigai ada penyebab neurologis, dokter mungkin merekomendasikan:

Proses diagnosis yang cermat dan teliti sangat penting untuk merencanakan strategi pengobatan yang paling efektif dan untuk memastikan tidak ada kondisi medis serius lainnya yang terlewatkan.

Penanganan dan Pengobatan Jereng

Tujuan utama pengobatan jereng adalah untuk menyelaraskan mata, mengembalikan penglihatan binokular, dan mencegah atau mengatasi amblyopia. Pilihan pengobatan bervariasi tergantung pada jenis jereng, penyebabnya, usia pasien, dan tingkat keparahannya.

1. Kacamata atau Lensa Kontak:

Ini adalah pengobatan garis depan, terutama untuk jereng yang disebabkan oleh kesalahan refraksi seperti hiperopia (esotropia akomodatif). Kacamata atau lensa kontak yang benar dapat mengoreksi masalah fokus, mengurangi upaya akomodasi yang berlebihan, dan seringkali menyelaraskan mata. Jika jereng bersifat akomodatif murni, kacamata mungkin menjadi satu-satunya pengobatan yang diperlukan.

2. Terapi Penutup Mata (Patching) atau Tetes Atropin:

Digunakan untuk mengatasi amblyopia (mata malas) yang sering menyertai jereng pada anak-anak.

Terapi ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter mata karena waktu dan durasi patching/tetes perlu disesuaikan secara individual.

3. Latihan Mata (Vision Therapy):

Serangkaian latihan visual yang dirancang untuk meningkatkan koordinasi mata, fokus, dan persepsi kedalaman. Ini seringkali dilakukan oleh terapis penglihatan atau ortoptis. Latihan ini bisa mencakup:

Vision therapy bisa efektif untuk beberapa jenis jereng, terutama exotropia intermiten, tetapi tidak semua jenis jereng merespons dengan baik terhadap latihan ini.

4. Prisma:

Lensa prisma dapat ditambahkan pada kacamata untuk membelokkan cahaya sebelum mencapai mata. Ini membantu memindahkan gambar pada retina mata yang menyimpang sehingga otak dapat menggabungkan kedua gambar dan menghindari penglihatan ganda. Prisma sangat berguna untuk jereng pada orang dewasa yang mengalami penglihatan ganda dan tidak ingin atau tidak dapat menjalani operasi.

5. Suntikan Botulinum Toxin (Botox):

Botox dapat disuntikkan ke salah satu otot ekstraokular untuk melemahkannya sementara. Hal ini dapat membantu menyelaraskan mata dengan mengurangi tarikan otot yang terlalu kuat atau untuk sementara waktu menyeimbangkan otot yang lemah. Efeknya bersifat sementara (biasanya 3-6 bulan) dan mungkin memerlukan suntikan berulang. Ini sering digunakan untuk kasus jereng tertentu atau sebagai uji coba sebelum operasi.

6. Operasi Strabismus (Otot Mata):

Operasi adalah pilihan pengobatan yang umum dan seringkali paling efektif untuk jereng, terutama jika metode lain tidak berhasil atau jika penyimpangan mata sangat besar.

7. Penanganan Kondisi yang Mendasari:

Jika jereng disebabkan oleh kondisi medis lain seperti tumor otak, stroke, atau penyakit Graves, pengobatan kondisi primer tersebut adalah bagian integral dari penanganan jereng.

Pentingnya Pendekatan Individual: Setiap kasus jereng adalah unik, dan rencana pengobatan harus disesuaikan secara individual oleh dokter mata. Kombinasi berbagai metode pengobatan seringkali diperlukan untuk mencapai hasil terbaik.

Pencegahan dan Deteksi Dini

Meskipun tidak semua kasus jereng dapat dicegah, deteksi dini dan intervensi yang cepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi serius seperti amblyopia dan memaksimalkan potensi pemulihan penglihatan.

1. Pemeriksaan Mata Rutin pada Anak-anak:

Ini adalah langkah pencegahan paling penting. Anak-anak harus menjalani pemeriksaan mata secara teratur, bahkan jika tidak ada tanda-tanda masalah penglihatan yang jelas.

Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mendeteksi kesalahan refraksi, tanda-tanda jereng, atau kondisi mata lainnya sebelum menyebabkan kerusakan permanen.

2. Perhatikan Tanda-tanda Jereng pada Anak:

Orang tua dan pengasuh harus waspada terhadap tanda-tanda berikut:

Jika Anda melihat salah satu tanda ini, segera konsultasikan dengan dokter mata.

