Ikan Temenggung, yang secara ilmiah dikenal dalam genus Datnioides, merupakan salah satu primadona dalam dunia akuatik air tawar. Dikenal karena corak tubuhnya yang mencolok berupa garis-garis hitam vertikal yang kontras dengan warna dasar emas atau kuning cerah, ikan ini sering dijuluki sebagai Harimau Air Tawar (Siamese Tigerfish). Keindahan fisiknya yang eksotis dan sifatnya yang predator menjadikannya spesies yang sangat diminati, baik oleh kolektor ikan hias maupun oleh peneliti biologi akuatik. Namun, di balik popularitasnya, spesies Temenggung menghadapi tantangan besar terkait keberlanjutan habitat alaminya dan praktik penangkapan yang tidak berkelanjutan.
Ilustrasi sederhana Ikan Temenggung, menampilkan garis vertikal yang menjadi ciri khas spesies ini.
Genus Datnioides, yang berada dalam famili Datnioididae, terdiri dari beberapa spesies yang semuanya memiliki penampilan yang memukau. Meskipun sering dikelompokkan bersama dengan nama umum yang sama, setiap spesies memiliki perbedaan signifikan dalam pola garis, warna dasar, dan asal geografis. Memahami klasifikasi ini sangat penting, terutama bagi penghobi yang ingin memelihara varian tertentu, karena kebutuhan dan ukuran maksimumnya bisa berbeda.
Spesies ini sering ditemukan di perairan Indonesia (terutama Kalimantan dan Sumatra) dan Malaysia. D. microlepis dikenal dengan garis-garis yang cenderung lebih ramping dan jumlahnya lebih banyak dibandingkan saudaranya dari Thailand. Garis-garisnya mungkin tampak sedikit kabur atau kurang tebal, dan warna dasarnya seringkali berupa emas pucat atau perak kekuningan. Ikan ini dapat tumbuh mencapai ukuran yang cukup besar, seringkali melebihi 40 cm di penangkaran jika akuariumnya memadai.
Inilah yang sering dianggap sebagai Temenggung 'sejati' dan yang paling dicari karena corak warnanya yang sangat tajam dan kontras. D. pulcher berasal dari cekungan sungai Chao Phraya dan Mekong, meskipun populasinya di alam liar kini berada dalam kondisi kritis. Garis hitamnya sangat tebal, tegas, dan kontras dengan warna dasar emas cerah yang pekat. Sayangnya, karena penangkapan berlebihan dan hilangnya habitat, spesies ini diklasifikasikan sebagai spesies yang rentan atau bahkan terancam punah.
Keunikan D. pulcher terletak pada jumlah garis utama yang umumnya berjumlah 5 hingga 6 garis yang sangat terdefinisi, menciptakan tampilan yang benar-benar memukau. Permintaan tinggi di pasar internasional telah mendorong harga ikan ini melambung tinggi, menjadikannya salah satu ikan air tawar termahal.
Spesies ini endemik di wilayah Papua (termasuk Papua Nugini). D. campbelli memiliki corak yang lebih bervariasi. Meskipun tetap bergaris, corak garisnya seringkali kurang tegas atau terkadang terpecah-pecah menjadi bercak, terutama pada spesimen muda. Habitatnya yang terpencil memberikan perlindungan relatif, namun eksplorasi habitat dan perubahan ekosistem tetap menjadi ancaman. Warna dasar ikan ini cenderung lebih gelap atau kecokelatan dibandingkan varian Asia Tenggara.
Dikenal juga sebagai Temenggung Gelombang, D. undulatus memiliki pola garis yang lebih tidak beraturan dan bergelombang. Garis-garisnya tampak ‘bergerak’ atau meliuk-liuk di sepanjang tubuh. Spesies ini seringkali ditemukan di kawasan perairan payau dekat muara sungai, menunjukkan toleransi yang lebih luas terhadap salinitas dibandingkan spesies Datnioides murni air tawar lainnya. Warna emasnya seringkali sangat intensif.
Spesies yang paling kecil dan paling toleran terhadap air payau ini dikenal dengan nama Silver Tigerfish. Sesuai namanya, D. quadrifasciatus cenderung memiliki empat garis vertikal yang sangat jelas (selain garis mata dan ekor). Ukurannya jarang melebihi 30 cm, membuatnya lebih mudah dipelihara di akuarium berukuran sedang, meskipun sifatnya tetap predator.
