Memahami Hemofilia: Panduan Lengkap untuk Hidup Optimal

Hemofilia adalah kelainan genetik langka yang memengaruhi kemampuan darah untuk membeku secara normal, sebuah proses yang krusial untuk menghentikan pendarahan. Kelainan ini menyebabkan pendarahan yang berkepanjangan setelah cedera, operasi, atau bahkan pendarahan spontan tanpa sebab yang jelas. Meskipun sebagian besar orang hanya mengalami pendarahan sesekali dalam hidup mereka, bagi penderita hemofilia, setiap luka kecil dapat menjadi ancaman serius, dan pendarahan internal yang terjadi di sendi atau organ vital bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang dan bahkan mengancam jiwa. Memahami hemofilia secara mendalam—mulai dari penyebab, jenis, gejala, diagnosis, hingga pilihan pengobatan dan manajemen gaya hidup—adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup individu yang hidup dengan kondisi ini.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi medis, penanganan hemofilia telah berkembang pesat. Jika di masa lalu hemofilia seringkali diasosiasikan dengan harapan hidup yang rendah dan komplikasi parah, kini dengan diagnosis dini dan akses terhadap pengobatan modern, penderita hemofilia dapat menjalani kehidupan yang relatif normal dan produktif. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk hemofilia, memberikan informasi komprehensif yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi penderita, keluarga, dan masyarakat umum untuk lebih memahami dan mendukung individu yang hidup dengan kelainan pembekuan darah ini.

Ilustrasi Tetes Darah dan Mekanisme Pembekuan F VIII/IX

Ilustrasi mekanisme pembekuan darah yang terganggu pada hemofilia.

Apa Itu Hemofilia?

Hemofilia merupakan gangguan perdarahan bawaan yang langka, di mana darah tidak dapat membeku dengan benar. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan atau defisiensi salah satu dari sejumlah protein yang disebut faktor pembekuan darah. Ketika seseorang terluka, tubuh biasanya akan mengaktifkan serangkaian reaksi kompleks yang melibatkan berbagai faktor pembekuan untuk membentuk gumpalan darah dan menghentikan pendarahan. Pada penderita hemofilia, salah satu langkah penting dalam proses ini terganggu, menyebabkan pendarahan yang lebih lama dari normal.

Penyakit ini sebagian besar bersifat genetik, artinya diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya. Gen yang bertanggung jawab untuk produksi faktor pembekuan terletak pada kromosom X. Karena laki-laki memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY), mereka lebih sering menderita hemofilia dibandingkan perempuan, yang memiliki dua kromosom X (XX). Jika seorang laki-laki mewarisi kromosom X dengan gen hemofilia, ia akan menderita penyakit ini. Sementara itu, perempuan yang mewarisi satu kromosom X dengan gen hemofilia biasanya hanya menjadi pembawa (karier) dan mungkin tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala ringan, karena kromosom X mereka yang lain masih dapat memproduksi faktor pembekuan yang cukup. Namun, ada juga kasus hemofilia yang didapat (acquired hemofilia) yang tidak disebabkan oleh genetik, meskipun ini sangat jarang terjadi.

Sistem Pembekuan Darah Normal

Untuk memahami hemofilia, penting untuk terlebih dahulu memahami bagaimana sistem pembekuan darah bekerja dalam kondisi normal. Proses ini, yang dikenal sebagai hemostasis, adalah mekanisme vital tubuh untuk melindungi diri dari kehilangan darah berlebihan setelah cedera pada pembuluh darah. Proses ini melibatkan tiga komponen utama:

