Hidrogen Sulfida: Gas Berbahaya dengan Dua Sisi

Hidrogen sulfida (H2S) adalah senyawa kimia yang mungkin tidak sering terdengar dalam percakapan sehari-hari, namun keberadaannya sangat luas dan dampaknya signifikan, baik sebagai ancaman berbahaya maupun sebagai molekul penting dalam proses biologis. Dikenal dengan bau khasnya yang menyerupai telur busuk, H2S adalah gas tidak berwarna, mudah terbakar, dan sangat beracun. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk hidrogen sulfida, mulai dari sifat-sifat fisika dan kimianya, sumber-sumber alaminya, dampak berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, hingga perannya yang mengejutkan sebagai sinyal gas vital dalam tubuh makhluk hidup. Pemahaman mendalam tentang H2S sangat krusial, terutama bagi mereka yang bekerja di industri terkait atau tinggal di area yang berpotensi terpapar.

Struktur Molekul Hidrogen Sulfida (H2S) S H H
Ilustrasi sederhana molekul Hidrogen Sulfida (H2S).

Pendahuluan Mendalam tentang Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida, dengan rumus kimia H2S, adalah senyawa anorganik yang terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom belerang. Dalam kondisi standar, ia berbentuk gas dan memiliki reputasi sebagai salah satu gas paling berbahaya di lingkungan kerja dan alami. Namun, kompleksitasnya melampaui sekadar bahaya; ia juga merupakan komponen esensial dalam berbagai proses geologis dan biologis. Pemahaman yang komprehensif tentang H2S menuntut eksplorasi dari berbagai sudut pandang.

Identifikasi dan Sifat Umum H2S

H2S paling dikenal karena baunya yang menyengat, mirip telur busuk atau kotoran. Bau ini adalah ciri khas yang sering menjadi indikator awal keberadaannya, meskipun perlu dicatat bahwa indra penciuman manusia dengan cepat menjadi mati rasa terhadap bau ini pada konsentrasi yang lebih tinggi, sebuah fenomena yang dikenal sebagai olfactory fatigue. Ini berarti bahwa seseorang mungkin tidak lagi mencium bau busuk bahkan ketika konsentrasi gas mencapai tingkat yang sangat mematikan, menjadikannya 'pembunuh diam-diam'.

Secara fisik, H2S adalah gas yang tidak berwarna, sedikit lebih berat daripada udara, sehingga cenderung terakumulasi di area rendah atau di ruang terbatas. Sifat ini sangat penting dalam konteks keselamatan, karena konsentrasi berbahaya dapat dengan mudah terbentuk di parit, sumur, tangki, atau area confined space lainnya tanpa terdeteksi oleh indra.

Sifat kimianya juga tidak kalah menarik. H2S adalah asam lemah yang dapat larut dalam air, membentuk asam hidrosulfurik. Ia juga mudah terbakar dan dapat membentuk campuran eksplosif dengan udara pada konsentrasi tertentu. Pembakarannya menghasilkan sulfur dioksida (SO2), gas beracun lain yang berkontribusi terhadap masalah lingkungan seperti hujan asam. Interaksi ini menunjukkan bagaimana H2S dapat memicu serangkaian bahaya dan masalah lingkungan yang kompleks.

Mengapa H2S Penting untuk Dipahami?

Pentingnya memahami H2S berasal dari beberapa alasan:

Dengan demikian, H2S adalah molekul paradoks yang memiliki potensi destruktif yang sangat besar sekaligus fungsi biologis yang esensial. Penjelajahan lebih lanjut akan membuka wawasan tentang dualitas senyawa ini.

Sifat Fisik dan Kimia Hidrogen Sulfida

Untuk sepenuhnya menghargai bahaya dan kompleksitas H2S, kita harus terlebih dahulu memahami sifat-sifat dasarnya. Sifat-sifat ini menentukan bagaimana H2S berperilaku di lingkungan, bagaimana ia berinteraksi dengan bahan lain, dan mengapa ia begitu berbahaya bagi kehidupan.