Perbedaan klasifikasi ini adalah fondasi penting. Ketika merujuk pada "Ikan Temenggung" di konteks akuarium hias, yang paling sering dibicarakan adalah D. microlepis karena ketersediaannya yang relatif stabil, atau D. pulcher yang sangat langka dan mahal.
Ikan Temenggung memiliki anatomi yang dirancang sempurna sebagai predator penyergap. Tubuhnya yang kokoh, padat, dan relatif tinggi, memberikan kesan berwibawa. Ciri khas yang paling menonjol adalah pola garis hitam yang berfungsi sebagai kamuflase yang sangat efektif di perairan bervegetasi atau berlumpur tempat mereka sering bersembunyi.
Temenggung memiliki tubuh yang kompresi lateral (pipih dari samping) tetapi sangat berotot. Mulutnya besar dan superior (menghadap ke atas), yang memungkinkan mereka menangkap mangsa di permukaan air atau di bawah. Sirip punggung (dorsal fin) terbagi menjadi dua bagian: bagian depan yang keras dan berduri (sekitar 12 duri) dan bagian belakang yang lunak. Struktur sirip ini membantu dalam manuver cepat saat berburu.
Salah satu fitur yang sering menarik perhatian adalah posisi mata mereka. Matanya besar dan memberikan pandangan binokular yang baik, esensial untuk melacak mangsa. Warna mata seringkali serasi dengan warna dasar tubuh, tetapi garis hitam selalu melintasi mata, memberikan ilusi mata yang lebih kecil.
Sisik (skala) pada Temenggung, terutama D. microlepis, relatif kecil dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, yang memberinya nama spesifik 'microlepis' (sisik kecil). Sisik ini keras dan memberikan lapisan perlindungan yang baik. Di sisi lain, D. pulcher seringkali memiliki sisik yang sedikit lebih besar dan warna yang lebih pekat.
Warna dasar Temenggung sangat dipengaruhi oleh lingkungan, diet, dan tingkat stres. Dalam kondisi optimal dan non-stres, warna emas akan sangat cerah dan pekat. Ketika Temenggung stres, warna emasnya dapat memudar menjadi kuning pucat atau bahkan keabu-abuan, dan garis hitamnya mungkin terlihat 'memudar' atau kurang tegas.
Pola garis vertikal adalah penentu utama spesies:
Fenomena Garis Ganda (Double Bars): Pada beberapa spesimen, terutama di usia muda, garis hitam utama dapat tampak terbagi atau mengganda. Ini adalah kondisi sementara atau variasi genetik yang mungkin memudar seiring bertambahnya usia, namun pada beberapa spesies seperti D. campbelli, pola 'bercak' atau garis ganda adalah hal yang umum.
Ikan Temenggung adalah penghuni asli perairan tawar tropis di Asia Tenggara. Persebaran geografisnya mencakup Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Indonesia (Sumatra dan Kalimantan), hingga Papua. Mereka umumnya ditemukan di lingkungan air tawar yang bergerak lambat hingga tenang, seringkali berkaitan erat dengan hutan dataran banjir (floodplains) dan sistem sungai besar.
Habitat alami Temenggung ditandai oleh beberapa faktor kunci:
Temenggung adalah predator karnivora yang mengandalkan teknik penyergapan (ambush predator). Mereka akan berdiam diri di antara akar atau vegetasi, hampir tidak bergerak, menunggu ikan yang lebih kecil, krustasea, atau serangga air melewati jangkauan serangnya. Ketika mangsa mendekat, Temenggung akan melancarkan serangan cepat menggunakan mulutnya yang besar, menelan mangsa secara keseluruhan.
Di alam liar, diet utama mereka terdiri dari ikan-ikan kecil seperti ikan mas dan udang. Karena sifat predatornya ini, mereka memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan populasi ikan kecil di ekosistem mereka.
Memelihara Ikan Temenggung membutuhkan komitmen tinggi karena ukuran maksimumnya yang besar dan kebutuhannya yang spesifik terhadap kualitas air dan lingkungan. Kesalahan dalam perawatan dapat menyebabkan stres kronis, hilangnya warna, dan rentan terhadap penyakit. Bagian ini akan membahas secara mendalam setiap aspek penting dalam perawatan ikan temenggung.
