Filosofi dan Keabadian Jarum Semat: Studi Komprehensif

Ilustrasi Jarum Semat Keselamatan dan Jarum Lurus

Representasi Jarum Semat Keselamatan dan Jarum Lurus, dua varian utama dari perangkat penahan tekstil yang esensial.

Di antara jutaan objek yang mengisi kehidupan sehari-hari, ada beberapa yang kehadirannya begitu lazim hingga keberadaannya hampir terlupakan. Salah satu dari artefak minimalis namun revolusioner tersebut adalah jarum semat. Dalam kesederhanaan desainnya, jarum semat memegang peranan monumental dalam sejarah tekstil, mode, dan bahkan keamanan pribadi. Dari peninggalan kuno berupa filbula hingga perangkat keselamatan modern yang dipatenkan, evolusi jarum semat adalah cerminan dari kebutuhan manusia akan fiksasi, kerapian, dan portabilitas.

Artikel ini akan menelusuri secara mendalam segala aspek jarum semat—bukan hanya sebagai alat jahit, tetapi sebagai ikon budaya, perangkat teknis yang kompleks, dan studi kasus dalam desain yang sempurna. Kita akan membongkar sejarahnya yang kaya, menganalisis varian material dan proses manufakturnya yang presisi, serta menggali kegunaan jarum semat yang melampaui batas-batas konvensional, membuktikan bahwa benda kecil ini memiliki dampak yang jauh lebih besar dari ukurannya.

I. Jarum Semat dalam Dimensi Historis dan Prasejarah

Jarum semat bukanlah penemuan modern. Konsep dasar untuk menyatukan dua helai material—biasanya kain—dengan benda tajam telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam konteks arkeologi, nenek moyang jarum semat sering kali dikategorikan sebagai "peniti kuno" atau, yang lebih spesifik, fibula.

1. Filbula: Nenek Moyang Jarum Semat Keselamatan

Fibula, yang berkembang pesat selama Zaman Perunggu dan Zaman Besi di Eropa dan Mediterania, adalah penanda status sosial dan fungsionalitas. Filbula berfungsi mirip dengan kancing modern atau jarum semat keselamatan: ia digunakan untuk menyematkan jubah atau pakaian luar yang longgar di bahu. Desainnya sangat bervariasi, menunjukkan keragaman budaya dan keterampilan metalurgi yang canggih:

Penting untuk dicatat bahwa filbula, meskipun berfungsi sebagai peniti, seringkali lebih besar dan lebih dekoratif. Namun, prinsip mekanika yang mendasari—sebuah pin yang berputar pada engsel dan terkunci di tempatnya—adalah cetak biru langsung untuk jarum semat keselamatan yang kita kenal hari ini.

2. Abad Pertengahan dan Jarum Semat Lurus

Selama Abad Pertengahan, jarum semat lurus (straight pin) yang sederhana menjadi item perdagangan penting. Jarum-jarum ini umumnya terbuat dari kuningan yang ditarik, dengan kepala yang dibentuk dengan melilitkan kawat kecil di sekitar ujung tumpulnya. Pembuat jarum (pin-maker) adalah profesi yang dihormati, dan produk mereka sangat berharga. Bahkan, di beberapa wilayah Eropa, pembelian jarum lurus pada hari-hari tertentu menjadi tradisi yang memberikan istilah populer "pin money" (uang jarum) yang merujuk pada uang saku atau dana kecil untuk keperluan pribadi wanita.

Permintaan akan jarum lurus melonjak tajam seiring Revolusi Industri, ketika produksi massal kain dan pakaian membuat jarum lurus menjadi alat esensial bagi penjahit dan konsumen. Namun, jarum lurus memiliki kelemahan inheren: ujungnya yang terbuka mudah menusuk pengguna dan bisa terlepas.

3. Penemuan Modern: Walter Hunt dan Paten yang Terlupakan

Kelahiran jarum semat keselamatan (safety pin) modern terjadi secara dramatis pada tahun 1849 di Amerika Serikat. Walter Hunt, seorang penemu dari New York yang terkenal karena ide-ide anehnya, sedang berjuang membayar utang sebesar $15. Ia menerima tantangan untuk menemukan barang yang dapat dipatenkan dengan cepat.