  1. Pembuluh Darah (Vaskular): Ketika pembuluh darah terluka, ia akan menyempit (vasokonstriksi) untuk mengurangi aliran darah ke area yang rusak.
  2. Trombosit (Platelet): Trombosit adalah sel-sel kecil berbentuk cakram dalam darah yang berfungsi sebagai "plester" darurat. Saat terjadi luka, trombosit akan menempel pada area yang rusak, mengumpul, dan membentuk sumbat sementara yang disebut sumbat trombosit.
  3. Faktor Pembekuan Darah: Ini adalah protein-protein yang berinteraksi dalam urutan yang sangat spesifik, dikenal sebagai kaskade pembekuan. Ada setidaknya 13 faktor pembekuan yang diberi nomor Romawi (Faktor I hingga XIII), meskipun tidak semua nomor digunakan secara berurutan dalam sistem modern. Faktor-faktor ini bekerja bersama untuk mengubah fibrinogen (Faktor I) yang larut menjadi benang-benang fibrin yang tidak larut. Benang-benang fibrin ini membentuk jaring yang kuat yang memerangkap sel darah merah dan trombosit, sehingga membentuk gumpalan darah yang stabil dan permanen untuk menghentikan pendarahan sepenuhnya.

Pada hemofilia, salah satu dari faktor pembekuan ini (biasanya Faktor VIII atau Faktor IX) tidak berfungsi dengan baik atau jumlahnya sangat rendah, sehingga kaskade pembekuan tidak dapat berjalan lancar. Akibatnya, gumpalan darah yang terbentuk lemah atau tidak terbentuk sama sekali, menyebabkan pendarahan terus-menerus.

Penyebab Genetik Hemofilia

Seperti yang disebutkan, hemofilia hampir selalu merupakan kondisi genetik. Gen yang membawa instruksi untuk membuat faktor pembekuan VIII dan IX terletak pada kromosom X. Ini menjelaskan mengapa hemofilia lebih sering menyerang laki-laki. Pola pewarisannya adalah:

Meskipun jarang, sekitar sepertiga kasus hemofilia terjadi pada individu tanpa riwayat keluarga yang diketahui. Dalam kasus ini, hemofilia disebabkan oleh mutasi genetik spontan yang terjadi pada kromosom X.

Jenis-Jenis Hemofilia

Ada beberapa jenis hemofilia, yang diklasifikasikan berdasarkan faktor pembekuan mana yang mengalami defisiensi:

  1. Hemofilia A (Klasik)

    Ini adalah jenis hemofilia yang paling umum, mencakup sekitar 80-85% dari semua kasus hemofilia. Hemofilia A disebabkan oleh kekurangan atau cacat pada Faktor Pembekuan VIII. Gejala dan tingkat keparahannya bervariasi tergantung pada seberapa parah kekurangan Faktor VIII tersebut. Penderita Hemofilia A dengan kondisi berat akan mengalami pendarahan spontan yang sering dan parah, sementara mereka dengan kondisi ringan mungkin hanya mengalami pendarahan setelah cedera atau operasi besar.

  2. Hemofilia B (Penyakit Christmas)

    Hemofilia B adalah jenis kedua yang paling umum, sekitar 10-15% kasus hemofilia. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan atau cacat pada Faktor Pembekuan IX. Secara klinis, hemofilia B sangat mirip dengan hemofilia A, dengan gejala dan tingkat keparahan yang serupa. Diagnosis diferensial antara keduanya hanya dapat dilakukan melalui tes laboratorium spesifik yang mengukur kadar Faktor VIII dan IX dalam darah.

  3. Hemofilia C (Defisiensi Faktor XI)

    Jauh lebih jarang, hemofilia C disebabkan oleh kekurangan Faktor Pembekuan XI. Tidak seperti Hemofilia A dan B yang mayoritas diwarisi secara resesif terkait-X, Hemofilia C diwarisi secara autosom resesif, artinya dapat memengaruhi laki-laki dan perempuan secara merata. Gejalanya umumnya lebih ringan dibandingkan Hemofilia A atau B, seringkali hanya menyebabkan pendarahan setelah trauma atau operasi, dan pendarahan spontan jarang terjadi. Beberapa orang dengan defisiensi Faktor XI bahkan tidak pernah mengalami masalah pendarahan.

  4. Hemofilia Didapat (Acquired Hemophilia)

    Ini adalah bentuk hemofilia yang sangat langka dan tidak diwariskan. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang secara keliru menyerang dan menghancurkan salah satu faktor pembekuan darah normal (paling sering Faktor VIII). Hemofilia didapat dapat terjadi pada orang dewasa tanpa riwayat keluarga hemofilia, seringkali terkait dengan kondisi autoimun, kehamilan, kanker, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Penanganannya berbeda dari hemofilia genetik karena melibatkan penekanan respons autoimun.