Ukuran adalah isu krusial. Temenggung, terutama D. pulcher dan D. microlepis, tumbuh sangat besar. Akuarium minimal untuk satu individu dewasa (40 cm) seharusnya tidak kurang dari 1500 liter (400 galon). Untuk Temenggung yang lebih kecil (seperti D. quadrifasciatus), ukuran minimum adalah 700 liter. Jika Anda berencana memelihara lebih dari satu individu, volume air harus ditingkatkan secara proporsional, mengingat sifat teritorial mereka.
Ketinggian air (kedalaman) kurang penting dibandingkan luas lantai (footprint) akuarium, karena Temenggung cenderung menghabiskan waktu di bagian bawah dan tengah. Panjang akuarium (minimal 250 cm untuk dewasa besar) dan lebar (minimal 80 cm) harus dimaksimalkan untuk memberikan ruang putar yang cukup.
Stabilitas adalah kata kunci utama. Temenggung sangat sensitif terhadap perubahan mendadak dalam parameter air. Meskipun mereka dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi air, kondisi optimal harus dijaga ketat:
Penggantian air minimal 30% hingga 50% per minggu adalah standar yang harus dipenuhi untuk akuarium Temenggung dewasa, terutama karena mereka menghasilkan limbah biologis dalam jumlah besar (high bio-load).
Mengingat beban biologis yang tinggi, sistem filtrasi untuk Temenggung harus sangat efisien dan berlebihan (over-filtration). Filtrasi harus menggabungkan tiga aspek:
Pastikan laju aliran filter mampu memutar total volume air di akuarium setidaknya 5 hingga 8 kali per jam. Namun, aliran air yang masuk ke akuarium tidak boleh menciptakan arus yang terlalu kuat, karena Temenggung lebih menyukai perairan tenang.
Lingkungan harus meniru habitat alami mereka untuk mengurangi stres dan mendorong tampilan warna yang optimal. Elemen dekorasi meliputi:
Temenggung adalah karnivora obligat. Diet mereka harus kaya protein dan bervariasi untuk memastikan asupan nutrisi lengkap.
Juvenil (di bawah 15 cm) harus diberi makan dua kali sehari dengan porsi yang dapat mereka habiskan dalam waktu 3-5 menit. Ikan remaja (15-30 cm) dapat diberi makan sekali sehari. Temenggung dewasa (di atas 30 cm) hanya perlu diberi makan setiap dua hari sekali, atau bahkan dua hingga tiga kali seminggu, untuk menghindari masalah obesitas.
Penting: Jangan pernah memberi makan ikan mas feeder (emas) secara eksklusif. Ikan mas mengandung Tiaminase, enzim yang menghancurkan Tiamin (Vitamin B1), yang dapat menyebabkan masalah neurologis dan kekurangan nutrisi serius jika diberikan dalam jangka panjang. Jika menggunakan ikan hidup, gunakan spesies yang tidak mengandung Tiaminase tinggi.
Memahami psikologi Ikan Temenggung sangat penting dalam manajemen akuarium. Mereka memiliki kepribadian yang kuat dan seringkali menunjukkan tingkat agresi yang bervariasi tergantung spesies dan ukuran.
Temenggung dewasa dapat menjadi sangat teritorial, terutama terhadap spesies yang memiliki bentuk tubuh atau pola warna yang mirip. Jika memelihara beberapa Temenggung (disebut ‘communal tank’), dibutuhkan akuarium yang sangat besar dan dekorasi yang memecah pandangan untuk mencegah pertempuran hebat. Agresi biasanya muncul saat berebut makanan atau saat mempertahankan tempat persembunyian favorit.
Beberapa spesies (misalnya, D. pulcher) cenderung lebih tenang dan dewasa lebih cepat, sementara yang lain (misalnya, D. microlepis) mungkin lebih agresif terhadap sejenisnya. Memelihara dalam kelompok besar (>5 ekor) terkadang dapat mengurangi agresi individu karena agresi tersebar (target fixation).