Hunt mengambil sepotong kawat kuningan, membengkokkannya menjadi desain yang cerdik: spiral di tengah berfungsi sebagai pegas dan engsel, sementara ujung pin mengunci ke dalam penutup pelindung. Desain ini memastikan pin tetap tertutup (aman) dan tidak secara sengaja menusuk jari atau kain. Hunt mematenkan ciptaannya pada bulan April 1849 dan, dalam ironi sejarah, segera menjual hak patennya kepada W.R. Grace and Company seharga $400 (sebuah jumlah yang cukup untuk melunasi utangnya), tanpa menyadari bahwa ia baru saja menciptakan salah satu perangkat kecil yang paling sukses dan abadi sepanjang masa.

II. Anatomia dan Klasifikasi Jarum Semat

Meskipun terlihat sederhana, jarum semat adalah kategori luas yang mencakup berbagai bentuk, material, dan fungsi. Pemilihan jarum semat yang tepat sangat krusial dalam dunia tekstil, medis, dan bahkan seni instalasi.

1. Jarum Semat Keselamatan (Safety Pin)

Jarum semat jenis ini adalah yang paling dikenal karena fitur penguncinya. Anatomia kuncinya adalah sinergi antara tiga komponen utama:

A. Pegas (Spring Mechanism)

Pegas, atau kumparan, adalah bagian yang dibentuk dari kawat yang dililitkan di salah satu ujungnya. Fungsi pegas ini ganda: ia bertindak sebagai engsel, memungkinkan pin terbuka dan tertutup, dan ia memberikan tekanan tegangan yang menahan pin di posisi tertutup. Kekuatan pegas harus seimbang—cukup kuat untuk menahan penutupan tetapi cukup fleksibel untuk dibuka dengan mudah.

B. Badan dan Ujung (Body and Point)

Badan jarum semat terbuat dari kawat logam yang ditarik (drawing wire). Kualitas ketajaman ujungnya sangat penting. Proses penajaman modern menggunakan mesin presisi tinggi untuk memastikan ujungnya halus, tajam, dan tidak merusak serat kain. Ketajaman ini harus dipertahankan tanpa mengorbankan integritas logam, karena ujung yang terlalu tipis akan mudah bengkok.

C. Penutup Pengunci (Catch/Clasp)

Ini adalah inovasi Hunt yang paling brilian. Penutup pelindung berfungsi sebagai rumah bagi ujung jarum ketika tertutup. Fitur ini tidak hanya mencegah cedera—maka disebut "keselamatan"—tetapi juga memastikan bahwa pin tidak sengaja terbuka, menjaga integritas jahitan sementara atau penutup popok. Desain penutup ini bervariasi, dari bentuk cangkang sederhana hingga mekanisme pengunci putar yang lebih kompleks pada pin industri.

2. Jarum Semat Lurus (Straight Pin)

Jarum semat lurus digunakan untuk menahan potongan kain bersamaan sebelum atau selama proses menjahit. Perbedaan utama mereka terletak pada kepala jarum, yang dirancang untuk tujuan berbeda:

A. Pin Kepala Kaca (Glass Head Pins)

Kepala pin ini terbuat dari kaca tahan panas. Mereka sangat populer di kalangan penjahit profesional karena dua alasan utama: mereka mudah dilihat (terutama jika warnanya cerah) dan mereka tidak meleleh ketika disetrika. Jarum jenis ini biasanya lebih panjang dan lebih halus (tipis).

B. Pin Kepala Plastik/Mutiara (Plastic/Pearl Head Pins)

Kepala jarum ini terbuat dari plastik atau polimer. Mereka umumnya lebih murah dan datang dalam berbagai warna yang cerah. Namun, kelemahannya adalah bahwa plastik tertentu dapat meleleh atau berubah bentuk jika terkena panas setrika secara langsung.

C. Pin Kepala Datar (Flat Head/T-Pins)

Pin kepala datar (atau pin pembuat pakaian) memiliki kepala logam kecil yang ditekan datar. Mereka dirancang untuk menahan kain di atas meja pemotong atau manekin tanpa menciptakan benjolan besar. T-Pins adalah varian yang lebih kuat, sering digunakan untuk menjepit material tebal, wig, atau proyek kerajinan karena kepalanya yang besar memberikan pegangan yang lebih baik.