Tingkat Keparahan Hemofilia

Tingkat keparahan hemofilia ditentukan oleh jumlah aktivitas faktor pembekuan dalam darah:

Memahami tingkat keparahan ini sangat penting untuk menentukan strategi pengobatan dan manajemen yang paling tepat untuk setiap individu.

Ilustrasi Sendi Lutut dengan Nyeri Sendi Terkena Hemartrosis

Pendarahan sendi (hemartrosis) adalah komplikasi umum hemofilia.

Gejala Hemofilia

Gejala hemofilia sangat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kekurangan faktor pembekuan darah. Penderita hemofilia ringan mungkin tidak menunjukkan gejala sampai mereka mengalami cedera atau operasi serius, sementara penderita hemofilia berat akan mengalami pendarahan spontan yang sering dan parah sejak usia dini. Gejala utama hemofilia adalah pendarahan yang berkepanjangan dan sulit dihentikan, baik secara eksternal maupun internal. Pendarahan internal adalah yang paling mengkhawatirkan karena dapat merusak organ dan jaringan.

Pendarahan Internal

Pendarahan internal merupakan karakteristik utama hemofilia berat dan sedang, dan seringkali merupakan ancaman terbesar bagi kesehatan penderita. Lokasi pendarahan internal yang paling umum dan berdampak serius meliputi:

Pendarahan Eksternal

Selain pendarahan internal, penderita hemofilia juga sering mengalami pendarahan eksternal yang berkepanjangan:

Gejala pada Bayi dan Anak-anak

Gejala hemofilia seringkali mulai terlihat pada bayi atau balita:

Penting untuk diingat bahwa setiap pendarahan pada penderita hemofilia, terutama pendarahan yang tidak biasa atau sangat nyeri, harus segera dievaluasi oleh tenaga medis yang memahami kondisi ini. Diagnosis dini dan penanganan yang cepat sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius dan jangka panjang.

Diagnosis Hemofilia

Diagnosis hemofilia melibatkan kombinasi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan serangkaian tes laboratorium khusus. Proses diagnosis yang akurat dan tepat waktu sangat penting untuk memulai pengobatan yang efektif dan mencegah komplikasi serius.

Riwayat Keluarga dan Pemeriksaan Fisik

Langkah pertama dalam diagnosis hemofilia adalah mengumpulkan riwayat medis pasien secara menyeluruh. Dokter akan menanyakan:

Selama pemeriksaan fisik, dokter akan mencari tanda-tanda pendarahan atau kerusakan yang disebabkan oleh pendarahan, seperti memar yang tidak proporsional, pembengkakan sendi, atau keterbatasan gerak. Pada kasus bayi, pemeriksaan bisa fokus pada tanda pendarahan setelah sunat atau pendarahan yang tidak biasa setelah lahir.

Ilustrasi DNA dan Kromosom X X

Hemofilia adalah kelainan genetik yang terkait dengan kromosom X.

Tes Laboratorium

Setelah riwayat dan pemeriksaan fisik, serangkaian tes darah akan dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis:

Diagnosis dini sangat krusial, terutama pada hemofilia berat, untuk memungkinkan intervensi medis sedini mungkin. Ini dapat mencegah atau meminimalkan kerusakan sendi permanen dan komplikasi serius lainnya, memungkinkan penderita hemofilia untuk tumbuh dan berkembang dengan kualitas hidup yang lebih baik.

Pengobatan Hemofilia

Pengobatan hemofilia telah mengalami kemajuan luar biasa, mengubah kondisi yang dulunya mematikan menjadi kondisi yang dapat dikelola. Tujuan utama pengobatan adalah untuk mencegah atau menghentikan episode pendarahan, meminimalkan kerusakan sendi dan organ, serta meningkatkan kualitas hidup penderita. Pendekatan pengobatan utama melibatkan penggantian faktor pembekuan yang kurang.