Karakteristik Fisik

Karakteristik Kimia

Memahami sifat-sifat ini adalah langkah pertama dalam mengembangkan strategi untuk mendeteksi, mengendalikan, dan melindungi diri dari paparan H2S. Sifatnya yang tidak berwarna, lebih berat dari udara, mudah terbakar, dan menyebabkan olfactory fatigue menjadikannya ancaman yang sangat berbahaya di banyak lingkungan.

Sumber-Sumber Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida adalah gas yang ada di mana-mana, ditemukan baik di alam maupun sebagai produk sampingan dari aktivitas industri. Memahami sumber-sumber ini sangat penting untuk mengidentifikasi area risiko potensial dan mengembangkan langkah-langkah mitigasi yang efektif.

Sumber Alami

Alam adalah produsen H2S terbesar, melalui berbagai proses geologis dan biologis:

Sumber Buatan Manusia (Industri)

Aktivitas manusia, terutama yang terkait dengan industri dan pengolahan limbah, merupakan kontributor signifikan terhadap emisi H2S:

Karena beragamnya sumber ini, H2S menjadi perhatian serius dalam keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan lingkungan di banyak sektor. Langkah-langkah deteksi, pemantauan, dan pengendalian sangat penting untuk mengelola risiko yang ditimbulkan oleh gas ini.

Bahaya dan Dampak Kesehatan Hidrogen Sulfida

Dampak kesehatan dari paparan hidrogen sulfida adalah aspek paling krusial yang perlu dipahami, mengingat reputasinya sebagai "pembunuh diam-diam". Toksisitas H2S sangat tinggi, dan gejalanya dapat bervariasi dari iritasi ringan hingga kematian mendadak, tergantung pada konsentrasi gas dan durasi paparan. Penting untuk diingat bahwa bau telur busuk yang sering dikaitkan dengan H2S bukanlah indikator yang dapat diandalkan untuk tingkat bahaya, karena olfactory fatigue dapat terjadi dengan cepat.

Mekanisme Toksisitas

H2S adalah racun seluler yang bekerja mirip dengan sianida. Mekanisme utama toksisitasnya adalah dengan menghambat sitokrom oksidase, enzim kunci dalam rantai transpor elektron mitokondria. Enzim ini sangat penting untuk produksi energi (ATP) dalam sel. Dengan menghambat sitokrom oksidase, H2S secara efektif "mematikan" respirasi seluler, menyebabkan sel tidak dapat menggunakan oksigen bahkan jika tersedia. Akibatnya, sel-sel mulai mati karena kekurangan energi, terutama di organ yang sangat bergantung pada oksigen seperti otak dan jantung.

Selain itu, H2S juga dapat berinteraksi langsung dengan hemoglobin dalam darah, meskipun mekanisme ini tidak sekuat pada karbon monoksida, namun tetap berkontribusi pada defisiensi oksigen di tingkat seluler.

Simbol Bahaya Gas Beracun (H2S) ! H2S Hazard
Simbol umum untuk menunjukkan bahaya gas beracun seperti H2S.

Efek pada Berbagai Sistem Tubuh

Tabel Konsentrasi dan Dampak (Estimasi)

Berikut adalah perkiraan efek paparan H2S pada berbagai konsentrasi, meskipun respons individu dapat bervariasi:

Konsentrasi (ppm) Efek pada Manusia
0.0005 - 0.03 Ambang batas bau (terdeteksi bau telur busuk)
0.1 - 10 Iritasi ringan pada mata, hidung, tenggorokan. Beberapa penderita asma mungkin mengalami masalah pernapasan.
10 - 50 Iritasi mata dan saluran pernapasan yang lebih signifikan. Sakit kepala, pusing, mual.
50 - 100 Iritasi parah pada mata dan saluran pernapasan. Batuk, sesak napas. Olfactory fatigue (hilangnya kemampuan mencium bau) terjadi dalam 2-15 menit.
100 - 200 Kehilangan penciuman yang cepat. Iritasi mata dan pernapasan yang serius. Nyeri kepala, pusing yang jelas, mual, muntah.
200 - 500 Edema paru, sakit kepala parah, mual, muntah, diare, tremor. Risiko hilangnya kesadaran setelah 30-60 menit. Kematian mungkin terjadi setelah beberapa jam paparan.
500 - 1000 Kehilangan kesadaran tiba-tiba (knockdown) dalam hitungan menit, kerusakan otak, paralisis pernapasan. Kematian dapat terjadi dalam waktu singkat.
>1000 Kematian instan atau hampir instan (dalam beberapa detik hingga menit).