Temenggung adalah ikan predator yang akan memakan apa pun yang muat di mulutnya, yang berarti hampir semua ikan kecil harus dikecualikan. Tankmate haruslah ikan yang:
Tankmate ideal meliputi: Arowana (Silver atau Asian, ukuran serupa), Ikan Pari Air Tawar (jenis tertentu), Large Cichlids (seperti Oscar atau Toman), atau Ikan Lele Predatory besar (seperti Red Tail Catfish, meskipun harus hati-hati karena laju pertumbuhan RC yang cepat). Penting untuk selalu memperkenalkan tankmate baru saat Temenggung masih muda atau remaja agar mereka tumbuh bersama dan menetapkan hirarki sosial.
Stres adalah penyebab utama Temenggung kehilangan warna (dikenal sebagai ‘fading’ atau ‘banding’). Stres dapat disebabkan oleh:
Jika Temenggung Anda mulai kehilangan warna emas cerahnya dan garis hitamnya memudar menjadi abu-abu, ini adalah sinyal peringatan serius. Segera periksa parameter air, matikan lampu utama selama sehari, dan pastikan tidak ada ikan lain yang mengganggunya.
Temenggung, jika dirawat dengan baik, adalah ikan yang cukup tahan banting. Namun, stres akibat kualitas air yang buruk adalah pintu masuk bagi sebagian besar penyakit air tawar.
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Ichthyophthirius multifiliis. Gejalanya adalah bintik-bintik putih kecil seperti garam di seluruh tubuh dan sirip. Temenggung sangat rentan terhadap Ich, terutama setelah pengiriman atau stres.
Pengobatan: Tingkatkan suhu akuarium perlahan hingga 30°C (jika airnya bersih), gunakan garam ikan non-iodin (3 gram per liter), dan tambahkan obat yang mengandung formaldehid atau malachite green. Pastikan untuk menghilangkan arang aktif selama pengobatan.
Umumnya terjadi pada ikan predator besar karena diet yang kurang variasi atau kekurangan vitamin C, atau stres air. Gejala berupa lubang atau lesi di sekitar kepala dan garis lateral.
Pengobatan: Isolasi ikan. Obati dengan metronidazol (Flagyl) dicampur dalam makanan (oral feeding) atau di air. Perbaiki kualitas air dan pastikan diet mengandung vitamin yang memadai.
Biasanya terjadi sebagai infeksi sekunder akibat kerusakan sirip (fin rot) atau luka di kulit (body slime). Kondisi air yang tinggi nitrat adalah penyebab utama.
Pengobatan: Penggantian air besar-besaran, penambahan garam, dan penggunaan antibiotik spektrum luas (misalnya, oxytetracycline atau Erythromycin) sesuai dosis dan petunjuk dokter hewan akuatik.
Semua ikan baru, termasuk Temenggung atau tankmate barunya, harus melalui periode karantina minimal empat minggu di tangki terpisah. Selama karantina, perhatikan tanda-tanda penyakit dan obati jika diperlukan. Ini mencegah penyebaran patogen ke akuarium utama yang sudah stabil. Selalu sedia obat-obatan penting di rumah.
Nilai Ikan Temenggung bervariasi drastis tergantung pada spesies, keindahan corak (full bar), dan ukurannya. Ikan ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, yang ironisnya, berkontribusi pada ancamannya di alam liar.
D. pulcher (Temenggung Siam) adalah permata mahkota. Karena statusnya yang hampir punah dan larangan ekspor dari Thailand, spesimen legal yang dibudidayakan dapat mencapai harga ribuan hingga puluhan ribu dolar untuk individu dengan corak yang sempurna. D. microlepis, yang lebih tersedia, tetap dihargai tinggi, terutama yang muda dengan janji corak yang tegas.
Harga ditentukan oleh simetri garis vertikal. Ikan dengan garis yang putus-putus atau bercak akan memiliki nilai yang jauh lebih rendah daripada ikan dengan garis yang tebal dan menyambung sempurna dari punggung hingga perut.
Populasi Temenggung di alam liar mengalami penurunan dramatis, terutama di cekungan Mekong. Status konservasi untuk D. pulcher adalah salah satu yang paling mengkhawatirkan. Ancaman utamanya meliputi:
Upaya konservasi memerlukan program budidaya yang sukses di fasilitas resmi untuk mengurangi tekanan penangkapan dari alam. Selain itu, perlindungan kawasan hutan dataran banjir adalah vital untuk menjaga tempat berlindung dan pemijahan mereka.