Terapi Pengganti Faktor

Ini adalah tulang punggung pengobatan hemofilia. Terapi ini melibatkan infus konsentrat faktor pembekuan yang hilang langsung ke dalam aliran darah pasien. Konsentrat faktor ini dapat berasal dari plasma darah manusia atau diproduksi secara rekombinan (buatan).

Terapi pengganti faktor dapat diberikan dalam dua cara:

Dosis dan frekuensi infus sangat individual, tergantung pada jenis hemofilia, tingkat keparahan, berat badan pasien, dan respons terhadap pengobatan. Banyak pasien dilatih untuk melakukan infus mandiri di rumah, yang memberikan fleksibilitas dan otonomi yang lebih besar dalam manajemen kondisi mereka.

Obat Non-Faktor (untuk Hemofilia A dengan Inhibitor)

Salah satu komplikasi serius dari terapi pengganti faktor adalah perkembangan inhibitor. Inhibitor adalah antibodi yang dikembangkan oleh sistem kekebalan tubuh pasien terhadap faktor pembekuan yang diinfuskan, menyebabkan tubuh menganggap faktor tersebut sebagai "asing" dan menghancurkannya. Ketika inhibitor hadir, terapi pengganti faktor tradisional menjadi tidak efektif. Untuk kasus ini, ada pilihan pengobatan lain:

Terapi Adjuvan (Pendukung)

Selain terapi utama, beberapa terapi pendukung dapat digunakan:

Terapi Gen (Masa Depan)

Terapi gen adalah area penelitian yang menjanjikan untuk hemofilia. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan gen yang benar ke dalam sel pasien sehingga tubuh dapat mulai memproduksi faktor pembekuan yang hilang secara mandiri. Meskipun masih dalam tahap uji klinis, hasil awal untuk hemofilia A dan B sangat menggembirakan, menunjukkan potensi untuk menyembuhkan hemofilia atau setidaknya mengubah hemofilia berat menjadi ringan. Terapi gen menggunakan virus yang dimodifikasi (vektor) untuk membawa gen fungsional ke dalam sel hati pasien. Tantangan yang ada termasuk durasi efek, potensi efek samping, dan pengembangan respons kekebalan terhadap vektor virus.

Manajemen Nyeri dan Rehabilitasi Fisik

Manajemen nyeri adalah aspek penting, terutama untuk pasien dengan artropati hemofilik. Obat-obatan penghilang nyeri non-opioid seperti acetaminophen atau NSAID (dengan hati-hati karena beberapa dapat memengaruhi fungsi trombosit) dapat digunakan. Fisioterapi dan rehabilitasi sangat penting untuk menjaga kekuatan otot, rentang gerak sendi, dan mencegah kerusakan sendi lebih lanjut. Latihan yang tepat dapat membantu memperkuat otot di sekitar sendi, memberikan dukungan dan stabilitas.

Perawatan Gigi dan Vaksinasi

Perawatan gigi rutin sangat penting untuk mencegah pendarahan gusi dan prosedur gigi yang invasif. Penderita hemofilia harus selalu memberitahu dokter gigi tentang kondisi mereka sebelum prosedur apapun. Vaksinasi rutin harus diberikan, tetapi suntikan harus diberikan secara subkutan (di bawah kulit) atau intramuskuler dengan teknik yang hati-hati untuk mengurangi risiko hematoma. Pasien juga harus divaksinasi terhadap hepatitis A dan B karena risiko paparan virus yang lebih tinggi di masa lalu.

Komplikasi Hemofilia

Meskipun pengobatan modern telah secara signifikan mengurangi risiko komplikasi, penderita hemofilia masih menghadapi potensi masalah kesehatan yang serius jika kondisi tidak dikelola dengan baik. Pemahaman tentang komplikasi ini sangat penting untuk deteksi dini dan intervensi yang tepat.

Pengembangan Inhibitor

Seperti yang telah dibahas, ini adalah komplikasi paling serius dan menantang dalam penanganan hemofilia, terutama pada hemofilia A berat. Inhibitor adalah antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh terhadap faktor pembekuan yang diinfuskan. Ketika inhibitor terbentuk, terapi pengganti faktor menjadi tidak efektif, dan pendarahan sulit dihentikan. Inhibitor terjadi pada sekitar 25-30% penderita hemofilia A berat dan 3-5% penderita hemofilia B berat. Penanganannya menjadi lebih kompleks, seringkali memerlukan penggunaan bypassing agents atau terapi induksi toleransi imun (ITI), yang memakan waktu dan biaya.