3. Koreksi Gangguan Refraksi:

Pastikan anak-anak dengan rabun jauh (hiperopia) yang tinggi memakai kacamata sesuai resep. Koreksi dini kesalahan refraksi dapat mencegah perkembangan jereng akomodatif atau mengurangi tingkat keparahannya.

4. Pencegahan Cedera Mata:

Meskipun jarang, cedera mata dapat menyebabkan jereng. Melindungi mata dengan kacamata pelindung saat berolahraga atau melakukan aktivitas berisiko tinggi dapat membantu mencegah cedera. Namun, sebagian besar kasus jereng tidak disebabkan oleh cedera.

5. Mengelola Kondisi Medis yang Mendasari:

Pada orang dewasa, mengelola penyakit seperti diabetes atau penyakit tiroid (misalnya Graves) dapat membantu mencegah jereng atau memperburuk kondisi yang sudah ada.

Ingat, "pencegahan" jereng dalam arti sebenarnya mungkin tidak selalu memungkinkan karena banyak penyebabnya bersifat kongenital atau neurologis. Namun, "pencegahan komplikasi" melalui deteksi dini dan pengobatan yang tepat adalah hal yang dapat dan harus dilakukan.

Mitos dan Fakta Seputar Jereng

Ada banyak kesalahpahaman tentang jereng yang dapat menghambat penanganan yang tepat. Mari kita luruskan beberapa mitos umum dengan fakta medis.

Mitos 1: Jereng Akan Hilang Sendiri Seiring Bertambahnya Usia.

Fakta: Ini adalah mitos paling berbahaya. Jereng yang terlihat pada bayi baru lahir (sekali-kali) mungkin memang menghilang seiring berkembangnya koordinasi mata mereka (sekitar 4-6 bulan). Namun, jereng yang persisten setelah usia 4-6 bulan, atau jereng yang muncul di kemudian hari, tidak akan hilang dengan sendirinya. Bahkan, jika tidak diobati, jereng dapat menyebabkan masalah penglihatan permanen seperti amblyopia (mata malas), kehilangan persepsi kedalaman, dan masalah psikososial.

Mitos 2: Menggunakan Kacamata atau Menutup Mata (Patching) Akan Memperburuk Jereng.

Fakta: Justru sebaliknya! Kacamata diresepkan untuk mengoreksi kesalahan refraksi yang sering menjadi penyebab jereng atau memperburuknya. Patching adalah pengobatan utama untuk amblyopia, suatu kondisi yang sangat umum terjadi pada mata yang jereng. Tanpa patching, mata yang malas tidak akan pernah mengembangkan penglihatan normal. Kedua intervensi ini bertujuan untuk memperbaiki penglihatan dan menyelaraskan mata, bukan memperburuknya.

Mitos 3: Jereng Hanya Masalah Kosmetik.

Fakta: Meskipun penampilan mata yang tidak sejajar bisa menjadi perhatian, jereng jauh lebih dari sekadar masalah kosmetik. Ini adalah gangguan pada sistem penglihatan binokular yang dapat menyebabkan amblyopia, penglihatan ganda, sakit kepala, kelelahan mata, dan kehilangan persepsi kedalaman. Dampak psikologis dan sosialnya pun bisa signifikan.

Mitos 4: Operasi Jereng Hanya Untuk Estetika.

Fakta: Sementara operasi memang memperbaiki penampilan mata, tujuan utamanya adalah untuk menyelaraskan mata sehingga kedua mata dapat bekerja sama dengan lebih baik. Pada anak-anak, operasi dini dapat membantu mencegah amblyopia dan memulihkan penglihatan binokular. Pada orang dewasa, operasi dapat menghilangkan penglihatan ganda yang mengganggu dan memperbaiki persepsi kedalaman, di samping manfaat kosmetiknya.

Mitos 5: Jereng Disebabkan Oleh Kebiasaan Buruk Seperti Sering Menyilangkan Mata atau Melihat Terlalu Dekat.

Fakta: Jereng disebabkan oleh gangguan pada kontrol otot mata, saraf, atau otak, atau oleh kesalahan refraksi yang tidak terkoreksi. Kebiasaan-kebiasaan ini tidak menyebabkan jereng. Meskipun melihat terlalu dekat atau dalam cahaya redup dapat menyebabkan kelelahan mata, itu tidak secara langsung menyebabkan struktur mata menjadi jereng.