Membudidayakan Ikan Temenggung secara komersial adalah proses yang sangat rumit dan penuh tantangan. Meskipun beberapa farm di Asia Tenggara berhasil memproduksi anakan, skalanya masih belum memenuhi permintaan pasar global, yang menyebabkan tingginya harga dan kelangkaan.
Temenggung adalah ikan pemijah air tawar. Proses reproduksi mereka di alam liar sangat tergantung pada musim banjir dan kondisi air spesifik, yang sulit ditiru di penangkaran. Mereka membutuhkan ruang yang sangat besar dan kondisi air yang mendekati kemurnian alami.
Penyebab Kesulitan:
Setelah menetas, larva Temenggung harus segera diberi pakan yang sangat kecil. Pakan awal yang sukses seringkali meliputi infusoria, rotifer, atau nauplii artemia yang baru menetas. Kesalahan kecil dalam penyediaan pakan dapat menyebabkan tingkat kematian massal pada benih. Budidaya Temenggung membutuhkan teknik akuakultur yang maju dan intensif.
Saat ini, sebagian besar spesimen yang dijual di pasaran adalah hasil penangkapan alam (meskipun dikarantina) atau berasal dari program budidaya yang sangat terbatas, yang menjelaskan mengapa harga D. pulcher tetap eksklusif.
Untuk penghobi yang serius dan berkomitmen pada Ikan Temenggung, ada banyak detail teknis yang harus diperhatikan untuk memastikan ikan hidup sehat dalam jangka waktu panjang (umur Temenggung dapat mencapai 15 tahun atau lebih dalam perawatan yang optimal).
Pengelolaan air bukan hanya tentang menyeimbangkan Nitrat. Perluasan detail meliputi:
1. Karbon Dioksida (CO2) dan Aerasi: Karena tubuh Temenggung yang besar, mereka memiliki permintaan oksigen terlarut yang tinggi. Akuarium harus memiliki aerasi yang kuat, dan jika menggunakan tangki berpenutup, pastikan pertukaran udara permukaan memadai. CO2 yang dihasilkan oleh respirasi ikan harus dikeluarkan secara efisien. Kualitas air yang jenuh oksigen tidak hanya baik untuk ikan tetapi juga untuk bakteri nitrifikasi dalam filter.
2. Alkalinitas (KH): KH berperan sebagai penyangga pH. Karena Temenggung menyukai pH netral hingga sedikit asam, KH rendah (sekitar 4-8 dKH) sudah memadai. Namun, jika KH terlalu rendah, pH dapat berfluktuasi liar saat asam dari nitrifikasi menumpuk, menyebabkan pH crash. Stabilitas KH adalah fondasi stabilitas pH.
3. Khelasi Mineral: Jika menggunakan air RO (Reverse Osmosis) murni atau air yang sangat lunak, mineral esensial perlu ditambahkan kembali. Temenggung membutuhkan kalsium dan magnesium untuk kesehatan tulang dan fungsi osmoregulasi. Penggunaan remineralizer air tawar direkomendasikan jika air sumber terlalu murni.
Proses adaptasi Temenggung yang baru didapatkan memerlukan kehati-hatian ekstrem. Temenggung yang baru ditangkap atau baru dikirim sangat rentan terhadap stres:
Banyak penghobi mengeluh Temenggung mereka 'fading' setelah beberapa bulan dipelihara. Selain stres akut, penyebabnya meliputi:
Mengingat variasi spesies Temenggung, penting untuk membandingkan perbedaan dalam kebutuhan perawatan mereka, yang seringkali menentukan keberhasilan pemeliharaan jangka panjang.
Secara umum, D. pulcher dianggap lebih rentan dan lebih sulit beradaptasi di penangkaran daripada D. microlepis. D. pulcher membutuhkan kondisi air yang jauh lebih murni dan cenderung lebih mudah stres. Mereka juga lebih lambat dalam menerima pakan pelet. Sebaliknya, D. microlepis cenderung lebih tangguh (hardier) dan lebih cepat beradaptasi dengan pakan non-hidup, menjadikannya pilihan yang lebih baik bagi penghobi dengan pengalaman menengah.