Artropati Hemofilik (Kerusakan Sendi Kronis)

Pendarahan berulang ke dalam sendi (hemartrosis) dapat menyebabkan kerusakan sendi progresif dan permanen. Darah di dalam sendi mengiritasi sinovium (lapisan sendi), yang menyebabkan peradangan kronis, penebalan sinovium (sinovitis), dan akhirnya kerusakan tulang rawan serta tulang. Ini mengakibatkan nyeri kronis, pembengkakan, kekakuan, deformitas sendi, dan hilangnya fungsi. Sendi yang paling sering terkena adalah lutut, siku, dan pergelangan kaki. Artropati hemofilik dapat sangat membatasi mobilitas dan kualitas hidup, bahkan memerlukan operasi penggantian sendi pada kasus yang parah.

Pendarahan Intrakranial

Pendarahan di dalam atau sekitar otak adalah komplikasi paling berbahaya dan mengancam jiwa. Ini bisa terjadi secara spontan atau setelah trauma kepala ringan. Pendarahan intrakranial dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, cacat neurologis, atau kematian jika tidak ditangani segera dan agresif. Gejalanya meliputi sakit kepala parah, mual, muntah, kejang, leher kaku, perubahan perilaku, dan kehilangan kesadaran.

Pendarahan Lain yang Mengancam Jiwa

Selain pendarahan intrakranial, pendarahan di area vital lainnya seperti leher (yang dapat menekan jalan napas), tenggorokan, perut, atau retroperitoneal juga dapat mengancam jiwa dan memerlukan intervensi medis segera.

Infeksi Akibat Produk Darah

Di masa lalu, sebelum pengujian dan pemurnian produk darah yang ketat, ada risiko penularan infeksi seperti HIV dan hepatitis C dari konsentrat faktor yang berasal dari plasma donor. Saat ini, dengan teknologi skrining dan pemurnian yang canggih, risiko ini telah berkurang drastis hingga hampir nol. Konsentrat faktor rekombinan juga telah menghilangkan risiko ini sepenuhnya.

Komplikasi Akibat Terapi

Meskipun jarang, reaksi alergi terhadap konsentrat faktor dapat terjadi. Pada beberapa pasien, penggunaan DDAVP dapat menyebabkan retensi cairan atau perubahan tekanan darah. Selain itu, pemasangan port akses vena sentral untuk infus reguler juga memiliki risiko infeksi atau komplikasi lain.

Isu Psikososial

Hidup dengan kondisi kronis seperti hemofilia dapat menimbulkan tantangan psikologis dan sosial. Kecemasan akan pendarahan, nyeri kronis, keterbatasan aktivitas, dan dampak finansial dapat memengaruhi kesehatan mental pasien dan keluarga. Dukungan psikologis dan sosial sangat penting untuk membantu penderita mengatasi tantangan ini.

Ilustrasi Jaringan Pendukung dan Sinergi Medis Edukasi Pengobatan Dukungan Pencegahan Rehabilitasi Tim Medis

Pendekatan multidisiplin sangat penting dalam manajemen hemofilia.

Hidup dengan Hemofilia

Meskipun hemofilia adalah kondisi seumur hidup, dengan manajemen yang tepat, penderita dapat menjalani kehidupan yang penuh dan produktif. Kunci utamanya adalah edukasi, kepatuhan terhadap pengobatan, dan gaya hidup yang hati-hati.

Edukasi Pasien dan Keluarga

Pendidikan adalah fondasi untuk manajemen hemofilia yang sukses. Pasien dan keluarganya perlu memahami:

Pengetahuan ini memberdayakan individu untuk menjadi advokat bagi kesehatan mereka sendiri dan membuat keputusan yang tepat.