Mitos 6: Terlalu Banyak Menonton TV atau Bermain Video Game Dapat Menyebabkan Jereng.

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa menonton TV atau bermain video game secara berlebihan menyebabkan jereng. Namun, aktivitas visual jarak dekat yang berlebihan dapat memperburuk jereng intermiten atau menyebabkan kelelahan mata pada individu yang sudah memiliki kecenderungan jereng.

Mitos 7: Jereng Tidak Bisa Diobati pada Orang Dewasa.

Fakta: Jereng dapat diobati pada usia berapa pun. Meskipun penanganan amblyopia lebih efektif pada anak-anak, pengobatan pada orang dewasa dapat secara signifikan mengurangi gejala seperti penglihatan ganda, sakit kepala, dan kelelahan mata, serta memperbaiki penampilan kosmetik. Pilihan pengobatan seperti kacamata prisma, suntikan Botox, dan operasi strabismus tersedia untuk orang dewasa.

Penting untuk selalu mencari informasi dari sumber medis yang terpercaya dan berkonsultasi langsung dengan dokter mata jika Anda memiliki kekhawatiran tentang jereng atau masalah penglihatan lainnya.

Hidup dengan Jereng

Bagi sebagian orang, jereng mungkin menjadi bagian dari hidup mereka, baik karena belum diobati, sedang dalam proses pengobatan, atau karena pengobatan tidak sepenuhnya mengoreksi kondisi tersebut. Menjalani hidup dengan jereng melibatkan adaptasi dan dukungan.

1. Adaptasi di Kehidupan Sehari-hari:

2. Dukungan Psikologis dan Sosial:

Dampak psikologis jereng tidak boleh diabaikan.

3. Peran Lingkungan:

4. Kontrol Rutin:

Tetaplah menjalani pemeriksaan mata rutin dengan dokter mata Anda untuk memantau kondisi dan menyesuaikan rencana pengobatan jika diperlukan.

Perkembangan Terkini dalam Pengobatan Jereng

Bidang oftalmologi terus berkembang, dan ada beberapa inovasi yang menarik dalam penanganan jereng:

Perkembangan ini memberikan harapan baru bagi individu dengan jereng, menunjukkan bahwa penanganan kondisi ini terus menjadi area penelitian aktif dan inovasi medis.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Jangan menunda untuk mencari bantuan profesional jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda jereng. Deteksi dan intervensi dini adalah faktor kunci untuk hasil yang optimal.

Konsultasikan dengan dokter mata (oftalmologis) atau optometri yang memiliki pengalaman dalam menangani strabismus. Mereka dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh dan merekomendasikan rencana pengobatan yang paling sesuai.

Informasi dalam artikel ini bersifat umum dan tidak menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan mata untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

Jereng atau strabismus adalah kondisi kompleks yang memengaruhi penyelarasan mata dan dapat memiliki dampak signifikan pada penglihatan dan kualitas hidup. Dari berbagai jenis penyimpangan hingga beragam penyebab—mulai dari masalah otot, neurologis, hingga kesalahan refraksi—jereng memerlukan pemahaman yang mendalam untuk penanganan yang efektif.

Kunci utama dalam mengatasi jereng terletak pada deteksi dini dan intervensi yang cepat. Terutama pada anak-anak, penundaan pengobatan dapat menyebabkan komplikasi permanen seperti amblyopia atau mata malas, yang dapat memengaruhi penglihatan seumur hidup. Pemeriksaan mata rutin pada usia dini sangat krusial untuk mengidentifikasi masalah sebelum menjadi parah.

Untungnya, ada berbagai pilihan pengobatan yang tersedia, mulai dari kacamata dan terapi penutup mata untuk amblyopia, hingga latihan mata, prisma, suntikan Botox, dan operasi strabismus. Pilihan pengobatan ini seringkali disesuaikan secara individual untuk setiap pasien, dengan tujuan utama untuk menyelaraskan mata, mengembalikan fungsi penglihatan binokular, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Menepis mitos seputar jereng dan memahami fakta medis adalah langkah penting untuk memastikan bahwa individu yang terkena menerima perawatan yang tepat dan tepat waktu. Jereng bukan sekadar masalah kosmetik; ia adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian serius. Dengan informasi yang akurat dan dukungan medis yang profesional, individu dengan jereng dapat mencapai hasil terbaik dalam mengelola dan mengatasi kondisi ini.

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda memiliki kekhawatiran tentang jereng. Kesehatan mata Anda adalah aset berharga yang harus dijaga.