III. Material dan Standar Manufaktur Jarum Semat

Produksi jarum semat, meskipun terlihat sederhana, melibatkan proses rekayasa metalurgi yang cermat untuk memastikan daya tahan, ketajaman, dan ketahanan korosi. Kualitas bahan baku sangat menentukan kinerja produk akhir.

1. Pilihan Material Inti

Material yang paling umum digunakan untuk jarum semat harus memiliki sifat elastisitas (untuk pegas keselamatan), kekuatan tarik (agar tidak mudah bengkok), dan ketahanan terhadap oksidasi.

2. Proses Manufaktur Kawat Presisi

Proses pembuatan jarum semat modern sepenuhnya otomatis dan melibatkan beberapa langkah presisi tinggi:

A. Penarikan Kawat (Wire Drawing)

Batangan logam mentah pertama-tama ditarik melalui serangkaian cetakan (dies) yang semakin kecil hingga mencapai diameter (gauge) yang diinginkan. Gauge jarum semat, biasanya diukur dalam metrik atau sistem Imperial, menentukan kekuatan dan ketipisannya. Jarum jahit halus dapat memiliki gauge yang sangat kecil untuk kain sutra, sementara pin T memiliki gauge yang jauh lebih tebal.

B. Pembentukan dan Pemotongan

Kawat yang sudah ditarik kemudian dimasukkan ke mesin pembentuk. Untuk jarum semat keselamatan, mesin akan secara otomatis memotong kawat, membentuk spiral pegas di satu ujung, dan membentuk penutup pengunci di ujung lainnya. Presisi dalam pembentukan spiral sangat penting; penyimpangan kecil dapat menyebabkan pin mudah patah atau gagal mengunci.

C. Penajaman Ujung (Pointing)

Ini adalah langkah krusial. Ujung jarum diasah menggunakan roda gerinda yang sangat halus untuk menciptakan titik yang sempurna. Kualitas penajaman ini harus konsisten: cukup tajam untuk menembus material tanpa merusak serat, tetapi tidak terlalu rapuh hingga mudah bengkok.

D. Pelapisan dan Pengeringan

Setelah jarum dibentuk, ia melalui proses pembersihan kimiawi dan kemudian pelapisan elektroplating (biasanya nikel). Proses ini tidak hanya melindungi logam tetapi juga memberikan hasil akhir yang mengkilap dan anti-gesek. Setelah pelapisan, jarum dipoles dan dikemas secara massal.

IV. Kegunaan Jarum Semat yang Multifungsi dan Meluas

Meskipun jarum semat sangat identik dengan dunia menjahit, kegunaan praktisnya telah menyebar ke hampir setiap bidang kehidupan, seringkali berfungsi sebagai solusi darurat yang cerdik dan tak terduga.

1. Fungsi Esensial dalam Tekstil dan Mode

Dalam dunia mode dan pembuatan pakaian, jarum semat adalah perangkat tak tergantikan. Mereka berfungsi sebagai "tangan ketiga" bagi perancang dan penjahit.

2. Peran dalam Seni, Kerajinan, dan Dekorasi

Jarum semat T-pins dan lurus sering digunakan dalam berbagai proyek kerajinan yang memerlukan fiksasi sementara atau permanen.

3. Kegunaan Obscure dan Solusi Cerdas

Kekuatan dan ketipisan jarum semat logam membuatnya ideal untuk tugas-tugas yang awalnya tidak dirancang untuknya.

V. Jarum Semat sebagai Ikon Budaya dan Simbolisme

Jarum semat telah melampaui fungsinya yang murni fungsional dan menjadi simbol yang kuat dalam gerakan budaya dan seni, terutama dalam budaya tandingan (counterculture).

1. Ikonografi Punk Rock

Hubungan antara jarum semat keselamatan dan gerakan punk rock pada tahun 1970-an sangat kuat. Jarum semat tidak hanya digunakan untuk menahan pakaian yang sengaja dirobek (sebagai bentuk anti-fashion dan anti-kemapanan) tetapi juga digunakan sebagai perhiasan piercing yang kasar dan darurat. Simbol ini mewakili:

2. Simbolisme Keamanan dan Persatuan

Di luar punk, jarum semat juga memiliki konotasi positif yang kuat. Dalam beberapa tahun terakhir, jarum semat telah diadopsi sebagai simbol solidaritas dan keselamatan (safety).