Pencegahan Pendarahan

Pencegahan adalah kunci untuk mengurangi frekuensi dan keparahan episode pendarahan:

Aspek Psikososial dan Dukungan

Mengatasi tantangan emosional dan sosial hidup dengan hemofilia sama pentingnya dengan manajemen medis:

Pola Makan Sehat

Pola makan seimbang sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Nutrisi yang baik mendukung sistem kekebalan tubuh, kekuatan tulang, dan membantu menjaga berat badan yang sehat, yang mengurangi beban pada sendi.

Pentingnya Tim Multidisiplin

Manajemen hemofilia yang optimal memerlukan pendekatan tim multidisiplin yang melibatkan berbagai spesialis:

Akses ke pusat perawatan hemofilia (Hemophilia Treatment Center/HTC) yang terpusat adalah ideal, karena fasilitas ini menyediakan layanan komprehensif dari tim multidisiplin yang berpengalaman.

Aspek Keuangan dan Akses Pengobatan

Pengobatan hemofilia, terutama terapi pengganti faktor, bisa sangat mahal. Akses terhadap obat-obatan dan perawatan medis yang memadai menjadi tantangan di banyak negara. Penting untuk mencari informasi tentang program bantuan pemerintah, asuransi kesehatan, atau organisasi pendukung yang dapat membantu meringankan beban finansial dan memastikan akses terhadap perawatan yang diperlukan.

Peran Komunitas dan Organisasi Pendukung

Komunitas dan organisasi pendukung memainkan peran krusial dalam kehidupan penderita hemofilia. Mereka tidak hanya menyediakan informasi dan advokasi, tetapi juga menawarkan jaringan dukungan emosional dan praktis yang tak ternilai harganya. Di seluruh dunia, ada berbagai asosiasi hemofilia nasional dan internasional yang berdedikasi untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.

Organisasi-organisasi ini seringkali berperan dalam:

Bergabung dengan organisasi semacam ini dapat memberikan rasa memiliki dan memberdayakan individu untuk mengambil peran aktif dalam manajemen kesehatan mereka.

Penelitian dan Harapan di Masa Depan

Bidang penelitian hemofilia terus berkembang pesat, membuka harapan baru untuk penanganan yang lebih baik dan bahkan potensi penyembuhan. Beberapa area penelitian yang menjanjikan meliputi:

Kemajuan ini menunjukkan masa depan yang cerah bagi penderita hemofilia. Dengan inovasi yang berkelanjutan, harapan untuk hidup bebas pendarahan dan dengan kualitas hidup yang optimal semakin menjadi kenyataan.

Kesimpulan

Hemofilia adalah kondisi genetik kronis yang memengaruhi kemampuan darah untuk membeku, menyebabkan pendarahan yang berkepanjangan dan potensi komplikasi serius. Namun, dengan kemajuan signifikan dalam diagnosis dan pengobatan, penderita hemofilia kini dapat mengelola kondisi mereka secara efektif dan menjalani kehidupan yang produktif. Pemahaman mendalam tentang jenis hemofilia, gejala, proses diagnosis, serta berbagai pilihan terapi—mulai dari terapi pengganti faktor profilaksis, obat non-faktor inovatif seperti emicizumab, hingga terapi adjuvan—adalah krusial.

Manajemen hemofilia adalah upaya kolaboratif yang melibatkan pasien, keluarga, dan tim medis multidisiplin. Edukasi yang berkelanjutan, kepatuhan terhadap rencana pengobatan, praktik pencegahan pendarahan yang cermat, serta dukungan psikososial dan komunitas, semuanya berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup. Meskipun tantangan masih ada, terutama dalam hal akses pengobatan dan pencegahan komplikasi seperti inhibitor dan artropati, penelitian yang terus-menerus memberikan harapan besar untuk penanganan yang lebih baik dan bahkan potensi penyembuhan di masa depan.

Dengan informasi dan dukungan yang tepat, individu yang hidup dengan hemofilia dapat mengendalikan kondisi mereka, meminimalkan dampak pendarahan, dan meraih potensi penuh mereka dalam kehidupan. Komitmen terhadap perawatan diri dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia adalah langkah-langkah penting menuju masa depan yang lebih sehat dan sejahtera bagi setiap penderita hemofilia.