Angka-angka ini adalah perkiraan dan dapat bervariasi tergantung pada faktor individu seperti kesehatan, usia, dan sensitivitas. Yang jelas, H2S adalah racun yang sangat cepat bekerja pada konsentrasi tinggi.

Paparan Jangka Panjang

Bahkan pada konsentrasi rendah yang tidak menyebabkan efek akut yang parah, paparan H2S jangka panjang dapat menimbulkan masalah kesehatan kronis:

Kelompok Rentan

Pekerja di industri yang berurusan dengan H2S (minyak & gas, pengolahan limbah, pulp & kertas, pertanian) adalah kelompok yang paling rentan. Selain itu, individu dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya (misalnya asma, PPOK) mungkin lebih sensitif terhadap efek iritasi H2S. Anak-anak dan orang tua juga mungkin lebih rentan.

Mengingat bahaya yang melekat, langkah-langkah keselamatan yang ketat, deteksi yang akurat, dan pelatihan yang memadai sangat diperlukan di lingkungan mana pun yang berpotensi memiliki H2S.

Dampak Lingkungan dan Material H2S

Selain ancaman langsung terhadap kesehatan manusia, hidrogen sulfida juga menimbulkan dampak signifikan terhadap lingkungan dan integritas material, terutama infrastruktur. Pemahaman tentang dampak-dampak ini sangat penting untuk perencanaan lingkungan, rekayasa material, dan pengelolaan limbah.

Dampak pada Lingkungan

Dampak pada Material dan Infrastruktur (Korosi)

Kemampuan H2S untuk menyebabkan korosi adalah masalah besar di berbagai industri dan lingkungan. Korosi yang disebabkan oleh H2S sering disebut "korosi asam" atau "sour corrosion".

Dampak korosif H2S memiliki implikasi ekonomi yang besar karena biaya perbaikan, penggantian, dan pemeliharaan infrastruktur yang terkena dampaknya. Oleh karena itu, strategi pengendalian korosi, pemilihan material yang tepat, dan pemantauan yang cermat adalah elemen kunci dalam mengelola risiko H2S di lingkungan industri dan perkotaan.

Deteksi dan Pemantauan Hidrogen Sulfida

Mengingat sifat H2S yang sangat beracun dan kemampuannya menyebabkan olfactory fatigue, deteksi dan pemantauan yang akurat adalah krusial untuk keselamatan. Mengandalkan indra penciuman adalah tindakan yang sangat berbahaya. Berbagai teknologi telah dikembangkan untuk mendeteksi keberadaan dan konsentrasi H2S di berbagai lingkungan.

Jenis Detektor H2S

Prinsip Kerja Sensor Umum

Kalibrasi dan Pemeliharaan

Tidak peduli jenis detektor yang digunakan, kalibrasi rutin dan pemeliharaan sangat penting. Detektor gas adalah alat pengaman jiwa; detektor yang tidak berfungsi atau tidak dikalibrasi dengan benar dapat memberikan rasa aman palsu dan menyebabkan konsekuensi fatal. Kalibrasi harus dilakukan sesuai rekomendasi pabrikan menggunakan gas kalibrasi standar yang diketahui konsentrasinya. Uji fungsionalitas (bump test) harian atau sebelum setiap penggunaan juga direkomendasikan untuk memastikan sensor merespons gas.

Strategi Pemantauan

Strategi pemantauan H2S yang efektif melibatkan:

Dengan mengimplementasikan sistem deteksi dan pemantauan yang robust, risiko paparan H2S dapat diminimalisir, melindungi nyawa pekerja dan masyarakat.

Penanganan dan Pengendalian Hidrogen Sulfida

Pengelolaan risiko yang terkait dengan hidrogen sulfida memerlukan pendekatan multi-cabang yang melibatkan rekayasa teknis, prosedur operasional yang ketat, dan peralatan pelindung diri. Tujuan utamanya adalah mencegah paparan atau meminimalkan dampaknya jika paparan tidak dapat dihindari sepenuhnya.