VI. Analisis Teknis Mendalam: Kekuatan Tarik dan Fleksibilitas

Untuk memahami mengapa jarum semat—terutama jarum semat keselamatan—begitu efektif, kita harus melihat mekanika materialnya. Desain Walter Hunt adalah contoh klasik dari rekayasa minimalis.

1. Ergonomi Kawat

Sebuah jarum semat keselamatan yang baik bergantung pada keseimbangan yang sulit dicapai: ia harus cukup lunak untuk dibengkokkan menjadi kumparan (pegas) tanpa patah, namun cukup keras (rigid) untuk menahan gaya tarik ketika terkunci di tempatnya.

2. Efisiensi Mekanisme Kunci

Penutup pengunci (catch) dirancang untuk menahan jarum dalam posisi terkunci, mengubah gaya tekan lateral dari kain menjadi gaya geser yang menstabilkan pin. Dalam kondisi ideal, pin yang terkunci harus hampir mustahil untuk terbuka secara tidak sengaja kecuali gaya eksternal diterapkan langsung untuk melepaskan pin dari penutupnya.

Desain penutup sering kali mencakup alur atau cekungan yang memegang titik pin, mencegahnya bergerak lateral. Beberapa desain industri bahkan menggabungkan 'safety hump' (punuk keamanan) di dasar penutup yang memerlukan sedikit tekanan ekstra untuk melepaskan pin, memberikan lapisan perlindungan tambahan terhadap pembukaan yang tidak disengaja.

VII. Jarum Semat dalam Konteks Industri dan Niche Khusus

Selain penggunaan sehari-hari, jarum semat juga memainkan peran penting dalam industri dan aplikasi yang memerlukan kekhususan tinggi, menunjukkan adaptabilitas desain minimalis ini.

1. Aplikasi Medis dan Bedah

Meskipun sebagian besar perlengkapan medis sekarang sekali pakai, jarum semat bedah (steril) masih digunakan dalam situasi tertentu. Pin yang terbuat dari baja tahan karat kelas medis (surgical grade stainless steel) digunakan dalam pengaturan laboratorium atau untuk menandai area steril pada kain bedah sebelum operasi. Kualitas anti-korosi baja tahan karat memastikan tidak ada kontaminan logam yang dilepaskan ke lingkungan sensitif.

2. Industri Pengepakan dan Labeling

Dalam industri tekstil skala besar, jarum semat kecil dan lurus yang sangat halus digunakan untuk menempelkan label harga atau label merek pada pakaian jadi tanpa meninggalkan lubang yang terlihat. Proses ini membutuhkan jarum yang sangat tajam dan gauge yang sangat tipis (micro-fine) untuk menembus serat dengan kerusakan minimal.

Pin label (tagging pins) yang menggunakan perangkat aplikator otomatis adalah evolusi dari jarum semat, memungkinkan pemasangan label ke jutaan item pakaian dengan cepat dan efisien sebelum mencapai rak toko. Ini adalah bukti bahwa konsep fiksasi jarum semat terus beradaptasi dengan kebutuhan otomatisasi modern.

3. Jarum Semat Khusus (Heavy Duty Pins)

Untuk aplikasi tugas berat, seperti menjepit tenda, karpet tebal, atau bahan pelapis industri, jarum semat keselamatan diproduksi dalam ukuran besar dengan diameter kawat yang jauh lebih tebal (heavy gauge). Materialnya mungkin berupa kuningan berlapis krom atau baja mangan, yang dikenal karena ketangguhan dan ketahanan lenturnya. Pin-pin ini tidak diukur berdasarkan ketajaman untuk kain halus, melainkan berdasarkan kemampuan mereka untuk menahan gaya geser yang signifikan.

Contohnya adalah C-Pins, yang berbentuk melengkung seperti huruf C. C-Pins tidak memiliki mekanisme pegas tetapi digunakan dengan benang atau kawat untuk menjahit atau memperbaiki bahan yang sangat tebal, seperti jok mobil atau layar kapal.

VIII. Perawatan dan Keberlanjutan Jarum Semat

Objek yang begitu sederhana pun memerlukan perhatian tertentu, terutama untuk memastikan jarum semat tetap berfungsi optimal dan tidak merusak material yang disematkan.