Dua spesies ini (terutama D. quadrifasciatus) memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap salinitas. Meskipun dapat hidup sepenuhnya di air tawar, mereka akan menunjukkan kesehatan dan nafsu makan yang lebih baik jika airnya sedikit payau (salinitas spesifik 1.002 – 1.005). Menambahkan garam laut non-iodin dalam jumlah kecil secara teratur dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh mereka.
Ukuran mereka yang lebih kecil (maksimal 30 cm) juga berarti kebutuhan akuarium mereka (minimal 700 liter) jauh lebih realistis bagi sebagian besar penghobi rumahan dibandingkan kebutuhan raksasa 1500 liter untuk spesies besar.
D. campbelli (Papua) sering dilaporkan lebih pemalu daripada spesies Asia Tenggara. Spesies ini membutuhkan lingkungan dengan persembunyian yang sangat padat dan lebih banyak vegetasi di dalam air. Sementara D. pulcher seringkali hanya membutuhkan satu tempat bersembunyi dominan yang besar (misalnya, batang kayu besar), D. campbelli membutuhkan beberapa tempat bersembunyi untuk merasa aman sepenuhnya.
Kepadatan dekorasi harus seimbang. Terlalu padat dapat menyulitkan penggantian air dan pembersihan, tetapi terlalu sedikit dapat memicu stres. Untuk Temenggung, prinsipnya adalah 70% ruang berenang terbuka dan 30% area terstruktur/tertutup.
Untuk akuarium Temenggung berukuran super besar (1500 liter ke atas), filtrasi harus dipandang sebagai sistem terintegrasi, bukan hanya kotak filter sederhana. Penggunaan Sump Filter adalah hampir wajib, dan desainnya harus dioptimalkan untuk efisiensi limbah padat dan biologis.
Sump filter adalah akuarium tambahan di bawah tangki utama yang berfungsi sebagai wadah untuk semua media filter. Keuntungannya adalah volume air yang lebih besar (meningkatkan stabilitas) dan ruang tak terbatas untuk media biologis.
Penggunaan protein skimmer, meskipun biasanya diasosiasikan dengan air asin, kini juga populer di tangki air tawar predator besar untuk menghilangkan protein terlarut sebelum terurai menjadi nitrat, sangat membantu dalam menjaga kualitas air Temenggung.
Mengingat investasi besar dalam Temenggung, banyak penghobi serius menggunakan alat bantu canggih:
Karena Temenggung adalah pemakan yang berantakan, sisa makanan yang tenggelam di substrat harus dihilangkan secara rutin. Ikan lele pembersih seperti Plecostomus (jenis yang sangat besar dan damai) atau tankmate scavenger yang besar dapat membantu membersihkan sisa makanan, tetapi penghobi tetap harus melakukan penyifonan substrat (gravel vacuum) mingguan. Kebersihan substrat secara langsung berkaitan dengan tingkat nitrat di air.
Ikan Temenggung, dengan segala keindahan corak harimau dan kepribadiannya yang menarik, mewakili puncak dari pemeliharaan ikan predator air tawar. Mereka bukan sekadar ikan hias, melainkan investasi waktu, sumber daya, dan emosi yang besar. Perawatan yang sukses atas Temenggung menuntut dedikasi terhadap prinsip-prinsip dasar akuarium—ukuran tangki yang masif, filtrasi yang superior, dan diet karnivora yang kaya nutrisi. Kegagalan untuk memenuhi salah satu dari kebutuhan ini tidak hanya akan memperpendek umur ikan tetapi juga akan merampas keindahan alami warna emas cerah dan garis hitam tegas mereka.
Kesadaran akan status konservasi mereka, terutama spesies langka seperti D. pulcher, juga menempatkan tanggung jawab moral pada para penghobi. Dengan memelihara Temenggung secara bertanggung jawab, memilih ikan hasil penangkaran jika memungkinkan, dan berbagi pengetahuan perawatan yang tepat, kita turut serta dalam upaya menjaga kelangsungan hidup "Raja Garis Hitam Air Tawar" ini agar pesonanya dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.
Kondisi habitat Temenggung yang kaya akan struktur kayu dan akar terendam.