Hirarki Pengendalian

Pengendalian H2S mengikuti hirarki kontrol yang standar dalam keselamatan kerja, di mana eliminasi atau substitusi adalah yang paling efektif, diikuti oleh rekayasa, administratif, dan terakhir APD (Alat Pelindung Diri).

  1. Eliminasi / Substitusi (Paling Efektif):
    • Dalam konteks H2S, eliminasi seringkali tidak mungkin karena gas ini adalah produk alami atau produk sampingan integral dari suatu proses. Substitusi juga jarang dilakukan karena sulit mengganti proses yang menghasilkan H2S dengan alternatif yang aman sepenuhnya.
    • Namun, di beberapa kasus, pemilihan bahan baku atau aditif proses yang tidak menghasilkan H2S bisa menjadi bentuk substitusi.
  2. Pengendalian Rekayasa (Engineering Controls):
    • Ventilasi: Memastikan area kerja memiliki ventilasi yang memadai untuk mengeluarkan H2S dari area kerja dan mencegah akumulasi, terutama di area rendah karena H2S lebih berat dari udara. Ventilasi mekanis (kipas) sering digunakan.
    • Enclosure & Isolasi: Mengisolasi sumber H2S dari pekerja. Misalnya, menutup tangki atau sistem pipa yang mengandung H2S dan memastikan tidak ada kebocoran.
    • Sistem Pembuangan Gas (Scrubbing): H2S dapat dihilangkan dari aliran gas (misalnya, di pabrik pengolahan gas alam atau instalasi pengolahan limbah) dengan mengalirkan gas melalui larutan penyerap (misalnya, larutan amine atau kaustik) yang bereaksi dengan H2S.
    • Flare Stack & Incinerator: Gas H2S dapat dibakar di flare stack atau insinerator. Pembakaran mengubah H2S menjadi sulfur dioksida (SO2) yang kurang beracun (tetapi masih beracun dan berkontribusi pada hujan asam) dan dapat lebih mudah diolah atau dibuang dengan aman. Proses Claus sering digunakan untuk memulihkan belerang elemental dari H2S.
    • Injeksi Bahan Kimia: Bahan kimia tertentu, seperti chelates besi atau nitrat, dapat disuntikkan ke dalam sistem (misalnya, saluran pembuangan) untuk bereaksi dengan H2S dan mencegah pelepasannya sebagai gas.
    • Desain Material Tahan Korosi: Menggunakan material yang tahan terhadap korosi sulfida untuk pipa, tangki, dan peralatan lain yang terpapar H2S.
  3. Pengendalian Administratif (Administrative Controls):
    • Prosedur Operasi Standar (SOP): Mengembangkan dan menerapkan SOP yang jelas untuk setiap tugas yang melibatkan potensi paparan H2S, termasuk prosedur darurat.
    • Izin Kerja (Work Permit System): Menerapkan sistem izin kerja yang mengharuskan penilaian risiko dan otorisasi sebelum melakukan pekerjaan di area H2S, terutama untuk masuk ruang terbatas.
    • Pelatihan Keselamatan: Melatih semua pekerja tentang bahaya H2S, cara mendeteksi, gejala paparan, penggunaan APD, dan prosedur darurat (termasuk resusitasi dan pertolongan pertama).
    • Tanda Peringatan dan Pembatas Area: Memasang tanda peringatan yang jelas di area yang berpotensi H2S dan membatasi akses hanya untuk personel yang berwenang dan terlatih.
    • Program Pemantauan Kesehatan: Pemeriksaan kesehatan rutin bagi pekerja yang terpapar H2S.
    • Prosedur Darurat: Menetapkan rencana tanggap darurat yang komprehensif, termasuk evakuasi, pertolongan pertama, dan prosedur penyelamatan.
  4. Alat Pelindung Diri (APD - Paling Tidak Efektif sebagai kontrol utama):
    • Peralatan Pelindung Pernapasan: Ini adalah APD terpenting untuk H2S. Untuk paparan konsentrasi tinggi atau di ruang terbatas, Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA) atau sistem pasokan udara bertekanan adalah wajib. Respirator penyaring kimia (dengan kartrid spesifik untuk H2S) hanya cocok untuk konsentrasi rendah dan harus digunakan dengan sangat hati-hati dan dengan pemantauan yang ketat.
    • Pelindung Mata: Kacamata pengaman atau pelindung wajah untuk mencegah iritasi mata.
    • Pakaian Pelindung: Pakaian kerja standar yang sesuai untuk lingkungan industri.
    • Sarung Tangan: Untuk mencegah kontak kulit dengan cairan yang mungkin mengandung H2S atau produk sampingannya.
Ilustrasi Penggunaan Masker Gas (SCBA)
Pentingnya penggunaan alat pelindung pernapasan seperti SCBA saat berurusan dengan H2S.