1. Pencegahan Karat dan Noda

Musuh terbesar jarum semat logam non-stainless steel adalah karat. Karat tidak hanya merusak pin itu sendiri, tetapi juga dapat meninggalkan noda oranye-coklat yang permanen pada kain, terutama kain katun atau linen yang sensitif. Untuk mencegah hal ini:

2. Pengasah dan Pemeliharaan Ketajaman

Pin lurus yang digunakan berulang kali dapat menjadi tumpul. Jarum tumpul memaksa penjahit menggunakan lebih banyak kekuatan, meningkatkan risiko merobek atau merusak material. Pin cushion (bantalan jarum) tradisional sering diisi dengan serbuk gergaji atau pasir halus yang berfungsi ganda sebagai pengasah minimal, menjaga ujung jarum tetap tajam setiap kali jarum ditusukkan ke dalamnya.

Sebaliknya, jarum semat keselamatan jarang diasah oleh pengguna karena desainnya lebih menekankan kekuatan pegas dan penguncian daripada ketajaman ekstrem, meskipun ujungnya juga harus tetap terawat dan tidak bengkok.

IX. Prospek Jarum Semat di Era Digital

Dalam dunia yang semakin didominasi oleh teknologi dan solusi digital, apakah ada tempat bagi sepotong kawat logam sederhana? Jawabannya adalah ya, karena jarum semat mewakili solusi fisik terhadap masalah fisik yang tidak dapat digantikan oleh perangkat lunak.

1. Desain Tekstil Pintar (Smart Textiles)

Di masa depan, jarum semat dapat berintegrasi dengan teknologi baru. Bayangkan jarum semat yang dilapisi material konduktif untuk menjahit sirkuit fleksibel pada pakaian pintar (wearables). Mereka dapat berfungsi sebagai konektor sementara atau titik uji dalam prototipe tekstil elektronik, menawarkan solusi fiksasi yang non-invasif namun fungsional.

2. Konservasi dan Pelestarian

Dalam bidang konservasi museum, jarum semat yang terbuat dari material inert (seperti titanium atau baja tahan karat premium) digunakan untuk menahan artefak tekstil rapuh tanpa risiko korosi atau reaksi kimia. Jarum semat memastikan stabilitas fisik selama restorasi atau pameran, di mana setiap intervensi harus bersifat reversibel dan minimal.

3. Keabadian Desain Minimalis

Terlepas dari inovasi apa pun, keunggulan jarum semat terletak pada desainnya yang optimal. Ini adalah benda yang mencapai tujuannya dengan material dan langkah paling sedikit. Prinsip desain ini—minimalisme fungsional—menjamin bahwa selama manusia masih mengenakan pakaian dari kain, jarum semat akan tetap relevan. Tidak ada solusi digital atau kompleks yang dapat meniru efisiensi sederhana dan universal dari sepotong kawat yang dibengkokkan secara cerdas untuk menahan dua tepi kain menjadi satu kesatuan.

Fungsi abadi ini memastikan jarum semat akan terus menjadi studi kasus yang menarik bagi para insinyur dan desainer. Objek yang murah, mudah diproduksi secara massal, dan vital ini tetap menjadi penemuan yang membayar kembali $400 paten awalnya jutaan kali lipat dalam nilai utilitarian global. Mereka adalah pengingat harian bahwa solusi terbaik sering kali adalah yang paling sederhana dan paling elegan.

X. Variasi Regional dan Terminologi Jarum Semat

Penting untuk memahami bahwa istilah "jarum semat" di Indonesia mencakup berbagai jenis pin, sementara di negara-negara berbahasa Inggris, terdapat pemisahan yang ketat antara 'safety pin' dan 'straight pin'. Pemahaman variasi regional ini membantu dalam konteks aplikasi dan perdagangan.

1. Istilah Lokal dan Fungsional

Meskipun sering disamaratakan sebagai 'peniti' (yang umumnya merujuk pada jarum semat keselamatan) atau 'jarum pentul' (yang merujuk pada jarum semat lurus berkepla mutiara), setiap varian memiliki fungsi spesifik yang mendorong penggunaan terminologi yang tepat:

Kebutuhan untuk nama yang tepat mencerminkan presisi yang diperlukan dalam dunia menjahit dan pembuatan garmen. Penjahit profesional tidak akan pernah menggantikan jarum pentul sutra (sangat tipis) dengan pin tugas berat (tebal) karena dapat merusak serat halus.