Penyimpanan dan Transportasi

Penyimpanan dan transportasi H2S, baik dalam bentuk gas murni atau dalam campuran (misalnya minyak mentah asam), harus mematuhi regulasi ketat. Ini termasuk:

Pengendalian yang efektif terhadap H2S memerlukan komitmen yang kuat terhadap keselamatan, investasi dalam teknologi yang tepat, dan pelatihan berkelanjutan bagi semua personel. Dengan pendekatan yang terintegrasi, risiko yang ditimbulkan oleh gas berbahaya ini dapat dikelola secara proaktif.

Peran Hidrogen Sulfida dalam Biologi: Sinyal Gas Endogen

Meskipun terkenal sebagai racun mematikan, penelitian modern telah mengungkap sisi lain dari hidrogen sulfida: perannya sebagai molekul pensinyalan gas yang vital dalam tubuh mamalia. H2S, bersama dengan oksida nitrat (NO) dan karbon monoksida (CO), kini diakui sebagai salah satu dari tiga 'gasotransmitter' utama yang diproduksi secara endogen (di dalam tubuh) dan mengatur berbagai fungsi fisiologis.

Produksi H2S Endogen

Dalam tubuh mamalia, H2S diproduksi oleh beberapa enzim, terutama:

Enzim-enzim ini menggunakan substrat yang mengandung belerang, terutama sistein (asam amino), untuk menghasilkan H2S sebagai produk sampingan metabolisme.

Fungsi Fisiologis H2S Endogen

Pada konsentrasi fisiologis yang rendah (nanomolar hingga mikromolar), H2S bertindak sebagai molekul pensinyalan yang terlibat dalam banyak proses penting:

Implikasi Medis dan Terapi Potensial

Penemuan peran fisiologis H2S telah membuka jalan bagi penelitian untuk mengembangkannya sebagai agen terapi. Misalnya, senyawa pelepas H2S (H2S-releasing compounds) sedang dieksplorasi untuk pengobatan:

Perbandingan dengan Sinyal Gas Lain (NO dan CO)

Seperti NO dan CO, H2S adalah molekul kecil yang dapat berdifusi bebas melalui membran sel dan bertindak tanpa berinteraksi dengan reseptor transmembran klasik. Namun, masing-masing gasotransmitter memiliki profil fungsi dan mekanisme aksi yang unik, meskipun terkadang mereka berinteraksi atau saling melengkapi:

Singkatnya, H2S adalah contoh luar biasa dari molekul dengan dualitas yang kuat. Meskipun merupakan racun yang mematikan pada konsentrasi tinggi, pada tingkat fisiologis yang tepat, ia adalah sinyal gas esensial yang mendukung kesehatan dan berfungsi sebagai regulator kunci dalam berbagai sistem tubuh. Penelitian terus berlanjut untuk sepenuhnya memahami potensi terapeutiknya dan bagaimana menyeimbangkan perannya yang kompleks.

Regulasi dan Standar Hidrogen Sulfida

Mengingat bahaya yang melekat pada hidrogen sulfida, banyak badan regulasi di seluruh dunia telah menetapkan batas paparan dan standar keselamatan untuk melindungi pekerja dan masyarakat umum. Batas-batas ini didasarkan pada penelitian ilmiah tentang efek kesehatan H2S dan bertujuan untuk meminimalkan risiko paparan.

Batas Paparan yang Diizinkan (Occupational Exposure Limits - OELs)

OELs adalah pedoman atau peraturan yang menetapkan batas konsentrasi zat di udara yang dapat terpapar oleh pekerja tanpa efek kesehatan yang merugikan. Beberapa batas paparan umum untuk H2S yang ditetapkan oleh organisasi internasional dan nasional meliputi:

Penting: Batas-batas ini adalah konsentrasi di udara yang diukur dalam bagian per juta (ppm). Paparan di atas batas ini, terutama batas puncak atau IDLH, membutuhkan tindakan segera untuk melindungi pekerja.