2. Pengaruh Global terhadap Produksi

Produksi jarum semat didominasi oleh beberapa negara manufaktur besar, terutama di Asia Timur, yang telah menyempurnakan otomatisasi proses penarikan kawat dan pelapisan. Kontrol kualitas yang ketat diterapkan untuk memastikan produk ekspor memenuhi standar internasional, seperti ketahanan karat, kekuatan pegas (diukur dalam Newton), dan standar keamanan untuk mainan dan pakaian bayi (bebas timbal dan nikel). Persaingan industri ini terus mendorong inovasi mikro, seperti pelapisan non-alergenik (hypoallergenic plating).

XI. Aplikasi Kreatif dan Inovatif Jarum Semat

Batas-batas kegunaan jarum semat terus didorong oleh kreativitas individu, dari perhiasan kontemporer hingga seni rupa skala besar.

1. Perhiasan dan Dekorasi Kontemporer

Desainer perhiasan modern sering menggunakan jarum semat, terutama jarum semat keselamatan perak atau emas, sebagai elemen desain yang disengaja. Penggunaan pin fungsional sebagai elemen dekoratif merayakan filosofi utilitarianisme dan menyuntikkan nuansa pemberontakan punk ke dalam estetika mewah.

Ribuan jarum semat juga telah digunakan sebagai media dalam seni instalasi, disematkan pada kanvas atau substrat lain untuk menciptakan tekstur yang unik, memantulkan cahaya, dan memberikan dimensi tiga. Dalam konteks ini, jarum semat berfungsi sebagai piksel fisik yang dapat dimanipulasi untuk menghasilkan ilusi optik atau pola yang rumit.

2. Eksperimen Sains Sederhana

Di sekolah, jarum semat, terutama jarum semat keselamatan, merupakan alat yang sangat baik untuk demonstrasi fisika sederhana. Kumparan pegasnya dapat digunakan untuk mengajarkan konsep energi potensial dan elastisitas. Selain itu, pin lurus logam dapat digunakan dalam eksperimen konduktivitas listrik dasar atau dalam memetakan medan magnet karena sifat magnetik inheren dari baja karbo.

3. Jarum Semat dalam Pertolongan Pertama dan Survival

Di luar memperbaiki pakaian, jarum semat keselamatan adalah item wajib dalam kotak pertolongan pertama mana pun, terutama di lingkungan luar ruangan atau survival:

XII. Kekuatan Jarum Semat dan Dampaknya pada Lingkungan

Sebagai produk yang diproduksi secara massal dalam skala triliunan unit, dampak lingkungan dari jarum semat juga patut dipertimbangkan, meskipun ukurannya kecil.

1. Daur Ulang Logam

Sebagian besar jarum semat terbuat dari baja atau kuningan, yang keduanya sangat dapat didaur ulang (recyclable). Namun, karena ukurannya yang kecil, jarum semat sering terlewatkan oleh proses daur ulang magnetik standar atau berakhir di tempat sampah biasa. Upaya untuk mengumpulkan dan mendaur ulang jarum semat, terutama dalam skala industri (misalnya, pin dari pabrik garmen), sangat penting untuk mengurangi limbah logam.

2. Standar Kesehatan dan Keselamatan

Peraturan global semakin ketat mengenai bahan kimia yang digunakan dalam pelapisan logam, terutama yang berkaitan dengan kandungan timbal dan nikel. Nikel adalah alergen umum, dan jarum semat yang bersentuhan langsung dengan kulit (seperti pada pakaian bayi) harus memenuhi standar bebas nikel atau menggunakan lapisan hipoalergenik. Inovasi ini memastikan bahwa produk yang sederhana tetap aman di era kesadaran kesehatan yang tinggi.

Kesimpulannya, jarum semat adalah bukti nyata bahwa inovasi yang paling signifikan seringkali terletak pada adaptasi dan penyempurnaan yang cerdas dari prinsip-prinsip mekanika dasar. Dari filbula para bangsawan Romawi hingga perhiasan punk, jarum semat terus menyematkan sejarah, fungsionalitas, dan estetika ke dalam kain kehidupan kita sehari-hari, sebuah pahlawan tak terlihat dalam desain fungsional.