Standar Keamanan dan Prosedur

Selain batas paparan, berbagai standar dan prosedur keselamatan juga diterapkan untuk mengelola risiko H2S:

Peran Organisasi Regulasi

Organisasi seperti OSHA, NIOSH, ACGIH, serta badan regulasi lingkungan (misalnya, EPA di AS) dan otoritas kesehatan dan keselamatan kerja di negara lain, memainkan peran penting dalam:

Kepatuhan terhadap regulasi dan standar ini bukan hanya kewajiban hukum tetapi juga merupakan praktik terbaik untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan melindungi kesehatan semua individu yang berpotensi terpapar hidrogen sulfida.

Kesimpulan: Memahami Dualitas Hidrogen Sulfida

Perjalanan kita dalam memahami hidrogen sulfida telah mengungkap sebuah molekul dengan dualitas yang mencolok. Di satu sisi, H2S adalah racun mematikan, pembunuh diam-diam yang mampu merenggut nyawa dalam hitungan detik. Bau telur busuknya adalah peringatan awal, namun sifat olfactory fatigue-nya menjadikan deteksi sensorik tidak dapat diandalkan pada tingkat berbahaya. Sifatnya yang tidak berwarna, lebih berat dari udara, dan mudah terbakar menjadikannya ancaman serius di berbagai lingkungan alami dan industri.

Kita telah melihat bagaimana H2S terbentuk secara luas dari dekomposisi bahan organik anaerobik di rawa-rawa dan saluran pembuangan, dari aktivitas geotermal, serta sebagai komponen integral dalam cadangan minyak dan gas alam. Di sektor industri, mulai dari pengeboran minyak, pengolahan air limbah, pabrik pulp dan kertas, hingga industri kimia, H2S muncul sebagai produk sampingan atau zat yang harus diolah. Dampaknya meluas dari korosi parah pada infrastruktur vital hingga kontribusi tidak langsung terhadap masalah lingkungan seperti hujan asam melalui pembentukan SO2.

Bahaya terhadap kesehatan manusia adalah yang paling mengkhawatirkan. H2S adalah racun seluler yang mengganggu produksi energi di tingkat mitokondria, menyebabkan efek mulai dari iritasi mata dan pernapasan hingga kerusakan neurologis, kehilangan kesadaran, dan kematian mendadak pada konsentrasi tinggi. Oleh karena itu, deteksi dan pemantauan yang cermat menggunakan teknologi canggih, serta penerapan hirarki pengendalian yang ketat—mulai dari rekayasa seperti ventilasi dan scrubbing, hingga prosedur administratif dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti SCBA—adalah mutlak diperlukan untuk melindungi pekerja dan masyarakat.

Namun, di sisi lain dari dualitas ini, H2S telah terungkap sebagai molekul yang sangat penting bagi kehidupan itu sendiri. Diproduksi secara endogen dalam tubuh mamalia, ia bertindak sebagai sinyal gasotransmitter yang mengatur berbagai fungsi fisiologis krusial. Dari melebarkan pembuluh darah, melindungi jantung, hingga bertindak sebagai neurotransmiter di otak, H2S memainkan peran anti-inflamasi dan antioksidan yang vital. Penemuan ini membuka jalan bagi aplikasi terapeutik potensial yang sedang aktif diteliti dalam pengobatan berbagai penyakit.

Kesimpulannya, hidrogen sulfida adalah molekul dengan kompleksitas yang luar biasa. Memahaminya secara menyeluruh berarti mengakui bahaya yang ditimbulkannya serta memanfaatkan potensi biologisnya. Bagi industri, ini berarti kewaspadaan tanpa henti dan investasi dalam keselamatan. Bagi dunia medis, ini berarti harapan baru untuk terapi inovatif. Keseimbangan antara menghormati sifat destruktifnya dan mengeksplorasi sisi konstruktifnya akan terus membentuk cara kita berinteraksi dengan salah satu gas paling menarik dan berbahaya yang dikenal manusia.